Rangga, Indy kenapa?

3.2K 126 3
                                    

Indy menatap tak percaya Rangga.

"Ngomong apa si lo rang? Ga usah gila deh" ucap Indy sedikit berteriak.

Rangga menatap Indy lekat. "Ndy, listen to me. Kali ini aja lo ikutin cara gue, ini juga demi kebaikan lo"

"Demi kebaikan gue lo bilang? Lo ga mikir apa yang bakal terjadi kedepannya" ucap Indy.

Rangga menghembuskan nafasnya pelan. "Ga usah khawatir, gue udah atur semua rencana kita"

"You crazy" ucap Indy menunjuk Rangga dengan jari telunjuknya.

"Ndy, sekali ini aja" bujuk Rangga.

"Argh" Indy pergi meninggalkan Rangga yang masih berada di UKS.

Rangga memperhatikan punggung Indy yang sudah berjalan menjauh. Entah mengapa, ia tersenyum ketika mengingat kembali wajah Indy yang khawatir akan luka di bagian wajah Rangga. Tetapi saat ia mengingat Shila, wajah kesal bercampur cemburu itu kembali datang.

Sepanjang perjalanan, Indy asik mendumel. Bahkan tak jarang Indy menendang sesuatu yang berada didepannya.

Indy melihat kaleng bekas minuman, kemudian ia menendang kaleng itu, meluapkan semua kekesalan, kebencian, dan kesedihan yang ia rasakan hari ini.

Indy membulatkan matanya, pasalnya kaleng yang barusan ia tendang malah mengenai seseorang.

"Aduh--" pekik seseorang itu sambil memegangi kepalanya.

"Mampus gue!" Gumam Indy.

Indy memperhatikan orang itu, sepertinya ia mengenali orang itu.

"Ko kaya Olivia ya?" Ucap Indy pelan.

Saat seseorang itu menoleh ke arah belakang, ia melihat orang yang barusan menendangnya dengan menggunakan kaleng malah menatapnya sambil tertawa terbahak bahak.

"Sialan lo ndy" ucap Olivia sambil memegangi kepalanya.

"Ga sengaja mas bro, dugaan gue berarti benar kalo lo yang kena kaleng" balas Indy sambil tertawa.

"Sakit kampret. Oh iya, tadi lo dicariin sama Shila tuh" ucap Olivia.

"Oh" balas Indy jutek.

Olivia mengalihkan pandangannya ke arah Indy. "Lah tumben jutek, lo ada masalah ya sama dia?"

"Ngga" balas Indy datar.

"Jujur aja si sama sahabat lo yang cantik ini" ucap Olivia dengan pedenya.

"N-a na j-i ji e-s NAJIS" balas Indy.

"Sialan lo, cepat cerita lo kenapa?" Tanya Olivia.

Indy hanya terdiam, pasalnya ia tidak ingin jika hubungan persahabatannya dengan Shila rusak hanya gara gara cowok.

"Ndy? Lo kenapa si?" Tanya Olivia pelan.

"Gue gapapa" balas Indy bohong.

"Lo gausah bohong ke gue" ucap Olivia.

Indy memutar bola matanya malas. "Siapa yang bohong si Olivia"

"Lo ndy, lo yakin masih ga mau cerita sedikit aja tentang masalah lo ke gue?" Bujuk Olivia.

Indy menggeleng. "Gue gapapa"

"Mulut lo bisa bilang gapapa, tapi wajah lo gabisa nipu gue" ujar Olivia.

"Oke oke, gue ceritain nih ya. Jadi, tadi itu gue sama Fino ke kantin, terus Fino bilang ke gue kalo dia mau ke toilet dulu, yaudah lah ya akhirnya gue ke kantin sendirian, dikantin gue beli bubur. Gue nungguin Fino, ko ga datang datang ya, akhirnya gua mutusin buat ngecek dia ke toilet. Pas gue jalan ngelewatin koridor sekolah, gue ngeliat Fino lagi pelukan sama Shila. Tanpa sadar tiba tiba aja mangkok yang berisi bubur itu jatuh, pas jatuh Fino sama Shila langsung nengok ke gue. Gue senyum ke Shila sambil bilang 'gapapa' Terus gue mutusin buat lari, gue lari sampe ke taman belakang. Kebetulan ditaman itu lagi ada Rangga, nah Rangga itu yang nenangin gue pas gue nangis. Galama Fino, Arin, juga Shila datang, Fino langsung nonjok Rangga, begitu juga sebaliknya. Gue bingung lah harus ngelerai kaya gimana. Untungnya Arga lewat, jadinya dia yang ngelerai" ujar Indy panjang lebar.

Argarin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang