"Ga, gue mau pulang" ucap Arin yang masih sibuk dengan rambutnya.
"Iya, gue anter ya" jawab Arga sambil membelai mesra rambut Arin.
'omg! apa coba maksudnya dari tadi ngebelai rambut gue mulu?! plis rin, jangan sampe lo baper sama manusia aneh ini' batin Arin.
Arga mengambil mobilnya lalu mengantarkan Arin untuk pulang ke rumahnya.
"Rin" panggil Arga yang masih fokus menyetir.
"Hm" jawab Arin sambil menahan kantuknya.
"Rin"
"Apa?" Arin menoleh ke arah Arga yang masih sibuk dengan kegiatan menyetirnya.
"Arin"
"Apa Argaa" Arin bertanya kesal.
"Kalau seandainya gue suka beneran sama lo gimana?" Ucap Arga santai.
"HA?!" Arin membulatkan matanya. Kantuknya hilang tiba tiba mendengar ucapan Arga. Mana mungkin Arga bisa suka dengannya.
"Kenapa?"
"Gpp"
"Jadi gimana nih Rin, kalau gue suka beneran sama lo gimana?"
"Ya mana gue tau, kan lo ini yang suka sama gue, gue nya si engga"
"Oke kalau gitu, mulai sekarang kita pacaran!" Ucap Arga datar.
"Lo nembak gue?"
"Kalau lo ditembak ya mati lah!"
"Ih" Arin mendengus sebal.
"Jelek lu kalo ngambek" ucap Arga yang masih fokus dengan kegiatan menyetirnya, sekali kali Arga melirik gadis yang berada disampingnya.
"Songong lu"
"Hehehe, bercanda Rin"
"Terus ki..kita beneran pacaran?" Tanya Arin ragu ragu.
"Iya sayang"
'ah rasanya mau saltooo!' batin Arin.
Arga memasuki perkomplekan rumah Arin, lalu memberhentikan mobilnya di depan pagar putih menjulang tinggi. Saat Arin beranjak untuk keluar dari mobil, Arga menarik pergelangan tangan Arin.
"Rin, thanks"
"For what?" Tanya Arin bingung.
"Udah terima gue jadi pacar lo"
"Hiya hiya hiya" Arin tersenyum kepadanya lalu turun dari mobil Arga. Arga membalas senyumnya lalu melajukan mobilnya dari rumah Arin.
Arin memasuki rumahnya, rumah yang sepi, hening, sepertinya mama papa dan abangnya sudah terlelap tidur. Arin melangkahkan kaki menuju ke kamarnya, tiba tiba ponselnya berbunyi.
Arga :
"Good night 🐒"Arin :
"Night to 🐷"Arga :
"Ga ada yang bagusan dikit emotnya?WKWK"Arin :
"😈 Tuh"Arga :
"Devil? Kan aku baik"Arin :
"Hiya hiya hiya"Arga :
"Tidur gih!"Arin mematikan ponselnya lalu segera tidur.
***
Cahaya matahari terpancar terang, menembus kamar Arin. Arin membuka matanya perlahan lalu segera beranjak bangun dari tidurnya.
Arin membereskan kasur, lalu segera mengambil ponselnya yang berada di meja belajar.
"Ha?154 panggilan tak terjawab dan 515 pesan dari Arga?tumben banget hahaha" gumam Arin pada dirinya sendiri.
Saat Arin hendak mandi, ponselnya berdering dan ternyata Arga yang menelponnya.
"Halo"
"Gue otw kerumahnya lo sekarang! Prepare yang cantik!"
Baru saja Arin ingin menjawab, tetapi sambungan telepon itu malah dimatikan oleh Arga.
Arin segera pergi mandi. Lalu setelah mandi Arin memilih milih pakaian yang akan ia pakai hari ini. Arin mengenakan celana panjang berbalut dengan kaos putih polos disertai jaket sebagai luarannya. Arin membiarkan rambutnya tergerai, ia memoles wajahnya tipis.
Arin menuruni beberapa tangga, tiba tiba terdengar suara seseorang yang memanggilnya.
"Rin, mau kemana kamu?"
"Eh mama, ini mah mau jalan sama Arga" ucap Arin malu malu.
"Cie anak mama sekarang sudah besar yah! Sudah ngerti pacar pacaran" goda winda.
"Iyalah ma, masa iya Arin harus kecil terus" Arin mendengus kesal.
Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu, Arin dan mamanya segera menghampiri.
"Assalamualaikum Tante" ucap Arga sambil menyalami mamanya Arin.
"Waalaikum salam Arga, mau kemana nih sama Arin?"
"Ini Tante, jalan jalan aja hehe"
"Oh ya udah, jagain Arin ya!"
"Siap Tante" Arga mengangguk tegas bagai seorang prajurit yang patuh pada rajanya.
Arga menggandeng tangan Arin lalu menyuruh Arin memasuki mobilnya.
"Ini mau kemana si ga?" Tanya Arin.
"Ikut aja, lo pasti suka"
Manusia aneh! Kemarin ditelpon manggilnya aku kamu, sekarang gue lo! Huh.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di tempat yang dituju. Arga mengajak Arin untuk menuruni mobilnya.
"Ga ini dimana?" Ucap Arin melihat danau yang diapit oleh bukit bukit yang berada disamping kanan dan kiri danau itu.
"Danau" jawab Arga dingin.
"Tau ah"
"Jangan ngambek dong! Nanti cantiknya hilang! Senyum Arina priscilla" goda Arga sambil memegang kedua pipi Arin.
Arin tersenyum singkat.
"Senyum Arin ga begitu"
"Terus gimana?" Tanya Arin.
"Senyum kecut"
"Ga"
"Hehehe" Arga tertawa kecil.
"Hahaha" Arin membalas tawa Arga lalu mengambil kamera untuk mengabadikan momen indah.
"Jangan ketawa!" Ucap Arga.
"Kenapa?" Tanya Arin sambil menjepret foto danau disertai bukit bukit yang menurutnya sangat indah.
"Terlalu manis" ucap Arga sambil tersenyum kecil ke Arin lalu mencubit kedua pipi Arin.
"Aduh..!" Arin memekik kesakitan.
Arga hanya tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argarin [END]
Teen FictionTerimakasih pernah ada, HIGHEST RANK : #4 IN TAWA (10/07/2019) #10 IN ARGA (10/07/2019) #16 IN ARIN (10/07/2019) #1 IN ALASKA (22/06/2019) #5 IN OLIVIA (15/01/2020) #1 IN SHILA (16/01/2019) #9 IN RANGGA (16/06/2020) #1 IN BRENGSEK (16/01/2020) #10 I...