Luvina pov"Orang tua lo dulu pernah menyelamatkan perusahaan Ayah gue di ambang kehancuran, Lu. Saat perusahaan Ayah kehilangan banyak investor dan saham, Papa lo datang. Papa lo menyumbang sahamnya agar perusahaan Ayah gue bisa normal kembali. Berkat itu, perusahaan Ayah gue bisa meningkat pesat sampai sekarang. Karena itu, gue datang ke kehidupan lo untuk balas budi. Gue ucapin terima kasih banyak."
Gue tidak meragukan Gyan sama sekali. Benar kata Mama, dia memiliki pemikiran yang begitu dewasa. Bahkan dia juga cerita kalau dia harus merencanakan sendiri segala persiapan dan tak-tiknya.
Gyan memang orang nomor satu yang berhasil mengajari gue banyak hal. Berkat dia, cerita SMA gue kagak suram.
1. Dia berhasil mengalihkan amarah gue dengan pertanyaan untuk lomba fisika yang menumpuk. Kalau bukan dia dulu yang usul gue ikut, mungkin banyak korban yang gue keluarin dari sekolah.
2. Dia berhasil mengembalikan suasana keluarga gue. Ya, yang ini tidak usah diragukan.
3. Dia orang pertama yang berhasil membuat gue jadi orang paling plin-plan di dunia dengan kelakuan kagak jelasnya itu. Ikut geng, tawuran, kutu buku, pemain basket, atau murid teladan guru.
Sudahlah! Yang lalu biarlah berlalu. Tapi sekarang, lihatlah!
Gyan membawa gue ke kerumunan orang yang bertopeng. Setelah enam tahun berlalu, ternyata dia masih tetap saja absurdnya nggak ketulungan.
"G-Gy."
Gue takut. Tapi setelah mereka membuka topengnya, gue terkejut senang.
Geng Mafia?!
"HAY, LUV!!" -- "WOY!!" --- MAKIN CAKEP AJE LO!!"
Gue tidak tau ini dalam rangka apa, tapi seluruh anggota geng dulu sewaktu SMA diundang ke sini. Uniknya lagi, makan-makan diadakan di area terbuka restoran. Jadi hawa malam yang sejuk bisa kami rasakan di sini.
"Kalian datang juga kemari?"
Fandi dan Yasfa maju dari kerumunan.
"Nih, salahin si monster ini yang nyuruh!"
"Yeeee... Emang lo nya aja kan, yang kalau soal makan kagak nolak?"
Yasfa diam. Fandi kemudian mencolek pipi Yasfa.
"Kalo iya bilang aja kenapa sih, yang?"
Kemudian, seluruhnya ramai karena kata 'ciyee...' dan suara siulan.
"TEMAN-TEMAN!!!"
semua yang ada di sana menoleh ke sumber suara. Nah, ini yang ditunggu-tunggu. Ryan datang dengan Edo sambil membawa nampan penuh gelas berisi sirup.
"WAKTUNYA MAKAN!!"
"YUHUUU!!""
Sebenarnya tidak terlalu banyak, karena banyak juga anggota yang sulit dihubungi. Tapi tidak apa lah. Sebagai perwakilan. Dan pada akhirnya, kami memutuskan duduk melingkar di sana.
"Ciyee.. Yang sekarang ketemu ciye...." Ledek Yasfa. Masih sama saja dia.
"Cieee...."
Biasanya gue akan langsung marah pada Yasfa bila sudah diledek begitu. Tapi gue kali ini hanya tersenyum simpul.
"Ciyeee.... Yang bentar lagi mau nikahan ciyeee...." giliran Gyan ngeledek Yasfa.
"Oh iya! Bos Fandi kan udah ngelamar Neng Yasfa," Celetuk Ryan.
"Etcieeee...."
Fandi tak mau kalah. "Yang nemu mantannya di Singapura ciyeeee...."
"Etcieeee......"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Fiksi RemajaIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...