Happy reading guys!:)
"Jadi, cewek itu dari SMPN 72 Jakarta. Namanya Misell Anastaya, statusnya mantan pacarnya Gilang. Anak pemilik sekolah lo, Lia. Putusnya mereka sih, masih gue cari tau. Yang jelas, putusnya ngga baik-baik."
"Alasan putusnya ngga usah dikasih tau, Re. Kita juga ngga peduli. Terus kenapa dia pindah ke sekolah gue? Emang ngga ada sekolah lain?" balas Alia agak nyolot, maklum ia kesal setengah mati.
"Oh, iya. Dia pindah karena bokapnya pindah tugas. Pas dia pindah ke Jakarta juga karena bokapnya pindah tugas. Maklum, bokapnya kerjanya pindah antara satu kota ke kota lain. Kalo masalah kenapa dia pindah ke sekolah lo sih gue ngga tau, mungkin dia pengen nyusulin si Gilang."
"Oh gitu, yaudah makasih infonya, Re." Alia melambai-lambai kearah kamera ponselnya.
Keempatnya saling tatap, baru saja, Rere memberitahu tentang profil cewek yang notabene sebagai mantan pacarnya Gilang.
"Dia terlalu terobsesi sama Gilang. Dan dia ngga bisa nerima kalo dia udah putus dari Gilang. Kata Gilang sih gitu." Asya bersuara sambil menghela nafas pelan.
Azkia mengangguk setuju, "Iya, kayaknya yang Gilang bilang sih, bener. Apalagi kata Rere mereka putusnya ngga baik-baik."
"Kayaknya kita harus tau, kenapa mereka bisa putus deh." Alisa memberi saran yang cukup gila.
"Jangan, ah. Itu privacy buat keduanya. Kita ngga berhak tau." Alia menggeleng pelan.
***
Ricko dan Gilang sedang lomba tatap dan tidak boleh berkedip. Jika salah satu dari mereka berkedip, maka ia akan kalah dan harus mentraktir apa saja yang menang inginkan. Tentu saja, keduanya tidak ingin kalah.
"Udah, Lang. Mereka dua emang udah agak gesrek." Rifan memiringkan telunjuknya di dahi.
"Gini-gini, dia kembaran gue, Fan." bela Galang.
"Udah-udah, ngga ada yang menang." Rifan melambaikan tangannya di depan wajah keduanya."Anjir, tangan lo bau sambel." Ricko bersuara dan membuatnya berkedip.
"Ayeeee! Gue yang menang, lo harus traktir apapun yang gue mau." Gilang bersorak heboh.
"Ah, ngga aci. Kan tadi ada tangan Rifan." protes Ricko tak terima.
"Yakan dia juga ngelakuin di muka gue, jadi sah-sah aja dong, iyakan, Lang?" Gilang mendongak-dongakan kepalanya.
"Iya, sah. Rick, lo kalah. Dan harus traktir Gilang." ucap Galang membenarkan.
"Ah, lo pasti belain si Gilang lah, bukan gue." Ricko berdecak.
"Yang kalah emang suka ngga ngaku, apalagi kalo yang kalah suruh traktir." Rifan berdecak sambil geleng-geleng kepala. Ricko menatap ketiganya malas sambil menghela nafas kasar.
"Oke, gue traktir lo, Gil."
***
Gadis berombre coklat itu selalu kelihatan bersama dengan lelaki yang diketahui namanya sebagai Reksi Putra Aditama. Ntah mengapa, akhir-akhir ini mereka selalu kelihatan nempel satu sama lain. Bagus sih, menurut Gilang. Eneg juga ditempelin mulu sama mantan.
Sebenarnya nih yaa, Misell itu ngga jelek-jelek amat kok. Cantik malah, rambutnya panjang berombre coklat, tinggi, hidungnya agak mancung, alisnya tebal dan ada gingsul. Misell juga berkulit putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...