Pengambilan rapot

3.5K 125 7
                                    

Pagi sudah tiba, matahari mulai menampakkan sinarnya dibalik celah celah jendela. Lelaki itu perlahan lahan mulai membuka kedua matanya. Ia melirik sekilas ke arah jam dinding, kemudian dengan secepat kilat ia berlari menuju ke kamar mandi.

Selepas mandi, lelaki itu mulai mengenakan seragamnya, tak lupa juga dengan jambul yang selalu menghiasi rambutnya.

Ia mengambil ranselnya kemudian segera berjalan menuju ruang makan.

"Pagi sayang" sapa Sonya yang masih sibuk mengambilkan Frans sarapan.

"Pagi juga mah" balasnya, datar.

"Hari ini kamu ngambil rapot kan?" Tanya Sonya.

Lelaki itu hanya mengangguk.

"Sarapan dulu ya Arga" ucap Sonya sambil mengambil piring.

"Gausah ma, Arga makan roti aja. Soalnya Arga buru buru, bye!" Ucap Arga berlalu pergi menuju ke garasi untuk mengambil motornya.

Setelah itu, ia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Tidak sampai 20 menit, ia sudah tiba disekolahnya. Ia memarkirkan motornya kemudian segera bergegas pergi menuju ke kelasnya.

Ia berjalan menyusuri koridor kelas 10 yang lumayan ramai. Tak jarang banyak sekali cewek cewek yang menyapanya. Tetapi tidak ia tanggapi.

"Selamat pagi Arga ku" ucap Dina yang tiba tiba saja berdiri dibelakang Arga, kemudian gadis itu bergelendotan manja ditangan Arga.

Arga merasa risih akibat ulah Dina. "Lepas!"

"Ga mau" ucap Dina kekeuh. Arga merasa jika Dina semakin erat bergelendotan di tangannya.

Akhirnya Arga melepaskan tangan Dina dari tangannya secara kasar.

"Arga, ko kasar sih" ucap Dina sambil mengusap ngusap tangannya.

"Karena lo emang pantes buat dikasarin, dasar wanita iblis" ucap Arga berlalu pergi.

Dina mengejar Arga, kemudian memeluknya dari belakang membuat Arga langsung memberhentikan langkahnya.

"Arga, gue sayang sama lo" ucap Dina.

Rahang Arga mengeras, nafasnya memburu, ia risih dengan wanita iblis ini.

"Ga, terima gue jadi pacar lo ya" pinta Dina sambil mempererat pelukannya.

Arga dan Dina tidak sadar jika ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dari tadi.

"Rin" ucap Arga begitu melihat Arin yang sedang menatapnya sambil menangis sendu.

Arin berlari tak memperdulikan panggilan Arga. Ia berlari tanpa tau tujuan. Tak memperdulikan air matanya yang terus mengalir deras dipipinya.

Arga melepaskan pelukan Dina secara kasar. Lalu Arga berbalik badan menatap Dina dengan tatapan mata yang tajam.

"Kenapa ga? Lo nerima gue jadi pacar lo kan?" Tanya Dina dengan pedenya.

"Gausah halu lo! Ga liat gara gara lo Arin jadi nangis hah!" Ucap Arga sambil berteriak. Arga berlari mengejar Arin. Ia menyusuri tiap tiap koridor, berharap agar ia bisa menemukan Arin dengan segera.

Arga berlari menuju taman belakang sekolah, ia melihat seorang wanita yang sedang duduk sambil menangis. Arga yakin jika wanita itu adalah Arin, gadisnya.

"Rin.." panggil Arga lembut sambil duduk disamping Arin.

Arin menoleh ke arah Arga. Ia terdiam kemudian menunduk sambil menghapus air matanya.

"Rin.." panggil Arga sekali lagi.

"Hm" Arin berdehem.

"Maafin aku ya" ucap Arga pelan.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang