Berbeda dari biasanya

3.4K 138 0
                                    

"Kelas sebelah keluarnya lama banget" keluh Indy, gadis itu mengajak Arin untuk berdiri sambil sesekali menatap lapangan sekolah yang sepi.

Arin hanya diam tak menanggapi.

Padahal bel pulang sekolah 15 menit lagi, tetapi ruangan Arin sudah dibolehkan untuk pulang, dikarenakan pengawasnya ada rapat dengan kepala sekolah.

"Eh iya Rin" ucap Indy.

Arin menoleh ke arah Indy. "Apaan?"

"Lo ngerasa ga sih ada yang beda dari Shila" ucap Indy.

Arin terdiam sejenak, pasalnya ia tau alasan Shila berbeda itu karena Rangga.

"Engga, kenapa emang?" Tanya Arin pura pura tidak tau.

"Tumben banget Shila sama Rangga ga ngobrol apa apa, gue perhatiin dia berdua diam aja" ucap Indy.

"Menurut gue nih ya, dia berdua tuh lagi ada masalah. Ya kan?" Sambung Indy.

Arin menghembuskan nafasnya pelan. "Mana gue tau dia berdua ada masalah apa engga, kan gue bukan dukun"

Indy memutar bola matanya malas. "Ya gue tau lo bukan dukun, tapi coba lo perhatiin sikapnya Shila sama Rangga ga kaya biasanya"

"Udahlah, gausah terlalu ngurusin hubungan orang lain" ucap Arin. Sementara Indy hanya mengangguk. Tetapi dalam hatinya, Indy mesti mencari tau penyebab Shila dan Rangga menjadi seperti itu.

Tidak lama kemudian, bel berbunyi. Semua siswa nampak berlari keluar kelas. Termasuk Olivia, Shila, dan Vira.

"Ayu vir" ajak Rafa sambil menggenggam pergelangan tangan kanan Vira.

"Semuanya, gue duluan ya" pamit Vira.

"Iya" jawab mereka kompak.

"Ol, pulang sama gue aja" ucap Arin. Olivia mengangguk.

"Yaudah, gue sama Arin duluan ya" pamit Olivia.

"Iya" jawab Indy dan Shila kompak.

"Ndy, gue duluan ya" pamit Shila.

"Pulang sama siapa lo?" Tanya Indy.

Shila mengangkat bahunya tidak tau.

Indy dan Fino berjalan menuju parkiran. Fino melihat Shila yang sedang menunggu didepan gerbang sekolah.

"Shil" panggil Fino.

"Eh, apa?" Jawab Shila kaget. Pasalnya tadi Shila asik melamun.

"Dicariin noh tadi sama Rangga, dia nunggu dirooftof katanya" ucap Fino.

"Oke" Shila mengacungkan jempolnya kemudian segera pergi menuju rooftof.

"Fin, kamu sadar ga, akhir akhir ini Shila sama Rangga sikapnya beda banget" ucap Indy.

"Beda gimana?" Tanya Fino sambil melihat Shila yang sedang berjalan menuju rooftof.

"Coba aja kamu perhatiin sikap dia sama Rangga pas dikantin tadi" ucap Indy.

"Udah ah ndy.. Shila sama Rangga itu udah gede, kamu ga usah terlalu ngurusin hubungan dia berdua" ucap fino sambil membelai rambut Indy.

***

Sesampainya di rooftof, Shila melihat Rangga yang sedang duduk sambil memegang ponselnya. Sepertinya Rangga belum menyadari kehadiran Shila.

Shila berdehem, membuat Rangga langsung menoleh ke arahnya.

"Shil.." panggil Rangga lembut.

"Hmm?"

"Ada yang mau aku jelasin" ucap Rangga menghampiri Shila, kemudian mengajak Shila untuk duduk disampingnya.

"Silahkan"

"Kamu jangan salah paham ya, waktu itu aku nganterin Laras pulang karena ayahnya dia masuk rumah sakit. Terus kebetulan dia lagi ga bawa mobil, makanya dia minta tolong sama aku buat nganterin dia kerumah sakit" ucap Rangga melembut. Shila terdiam sejenak.

"Emangnya dia ga bisa minta tolong sama supirnya apa buat jemput?" Ketus Shila.

Rangga menarik nafasnya.

"Dia kan bisa minta anterin sama teman temannya. Kenapa harus kamu?" Tanya Shila, amarah Shila meledak begitu saja.

"Shil, kamu dengerin aku dulu. Aku sama Laras itu cuma sebatas teman, apa salah kalau aku menolong teman yang lagi kesusahan?" Tanya Rangga.

"Salah si engga, seenggaknya lo tau diri lah. Gue mati matian ngejauhin semua cowok yang ngedeketin gue, lah lo disini malah ngewelcome ke semua cewek. Hargain gue dikit lah kalo emang lo nganggep gue pacar lo!" ucap Shila. Nada bicaranya berubah menjadi 'gue-lo'.

Rangga terdiam.

"Kenapa rang? Lo ga mampu jawab kan?" Tantang Shila. Diam diam air matanya mengalir deras di pipinya.

"Shil, aku ga welcome ke semua cewek. Aku cuma ngebantu teman yang lagi kesusahan aja" Rangga berusaha membuat Shila mengerti.

"Teman lo bilang? Lo ga inget waktu itu kan lo sempat dijodohin sama dia!" Ucap Shila, air matanya tambah mengalir dengan deras.

"Itu dulu shil, sekarang aku cuma sama kamu" ucap Rangga.

Rangga tidak tega jika melihat Shila menangis, ia memeluk gadis itu.

Shila memberontak, tapi tenaga Rangga lebih kuat dibandingkan dengan tenaganya.

"Shil pliss, aku minta maaf.."

"Aku janji, ga bakal begini lagi"

Shila melepaskan pelukannya dengan Rangga. "Makan tuh janji!"

"Shil, pliss.. jangan begini" ucap Rangga.

"Coba lo pikir, yang buat gue begini tuh siapa kalo bukan lo?" Balas Shila.

"Oke, aku minta maaf shil.. pliss maafin aku" pinta Rangga. Shila masih terisak dalam nangisnya.

"Shil, kamu percaya kan sama aku? Aku cuma ngebantu teman yang lagi kesusahan doang" ucap Rangga, lagi lagi kalimat itu yang selalu diucapkan.

"Percaya! Tapi apa pantes lo sama dia peluk pelukan didepan umum? Bahkan disaat lo pelukan sama dia, gue ada disana, gue ngeliat lo berdua dengan mata kepala gue sendiri. Lo sadar ga sih? Lo udah punya pacar rang! Jaga hati lo sedikit lah buat gue" ucap Shila, ia sedikit berteriak.

Rangga terdiam.

"Shil, plis maafin aku, kita balik lagi kaya dulu ya" ucap Rangga.

"Sorry rang, gue gabisa" tolak Shila.

"Kenapa shil? Maafin aku shil, apa perlu aku sujud didepan kamu?" Tanya Rangga. Tanpa aba aba Rangga bersujud didepan Shila.

Shila menarik tubuh Rangga, membawanya untuk berdiri.

"Maafin aku shil.." ucap Rangga.

"Iya" jawab Shila.

"Kita bisa kaya dulu lagi kan?" Tanya Rangga.

"Kalo itu, kayanya gabisa rang. Gue terlanjur sakit hati sama lo. Jadi lebih baik kita sama sama introspeksi diri dulu" ucap Shila sambil melangkahkan kakinya pergi.

Rangga terdiam kemudian mengacak ngacak rambutnya frustasi.

Bodoh lo rang ngelepas cewek baik kaya Shila. Kesalahan yang lo buat terlalu fatal rang, wajar Shila ga mau balik lagi sama lo! Argh. Batin Rangga.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang