35. Ikut Campur?

329 15 0
                                    


☀☀☀

Suatu hari seseorang akan menyadari.
Arti penting dari keberadaan teman yang sesungguhnya.
Untuk melindungi, bukan saling menyaingi.
Untuk tertawa, bukan menciptakan duka.

☀☀☀

"Oh, jadi lo dan geng lo yang berani ikut campur masalah adik gue?"

Fandi menatap jengah lelaki dan segerombolan itu. Dan di sampingnya, ada Gyan, Luvi, dan Yasfa yang kebetulan mereka mau pulang bersama.

Bye the way, karena Yasfa dan Luvi sering terpeleset saat memanggil Arya, jadi lelaki itu memilih agar dipanggil Gyan saja. Tapi tidak untuk Fandi. Dia lebih suka memanggilnya dengan panggilan Arya. Jadi jangan bingung kalu nanti lelaki itu akan ada dua panggilan!

Back to topic!

Kejadiannya...

Saat mau pulang, mereka berempat dihadang oleh segerombolan siswa sekolah lain. Dan jelas dari seragamnya, Fandi tau betul siapa mereka.

Kini Fandi tengah melipat tangannya, maju selangkah dari tiga orang di sampingnya, dan menatap malas gerombolan siswa itu.

"Apa mau lo?"

Lelaki itu tersenyum miring. "Kagak usah ganggu urusan adek gue dan perempuan itu!"

Fandi melihat arah tunjuk jemari itu. Dan ternyata, jemari itu mengarah ke Luvi. Fandi menghela napas panjang.

'Sudah gue duga!'

"Lo juga ngapain ke sini? Sudah jelas kan, kalau ini urusan perempuan. Adik lo dan mantan gebetan gue," jelas Fandi dengan senyum miring di terakhirnya.

Lelaki itu terkekeh. "Oh, sekarang sudah mantan."

Luvi mengernyit. Ini apa maksudnya menyangkut pautkan namanya? Dan apa kata tadi?

Mantan?! M-A-N-T-A-N?!

"Ah, sudahlah! Gue kesini hanya ingin beri perhitungan sama lo. Kata adik gue, lo dan geng lo sudah menghancurkan rencananya," terang lelaki itu.

Fandi menyeringai. "Seperti biasa lo selalu main keroyok saat gue sendiri."

Lelaki itu tertawa. Ia kemudian menggerakkan jari tangannya, mengisyaratkan pasukannya untuk mendekat ke arah Fandi.

Lima lawan satu.

Pertempuran yang sangat tidak adil.

"Kalian mundurlah!" suruh Fandi pada Gyan, Luvi, dan Yasfa.

Setelah dirasa temannya sudah agak menjauh, ia merilekskan lehernya dan mulai mengambil ancang-ancang dengan membentuk kuda-kuda.

"Majulah!"

Dan seketika, terjadilah pertarungan sengit Fandi melawan lima pasukan lelaki itu.

Yasfa yang melihatnya sampai harus menahan ngilu saat berkali-kali Fandi mendapat tendangan dan pukulan dari lawannya.

Fandi menangkis semua serangan musuhnya dengan lihai. Sepertinya ilmu bela dirinya berguna. Tapi sekuat juga ia bertahan, serangan bertubi terus dihadapinya.

"Serang dia! Jangan biarkan dia berdiri, kalau bisa!"

Lelaki itu tau kalau Fandi sekarang mulai lelah, dilihat dari tangkisannya yang mulai lengah. Tapi Fandi tetap melakukan perlawanan.

Sedang seseorang yang tak jauh darinya tengah bersedekap sambil memutar bola matanya malas.

'Dasar keras kepala.'

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang