Vira dan Rafa

4.2K 178 1
                                    

Arin memarkirkan motornya digarasi rumahnya. Kemudian gadis berparas cantik itu segera memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Arin sambil membuka pintu.

"Waalaikum salam, eh non udah pulang. Makan dulu yuk!" Ujar Bi asih, asisten rumah tangga Arin.

"Ntar aja bi, Arin ga lapar. Oiya, mama mana?" Tanya Arin sambil celingak-celinguk mencari keberadaan mamanya.

"Mama ke butik non"

Arin hanya manggut-manggut ditempatnya.

Sesaat, ponsel Arin berbunyi. Arin melihat ke arah ponselnya, ternyata ada pesan dari Arga.

Arga :
Jalan yuk? Aku jemput 10 menit dari sekarang!❤️

Arin tersenyum membacanya, kemudian ia hendak beranjak menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Gadis itu melemparkan tasnya asal, kemudian segera memilih milih baju yang akan ia kenakan nanti.

"Gausah mandi ah, masih cantik ini" gumam Arin.

Arin mengambil kaos putih polos beserta celana jeans hitam, juga tak lupa flatshoes blue navy yang ia kenakannya.

Arga :
Aku didepan!❤️

Arin segera mengambil tas hitam selempang miliknya. Kemudian ia segera berlari menuju keluar rumah.

"Bi, Arin pamit pergi dulu ya" pamit Arin kepada asisten rumah tangganya.

"Iyaa, hati hati non!" Ucap bi asih.

Arin membuka pintu coklatnya, menampilkan sosok Arga yang berdiri disamping mobil putihnya. Arganya yang tampan, Arganya yang cuek, Arganya yang manja, Arin suka itu.

Arga mengenakan kaos putih polos beserta dengan celana levis hitam 3/4. Rambut yang berantakan, membuat Arganya terlihat lebih tampan.

"Lama?" Tanya Arin menghampiri Arga.

Arga membukakan Arin pintu mobil "Engga"

"Yuk!" Ajak Arga.

Arga segera melajukan mobilnya dengan tenang. Sesekali ia menjahili gadisnya.

"Arga, jangan dicubitin mulu pipi aku, sakitttttt!" Teriak Arin saat Arga mencubiti pipi kanan Arin melalui tangan kiri Arga, sedangkan tangan kanannya ia fokuskan untuk memegang kemudi.

"Lucu kamu kalo ngambek" ledek Arga yang langsung mendapat pukulan keras dilengannya.

"Aduh aduh, kamu jangan KDRT dong" rengek Arga sambil memegangi lengan kirinya.

"Makanya jangan dicubitin terus" ketus Arin.

"Iya deh engga lagi, janji ko" ucap Arga.

Arga kembali fokus dengan kegiatan menyetirnya. Sesekali ia melirik gadisnya yang masih sibuk menatap tak minat jalanan.

"Foto Rin, kamu yang megang kameranya" ucap Arga.

Arin tersadar dari lamunannya. Kemudian segera mengambil ponsel Arga. Mereka berdua terlihat sangat serasi saat berpose.

"Kita sebenarnya mau kemana sih?" Gerutu Arin sebal karena sedari tadi belum ada tanda tanda kalau Arga akan memberhentikan mobilnya.

"Bentar lagi sampe sayang" ucap Arga sambil membelai sayang rambut Arin.

30 menit kemudian, Arga memberhentikan mobilnya tepat di depan restoran terkenal yang berada di daerah Jakarta.

Arga membukakan Arin pintu mobil, kemudian Arin menuruni mobilnya.

"Woi ga, datang juga lo" ucap Alaska.

"Kok ada lo?" Tanya Arin bingung.

"Ada teman teman lo juga kali, tuh lagi pada didalam" ujar Gilang.

Arin segera memasuki restoran itu kemudian menghampiri teman temannya yang sudah berada didalam restoran terlebih dahulu darinya.

Sebal, kesini tidak bilang bilang.

"ARIINN" Teriak Indy.

"Apa? Rindu?" Tanya Arin sambil mendudukan bokongnya dibangku yang tepatnya berada disebelah Vira.

"Oh iya, ko lo pada disini?" Tanya Arin.

"Gue diajak sama Rafa"

"Gue diajak sama Alaska"

"Gue diajak sama Rangga"

"Gue diajak sama Fino"

Arin hanya ber-oh ria.

"Tau gitu, mending kita berangkat nya bareng bareng aja, mumpung tadi mobil dirumah gue nganggur" ujar Shila sambil menyeruput hot chocolatenya.

Tiba tiba saja dari belakang Arga merangkul Arin kemudian duduk disebelahnya.

Begitu pun dengan Rangga, Fino, dan Alaska mereka bertiga juga memilih untuk menduduki bangku yang kosong.

"Perhatian semuanya, tes tes.." Rafa berbicara melalui mikrofon, kemudian ia duduk dibangku solo berwarna merah sembari membawa gitar ke atas panggung.

"Disini gue mau nyanyi buat someone gue" ucap Rafa yang langsung menjadi pusat perhatian oleh pengunjung restoran.

"Ngapain tuh si Rafa?" Tanya Vira bingung.

"Mau numpang ngamen kali" ucap Olivia asal.

"Dengerin dulu coba" Vira mendengarkan lantunan gitar yang mulai Rafa petik.

Nada demi nada membuat Vira terbawa suasana. Suasana tenang dan rileks. Rafa memulai aksinya, ia menyanyikan lagu menemukan mu - seventeen.

"Kini ku menemukanmu..
Berjanji tuk sehidup semati..
Sampai akhir sang waktu..
Kita bersama tuk selamanya..

"Separuh langkahku..
Saat ini, berjalan tanpa terhenti..
Hidup ku bagaikan keringnya dunia..
Tandus tak ada cinta..

"Hati ku mencari cinta ini..
Sampai ku temukan yang sejati..
Walau sampai letih ku kan mencarinya..
Seorang yang ku cinta, ooo..

"Kini ku menemukanmu..
Diujung waktu ku patah hati..
Lelah hati menunggu..
Cinta yang selamatkan hidupku..

Kini ku telah bersama mu..
Berjanji tuk sehidup semati..
Sampai akhir sang waktu..
Kita bersama tuk selamanya.."

Tepukan tepukan tangan telah Rafa dapatkan dari semua pengunjung restoran. Rafa tersenyum ramah kepada semua pengunjung.

"Sebenarnya, disini gue mau mengungkapkan sesuatu.." Rafa menggantung ucapannya. Membuat semua pengunjung restoran terdiam sambil terus memperhatikannya.

"Zavvira Melody, Will you be my girlfriend?" Tanya Rafa sambil berdiri diatas panggung.

Pengunjung restoran langsung berteriak heboh. Sesekali mata mereka mencari cari gadis yang telah membuat Rafa luluh.

Vira menyembunyikan pipinya yang blushing. Tanpa sadar, ia tersenyum.

Alaska menyuruh Vira untuk naik diatas panggung.

Vira berjalan menghampiri Rafa. Rafa memperhatikan Vira, ia sangat takut jika cintanya ditolak oleh Vira. Semua mata tertuju pada Rafa dan Vira.

Perlahan lahan, Vira menarik nafasnya. "Yes, i will"

Rafa tersenyum kemudian dengan segera, cowok bertubuh jangkung itu segera menarik Vira ke dalam pelukannya.

Pengunjung restoran bersorak gembira, mereka sangat senang melihat dua sejoli ini yang sedang di mabuk asmara.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang