Dia adalah..

4.3K 173 0
                                    

"Aku langsung ya!" pamit Arga.

"Makasih ya sebelumnya" ucap Arin sambil memasuki perkarangan rumahnya.

"Sama sama" Arga tersenyum kepadanya. Satu kata, manis.

"Assalamualaikum mah.." Arin menyalami tangan mamanya.

"Waalaikum salam"

Arin segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Arin melempar asal tasnya kemudian ia mengambil ponselnya.

"Arga kemana ya?" tanya Arin.

"Ga ada notif dari Arga lagi." gumam Arin.

"Mandi ah, siapa tau selesai mandi Arga ngechat." Arin beranjak dari kasurnya kemudian ia berlari ke kamar mandi.

30 menit kemudian..

Arin membuka lemari coklat kemudian mengambil kaos lengan pendek beserta celana legging hitam.

Setelah selesai, Arin menghampiri mamanya, papanya, dan juga Rayhan yang sudah menunggu dimeja makan. Winda mengambilkan nasi beserta lauk untuk suaminya, Ferdi. Mereka berempat makan malam dengan tenang.

***

Matahari mulai menampakkan sinarnya, membuat mata indah Arin mengerjap beberapa kali.

Arin segera bangun dari tidurnya kemudian bergegas pergi ke kamar mandi.

Selesai mandi, Arin langsung mengenakan seragam sekolah kebanggaan nya, rok yang pendek diatas lutut, baju yang pas diukuran tubuhnya, serta rambut sebahu yang ia biarkan terurai.

Arin memoleskan wajahnya dengan bedak bayi. Ia tidak perlu memakai lip balm ataupun sejenisnya. Dikarenakan bibir Arin sudah alami pink.

"Mah, pah, Arin berangkat ya!" pamit Arin sambil menyalami papanya dan mamanya.

"Hati hati!" ucap Winda.

"Kamu berangkat sama siapa Rin?" tanya Ferdi.

"Arga, dah ya Babay!"

Ferdi dan Winda hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

Arin segera pergi keluar menuju gerbang rumahnya. Arin melihat jika Arga sedang duduk diatas motor ninja kesayangannya.

"Morning" sapa Arga.

"To"

"Judes banget si beb"

"Engga"

"Jawabnya singkat mulu"

"Enggggaaaaaaaaaaaa argaaaaaaaa"

Arin segera menaiki motor Arga.

"Udah ayu jalan, tar kita telat!" teriak Arin.

"Telat sama kamu ini mah gapapa" goda Arga.

Mereka berdua tiba disekolah 15 menit sebelum bel berbunyi.

Sesampainya disekolah, Arga berjalan menggandeng tangan Arin. Membuat kaum hawa menatapnya iri.

"Ga, jangan gandeng gandeng tangan aku. Aku malu, ini kan disekolah" bisik Arin.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang