Raja Ratu Averus

5.1K 191 10
                                    

Mentari pagi kembali menampakkan sinarnya. Membuat seseorang membuka matanya perlahan.

"Sayang, bangun. Kamu harus lomba!" Ucap Winda seraya membangunkan Arin.

Mata Arin mengerjap beberapa kali. "Iya mah"

Arin segera bangun dari tempat tidurnya. Lalu bergegas mandi. Selepas mandi, ia langsung mengenakan baju adat.

"Harus banget make up nih?" Ucap Arin memegang beberapa peralatan makeup.

Winda menaiki tangga menuju kamar Arin. Ia berjalan tidak sendirian, tetapi ditemani oleh 2 pegawai butiknya.

Tok tok tok

"Masuk aja mah" teriak Arin dari dalam.

Winda dan 2 pegawainya memasuki kamar Arin. "Kamu di dandani sama mba sela" ucap Winda menunjuk salah satu pegawainya.

Arin mengangguk lalu segera duduk didepan meja rias. Sambil menunggu sela mendandani. Tia, pegawai salah satunya lagi membantu Arin untuk merias rambut. Ia membuat konde disertai dengan pernak pernik nya yang membuat Arin terlihat lebih cantik.

Setelah menunggu beberapa menit, riasan Arin sudah selesai. Arin memandangi wajahnya di cermin. Ia terpesona oleh dirinya sendiri.

"Cantiknya anak mamaaa.." ucap Winda kagum. Arin hanya menyengir menampilkan deretan gigi putihnya.

Winda langsung mengajak Arin sarapan dikarenakan Ferdi dan Rayhan sudah menunggunya.

"Lo Arin?" Tanya Rayhan bingung saat melihat Arin duduk tepat didepannya.

Arin memutar bola matanya malas. "Iyalah, ngapa? Baru sadar lo kalo gue cantik?"

Rayhan hanya mendengus. Ferdi, yang melihat putri bungsunya itu langsung berdecak kagum.

"Cantik banget princess nya papaa" ucap Ferdi.

"Iyalah pa.. siapa dulu mamanya" ucap Winda sambil mengambilkan suaminya itu sepiring nasi.

"Yeh, siapa dulu lah papanya" cibir Ferdi tak mau kalah.

"Udah udah, siapa dulu lah abangnya" pede Rayhan.

"Ih apa sih, ko pada berebut?!" Arin mendengus kesal.

"Hehe, Rin nanti kamu papa anter" ucap Ferdi. Sementara Arin hanya mengangguk.

***

Arga bangun dari tidurnya. Kemudian bergegas untuk mandi. Setelah mandi, Arga langsung memakai pakaian adat.

Arga bercermin menatap pantulan wajahnya. "Ganteng juga ya gue ekekek"

Sonya memasuki kamar anaknya sambil membawa segelas susu. "Waaahhh, tumben sudah rapih?" Tanya Sonya.

"Kan lomba" jawab Arga datar.

Sonya hanya tersenyum lalu segera memberi Arga segelas susu. "Minum, biar kamu semangat"

Arga segera meminum susu itu.

Arga terlihat lebih gagah saat memakai baju adat itu. Ditambah lagi dengan rambutnya yang masih basah, membuatnya lebih tampan dari biasanya.

Sonya segera merapikan rambut anaknya dengan jari jarinya.

"Pakai blankonya" titah Sonya. Arga segera memakainya. "Wajah kamu perlu dibedakin sedikit" ucap sonya sambil mengambil bedak.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang