Broken heart (shila)

3.8K 141 0
                                    

- author POV -

Suasana kantin yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi membuat Indy dan Fino tidak mau beranjak.

Mereka berdua sedang asyik asyiknya mengobrol ria, tidak peduli dengan senior maupun junior yang berlalu lalang di kantin.

"Heh kalian!" Panggil Bu Nina, suara sangarnya membuat nyali Indy dan Fino menciut.

"Eh ibu" Fino cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bel istirahat belum berbunyi, ko sudah ngacir duluan ke kantin?" Tanya Bu Nina.

"Eum anu Bu, tadi Indy maagnya kambuh, makanya saya temenin dia ke kantin" ucap Fino.

"Benar Indy?" Bu Nina menyipitkan matanya.

Fino memberi kode ke Indy supaya Indy segera bilang 'iya'

"Eum, iya Bu"

"Lain kali jangan begitu lagi! Udah kalian balik lagi ke kelas! Kurangin dulu pacar pacarannya" tegas Bu Nina. Sementara yang diomeli hanya mengangguk sambil cengengesan.

"Kita duluan ya Bu" pamit Indy.

Bu Nina mengangguk.

Fino menarik pergelangan tangan Indy kemudian mengajaknya untuk kembali ke kelas. Sepanjang perjalanan mereka saling bersenda gurau.

Sesampainya di kelas, Indy langsung mendapat tatapan mematikan dari Olivia.

"Ngapa lo?" Tanya Indy kemudian duduk di bangku nya.

"Lo kan yang ngumpetin tempat makan gue?!" Ucap Olivia to the point.

"Hehehe" Indy cengengesan menampilkan deretan giginya yang rata.

Olivia memutar bola matanya malas. "Untung aja gue ga jadi dihapus dari kartu keluarga"

"Kalo dihapus kan lo bisa tinggal disaung dekat rumahnya si Dhirga" ucap Vira enteng.

"Anjai, jadi nax camp nanti" Shila menimpali.

Sementara Indy dan Vira hanya tertawa di tempatnya.

***

Selepas membaca surat dari Raysha, baik Arin maupun Arga sama sama terdiam.

"Kamu pernah di tembak sama Raysha Rin?" Tanya Arga hati hati.

Arin menoleh ke arah Arga. "Pernah"

"Terus kamu bilang apa?"

"Aku bilang 'jangan dekat dekat sama gue lagi, nanti singa gue ngamuk' hahaha" ucap Arin kemudian tertawa.

"Dasar kalong"

"Bodo"

"Makan yuk" ajak Arga.

"Yuk!" Arga segera menggandeng tangan Arin kemudian membawanya ke kantin.

Saat melewati koridor kelas 11 IPA 1, tiba tiba saja ada Dina dan Laras yang menghampiri Arga kemudian mengajaknya berbicara.

"Hai ga" ucap Dina.

"Ya"

"Mau kemana?"

"Kantin"

"Sama siapa ga?"

"Pacar gue"

"Gue boleh ikut ga?"

"Ga"

"Emang kenapa? Kantin kan milik semua, masa gue ga boleh ikut"

"Berisik lo!" Arga segera menarik Arin kemudian melanjutkan perjalanan nya menuju kantin.

"Kamu singkat banget kalo ngomong sama Dina" ucap Arin.

"Kan aku pengennya jadi cowok yang banyak ngomong ke kamu tapi irit ngomong ke cewek lain" ujar Arga santai.

"Hiyahiya kontet"

Arga mengacak pelan rambut Arin. "Aku tinggi ga kaya kamu pendek, jadi jangan manggil kontet"

"Iya tinggi"

Arin dan Arga melihat Laras dan Rangga yang sedang berbicara didepan kelas. Tanpa sadar, Arin ikut menguping pembicaraan mereka berdua.

"Makasih ya rang kemarin kamu udah nganterin aku pulang" ucap Laras sambil merapikan rambut Rangga.

Rangga dengan segera langsung menepisnya "Ya"

"Hm, nanti kamu bisa nemenin aku ke rumah sakit?" tanya Laras.

"Gabisa"

"Yah kenapa?"

"Sibuk"

Laras menghembuskan nafasnya pelan.

"Rangga!" panggil Arin.

Rangga menoleh ke arah Arin dan Arga yang sedang berjalan menuju arahnya.

"Eh Rin" sapa Rangga.

Arin menatapnya sinis. Kemudian gadis itu segera berlari menuju ke kelasnya. Sesampainya dikelas, Arin langsung mendapatkan tatapan aneh dari teman-temannya.

"Kenapa lo kaya abis maraton" ucap Shila.

"Itu anu"

"Abis ketemu siapa sih?" tanya Shila.

"Ini.. si dinosaurus"

"Ngaco lo"

"Suer" ucap Arin sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Shila beranjak dari tempat duduknya.

"Eh shil, mau kemana lo?" tanya Arin.

"Buang mantan, eh maksudnya buang sampah" jawab Shila.

"Eh jangan" Arin berusaha mencegahnya karena didepan kelas sedang ada rangga dan Laras.

"Kenapa?" Shila mengerutkan keningnya.

"Hmm.. anuu"

"Anu apa sih?"

"Hmm.."

"Ah gajelas lo, udah ah gue mau keluar" ucap Shila berlalu pergi.

Arin terus mencegahnya sambil tetap mengikuti Shila dari belakang.

"Jangan keluar" ucap Arin.

"Bi.." ucapan Shila terpotong ketika melihat Laras yang sedang memeluk erat tubuh Rangga. Mulut Shila merapat, tubuhnya kaku, nafasnya tidak karuan, hanya ada air mata saja yang mengalir deras di pipinya.

Rangga melihat Shila, kemudian ia segera mendorong tubuh Laras.

"Brengsek!" umpat Shila. Air matanya kembali mengalir, tetapi ia segera menghapus air matanya dengan kasar. Shila berlari tak tau kemana. Rangga ingin mengejarnya tetapi tangannya sudah dicekal oleh Laras.

"Biarin aja, alay banget dia jadi cewek" ucap Laras.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang