Senin pertama

3.6K 149 0
                                    

Jam 06.30 Arin sudah rapih dengan mengenakan seragam putih abu-abu nya. Ia membiarkan rambutnya terurai ke bawah, menampilkan kesan yang feminim.

Arin menuruni anak tangganya. Ia tak berminat untuk sarapan.

"Rin, kamu ga sarapan?" Tanya Winda lembut.

"Ga lapar" ucap Arin.

"Arin berangkat dulu! Assalamualaikum" pamit Arin ke orang tuanya.

Didepan gerbang rumah Arin sudah ada Arsya yang sedang berdiri sambil menyender di mobilnya.

"Pagi Rin" sapa Arsya.

Arin menatapnya sinis.

"Lo masih marah ya sama gue? Apa lo udah benci sama gue?" Tanya Arsya.

"Cepat berangkat, nanti gue telat" ucap Arin tanpa membalas pertanyaan Arsya.

Arsya membukakan pintu untuk Arin, setelah itu ia mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sepanjang perjalanan mereka berdua asik dengan pikirannya masing masing. Sehingga tidak terasa jika mereka berdua sekarang sudah sampai disekolahnya Arin.

Arin menuruni mobilnya Arsya, diikuti dengan Arsya yang ikut turun. Arsya menarik pergelangan tangan Arin.

"Paansi" tanya Arin.

"Maafin gue.." ucap Arsya.

Arin hanya terdiam tanpa kata-kata. Kemudian gadis itu melepaskan tangannya yang sedari tadi dipegang oleh Arsya.

Memasuki sekolahnya dengan perasaan kacau, itulah yang Arin rasakan.

"Ini kali ruang ulangan gue ya.." ucap Arin kemudian memasuki kelas itu.

Arin meletakan tasnya diatas meja kemudian gadis itu menenggelamkan wajahnya diatas kedua tangannya.

"Rin" panggil Arga.

Arin mengangkat kepalanya kemudian menoleh ke arah Arga. Arga tersenyum tatapan mata yang Arga berikan sangat hangat. Sehingga mampu menenangkan hati Arin.

"Udah belajar kan?" Tanya Arga. Arin mengangguk.

"Tadi berangkat sama siapa?" Tanya Arga.

"Arsya" jawab Arin singkat.

"Ooh, oke" ucap Arga.

"Maafin aku ga, aku udah berusaha buat ngejauhin Arsya, tapi dianya yang terus terusan ngedeketin aku" lirih Arin.

Arga mengusap rambut Arin. Berusaha menenangkan.

"Padahal akun sosmednya dia semuanya udah aku blokir, aku cuma ga mau kamu mikir yang macem macem tentang aku sama Arsya" sambung Arin.

"Rin, kalo kamu ga suka sama dia, ga usah nyakitin hatinya. Dengan cara kamu ngeblokir semua sosmednya, itu sama aja kamu buat dia sakit. Bersikap biasa aja sama dia" ucap Arga lembut.

"Tapi kan ada hati yang harus aku jaga" lirih Arin.

Arga tersenyum. "Aku percaya sama kamu"

***

Kelas 11 IPA 2 satu ruang ujian dengan kelas 10 IPA 1. Arga duduk dengan cewek, sedangkan Arin duduk dengan cowok.

Matematika, jadwal ulangan pertama hari ini. Beruntunglah karena pengawas diruang Arin pak Harto.

"psttt psttt, Arga Arga.." panggil Fino dengan suara berbisik.

Arga menoleh ke arah suara. Kemudian ia mengangkat alisnya, seolah olah sedang bertanya 'kenapa'

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang