Persiapan

5K 198 2
                                    

"Eh shil, lo udah beli dekorasi buat kelas belum?" Tanya Rafa.

"Udah" Shila memberikan kantong plastik yang berisi alat dan bahan untuk mendekorasi kelas.

"Oke oke, nanti lo bantuin anak anak ngedekor kelas ya!" Ucap Rafa.

Shila mengacungkan jempolnya.

"Oh iya, gimana baju adatnya udah?" Tanya Rafa menghampiri Arin yang sedang membersihkan meja guru.

"Udah dong" jawab Arin datar.

"Usahain menang ya Rin! Lo tau sendiri kan kelas kita tuh gimana?" Kekeh Rafa.

"Siap pa ketu!"

Arga datang menghampiri Arin, lalu mengajak gadisnya pulang.

"Yu pulang?"

"Yu" jawab Arin lalu mengambil tasnya.

"Yo semua, gue duluan ya!" Pamit Arga ke teman temannya.

"Duluan kemana lo?" Tanya Fino.

"KUA laaaa!" Arin membulatkan matanya lalu mencubit lengan arga ganas.

***

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Sehingga tak sadar jika mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki komplek perumahan Arin.

"Mau mampir dulu ga?" Tanya Arin beranjak turun dari mobil Arga.

"Ga usah, next time aja!" Ucap Arga.

Arin mengangguk antusias lalu segera turun dari mobil Arga.

Arga berpamitan lalu segera menjalankan mobilnya.

***

Arin membuka gerbang putih lalu segera memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum, mah" Arin menyalami punggung tangan mamanya.

Winda tersenyum. "Waalaikum salam, udah makan kamu?"

Arin menggeleng. Lalu segera menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Arin melempar asal tasnya diatas kasur lalu Arin segera pergi menuju balkon rumahnya.

Suasana sore beserta angin yang berhembus membuatnya merasa lebih rileks. Mengingat besok, ia dan Arga harus mengikuti lomba. Tiba tiba saja ponselnya berdering. Arin segera mengambilnya lalu mengangkatnya. Tertampang jelas nama si penelpon 'Shila'

"ARIINN!! Pokonya besok lo harus dandan yang cantik yang mehong yang rapih yang wangi yang.."

"Yang digoyang digoyang yang" jawab Arin datar.

"Ih ariiinnnnnn!!! Gue serius tau."

"Gue lebih"

"Tau ah! Pokonya besok harus dandan yang CAAANNNTIIIKKKKKK!" Teriak Shila yang membuat Arin langsung memegang telinganya.

"E buset dah! Itu mulut apa speaker orang dangdutan si? Bikin telinga gue sakit aja."

"Hehehe, maaf deh. Abisan lo si, gue lagi ngomong serius malah diajak bercanda! Sama aja lo kaya doi, gue nya udah serius. E dianya malah bercanda huhu.."

"Apa si lo! Bucin begooooo. Jangan kaya dia ah" kekeh Arin.

"O iya, amit amit najis 7 turunan 8 tanjakan 9 gajlukan 10 belokan"

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang