"Yah, berarti gue ruangannya pisah dong sama lo vir, shil, ol" keluh Arin.
"Gapapa beb, kan ada aku" ucap Arga sambil merangkul Arin.
"Ih, lepas ah!" Arga segera melepas rangkulannya.
"Kenapa emangnya?"
"Ini sekolahan ya, bukan tempat orang pacaran" jelas Arin.
Arga memutar bola matanya malas. "Iya Tante Arin"
"Ih apaan sih"
Arin memukul keras lengan Arga, membuat cowok tampan itu meringis kesakitan.
"Sakit sayanggggg"
"Lagi kamunya ngeselin!"
"Kamu marah marah mulu, lagi pms ya?" Tanya Arga.
"Kalo iya kenapa? Ha?"
"Santai aja kali Rin, kan aku cuma nanya" ucap Arga melembut.
"Udah ah sana, jangan ganggu aku! Kan aku lagi ngobrol sama teman teman aku!" Usir Arin ke Arga. Shila, Vira, Indy, dan Olivia yang menyaksikan itu hanya terdiam tanpa mengedipkan mata nya.
Arga mengusap pelan rambut Arin kemudian cowok itu segera bergabung bersama teman temannya.
"Yah, iya Rin kita pisah!" Ucap Olivia.
"Gapapa enak gue pisah sama lo, bosen gue ketemunya lo mulu lo mulu" ledek Arin.
Olivia memajukan bibirnya beberapa centi, kemudian ia mendengus kesal.
"Ol, temenin gue ke toilet yu!" Ajak Shila.
Olivia mengangguk kemudian segera bangkit menuju toilet.
"E AYAM TIREN MATI KEMAREN!" latah Shila diambang pintu.
"Ebuset, ngapa tuh bocah?" Tanya Rafa.
"Aaahhhh kesel banget deh gueeee!" Shila berlari ke arah Arin, Indy, dan Vira. Ia meninggalkan Olivia yang sudah jalan ke toilet terlebih dahulu.
"Ngapa si?" Tanya Arin.
"Ih itu, masa tadi pas gue keluar kelas tiba tiba gue tabrakan sama si Fariz, mana muka gue kena keteknya lagi" ucap Shila.
Arin tertawa mendengarnya.
"Terus terus, keteknya bau ga?" Tanya Vira.
"Ebuset, jangan ditanya! Bau banget najis, mana dia kan abis main futsal, pasti bau asem" sambung Shila.
"Hahaha" Arin, Vira, dan Indy tertawa terbahak-bahak bersamaan.
"SHILAAAAAAAAA! KAMPRET LO YA NINGGALIN GUE SENDIRIAN!" Teriak Olivia dari luar kelas, kemudian ia memasuki kelas menghampiri Shila.
"Salah sendiri pake jalan duluan" jawab Shila santai.
"Lo tau ga sih! Tadi di koridor kelas 10 itu gue ngajak lo ngobrol, berkali kali lo gue tanya tentang ini lah tentang itu lah, tapi lo ga ngerespon sama sekali. Terus gue juga aneh lah, soalnya anak kelas 10 pada ketawa ngeliat gue! Lah ebuset, pas gue liat ke samping, kampret looo! Malu kan gueeee" ucap Olivia dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Maafkan aku adinda, aku tak sengaja membuat mu marah" ucap Shila.
Olivia hanya memutar bola matanya malas.
"Sorry, ada yang namanya Arina?" Tanya cowok bertubuh tinggi diambang pintu.
"Kenapa ya?" Tanya Arin menghampiri.
"Ikut gue!" Cowok itu langsung menarik paksa pergelangan tangan Arin.
"Paan si lo jamet, gausah narik narik kali!"
"Oke, sorry"
Cowok itu mengajak Arin ke taman belakang sekolah, kemudian ia menceritakan tentang Raysha.
"Lo kenal Raysha kan?" Tanya cowok itu, bisa dibilang ia senior.
"Kenal"
"Dia nitipin surat ini ke gue, katanya buat lo. Oh iya, dia juga bilang ke gue kalo dia pindah sekolah ke Amerika, soalnya nyokap bokap nya udah menetap disana"
Arin mengambil surat itu. "Dia pindah?"
"Iya, sorry lancang kalo tadi gue narik narik lo" ucap cowok itu sambil berdiri.
Arin pun ikut berdiri.
"Oh iya sebelumnya, gue Nando. Gue sepupunya Raysha. Raysha sering cerita ke gue tentang lo"
Arin terdiam.
"Gue duluan ke kelas!" Pamit Arin berlari meninggalkan Nando yang masih berdiri ditanam belakang sekolah.
Surat itu Arin taruh dikantongnya. Ia berniat ingin membacanya ketika ia sudah sampai dirumah.
'isi suratnya kira kira tentang apa ya?' Batin Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argarin [END]
Teen FictionTerimakasih pernah ada, HIGHEST RANK : #4 IN TAWA (10/07/2019) #10 IN ARGA (10/07/2019) #16 IN ARIN (10/07/2019) #1 IN ALASKA (22/06/2019) #5 IN OLIVIA (15/01/2020) #1 IN SHILA (16/01/2019) #9 IN RANGGA (16/06/2020) #1 IN BRENGSEK (16/01/2020) #10 I...