Gaun pesta

6.4K 290 3
                                    

Selepas mengerjakan tugas, arin langsung diantar pulang oleh shila.

Sesampainya dirumah, arin merebahkan tubuhnya diatas sofa merah.

Arin mengambil ponselnya yang sedari tadi ia letakkan didalam tas kecil yang selalu dia bawa kemana mana.

Lalu Arin membuka aplikasi Instagramnya dan melihat Arga memposting foto bersama dirinya.

Entah mengapa arin tersenyum ketika melihat arga memposting foto dia dan dirinya.

Arga :
"keluar rumah! gue didepan"

Arin membulatkan matanya lebar lebar.

"Perasaan gue baru selonjoran" gumam Arin sambil beranjak bangun dari sofa itu lalu keluar rumah untuk menemui Arga.

"Ngapain?" Tanya Arin ketus tanpa basa basi.

"Ganti baju cepet! gue tunggu 10 menit"

"Ha?!"

"Cepet" ucap Arga penuh penegasan.

Arin melangkahkan kakinya malas malas menuju kamarnya yang harus melewati anak tangga terlebih dahulu.

"Gue make baju mana ya? ini aja kali ya? bagus ga ya? pake ini aja deh" gumam Arin pada dirinya sendiri.

Arin mengenakan jumpsuit pendek berwarna biru muda, dengan rambut yang diikatnya asal tak lupa juga tas kecil berwarna putih keemasan yang ia kenakan.

Arga terpaku melihat arin, sebegitu cantiknya arin.

Arga melepas kunciran rambut arin, membiarkan rambut coklat arin tergerai.

"Ngapain dilepas sih kuncirannya" omel Arin.

"Lo lebih cantik kalau digerai, cepet masuk ke dalam mobil"

Arin menyandarkan kepalanya di jendela mobil sambil menatap datar jalanan.

***

"Eh si Arga mana? Tumben ga kesini" tanya Fino sambil terus menghisap rokoknya.

"Masih makan kali, kan emaknya nyambel" jawab Alaska asal asalan.

"Aduh!!" Pekik Alaska kesakitan sambil mengusap kepalanya yang terkena jitakan dari Rangga.

"Eh bentar bentar, Dhirga nelpon gue" ucap Alaska sambil mengangkat ponselnya lalu menjauhkan diri dari teman temannya.

"Halo"

"....."

"Ha? Lo serius?"

"....."

"Gue kesana sekarang!"

Ucap Alaska sambil mematikan sambungan telepon Dhirga.

"Kenape lo?" Tanya Fino.

"My kumis hilang"

"Bodo ah, gue kira mah kenapa gitu ya. Lah ini timbang kucing kampung hilang, paniknya kaya kehilangan sempak yang masih ngutang" cibir Fino.

Alaska hanya menyengir cengengesan.

***

"Yu turun" ajak Arga sambil keluar dari mobilnya.

Arin ikut turun, demi apapun sebenarnya dia sangat malas jika diajak pergi ke sebuah pusat pembelanjaan, lagi pula Arin masih mengantuk.

"Mau ngapain kesini?" Tanya Arin.

"Ngapain ke udah gede ini" jawab Arga datar.

Arga menggandeng tangan Arin lalu berjalan berdampingan. Arin menatap Arga aneh. Mereka terlihat layaknya seperti seorang kekasih, tetapi nyatanya mereka hanya teman.

"Nih buat lo" Arga memberikan Arin es krim yang dibalut dengan coklat.

"Ah sukaaa!! Makasih" ucap Arin lalu memakan es krimnya.

"Kalo makan tuh jangan belepotan" Arga mengambil beberapa tissue lalu membersihkan es krim yang masih belepotan di pipi Arin.

Arin segera menyembunyikan wajahnya dari Arga, Arin sangat malu, terlebih lagi jika Arga melihat kalau pipi Arin merona merah.

"Sebentar" ucap Arga sambil pergi meninggalkan Arin.

"Ditinggal tinggal terus gue" Arin bergumam kesal.

10 menit kemudian Arga kembali.

"Nih buat lo, gue sengaja beliin ini buat lo! Pokoknya gue mau lo malam Sabtu make gaun ini! Ga ada bantahan apa lagi penolakan!" Ucap Arga tegas.

"Tap..tapi kan"

"Kan gue bilang ga ada bantahan apalagi penolakan! Pokoknya besok malam lo gue jemput jam 8, soalnya kita bakal datang ke pesta ulang tahun pernikahan nyokap gue, dan nyokap gue nyuruh gue ngundang lo" jelas Arga panjang lebar.

Arin hanya terdiam ditempatnya.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang