Happy reading!♡♡
Jangan lupa vomment yaa, beralih haluan menjadi readers aktif, oke. Hehe.
♡♡♡
Jarum pendek sudah menunjukkan pukul 06:15. Setelah melipat selimutnya, gadis dengan rambut sebahu itu segera menuju ruang makan. Saat baru saja menutup pintu kamarnya, Satria muncul seraya tersenyum tipis kearahnya. Asya membalas senyuman itu dan mereka berdua turun bersama seraya saling merangkul.
Terlihat jelas bahwa lelaki itu sangat-sangat mengantuk. Pasalnya semalam, tiba-tiba saja Galang datang ke kamarnya pada pukul satu pagi. Mau ngapain coba? Padahal Gilang telah bergelayut mesra dengan mimpi indahnya.
Semalam...
"Gil, bangun. Temenin main ps yuk."
Tidak ada jawaban, Gilang tengah sibuk bermimpi indah.
"Ya Allah, Gilang. Sahur."
Embel-embel 'sahur' pula, padahal ini bukan bulan puasa. Galang menghela nafas pelan, lalu dengan sekuat tenaga ia mengoyang-goyangkan bahu kembarannya itu.
Terdengar dehaman pelan, tampaknya Gilang sudah mulai terusik. Namun, matanya masih terpejam dengan posisi memeluk bantal guling. Ide jahil terlintas dalam kepala Galang, ia berjalan menuju gantungan didekat lemari. Dengan cepat ia mencabut salah satu bulu kemoceng dan kembali lagi ke kasur.
Galang tersenyum licik, "Hahaha, rasain lo, Gil."
Dan benar saja, Gilang terbangun sambil menggaruk-garuk telinganya. Dan pada akhirnya ia sadar dan hampir saja berteriak karena mengira kembarannya itu adalah jelmaan hantu.
Gilang berteriak, "Aaaa... Ada hantu!!"
"Hantu pala lo. Ini gue, Galang." Lelaki itu menoyor kepala kembarannya.
"Ih, kok bisa ngomong?! Astagfirullah." Gilang bergidik ngeri sambil melafalkan ayat kursi.
"Ganteng gini dikatain hantu. Dasar kembaran durhaka." Galang berdecak pelan sambil menyalakan lampu.
Gilang menguap sebentar setelah cahaya lampu dinyalakan, "Ngapain lo? Sana ah, gue ngantuk."
"Insomnia gue kambuh, Gil. Temenin main ps ya?"
"Ah, ngga mau. Gue mau tidur, dah sana lo."
"Besok gue traktir es krim vanilla deh, sebanyak yang lo mau." Bujuk Galang dengan acungan jempol.
"Ngga ngaruh." Gilang menjulurkan lidahnya.
"Gue traktir apa aja deh, sesuka hati lo." Bujuk Galang lagi.
"Ngga."
"Jangan singkat-singkat kalo ngejawab, lo bukan Asya. Lo itu G-I-L-A-N-G."
"Udah, sana, gue mau tidur."
Galang menghela nafas jengah, susah sekali membujuk adik kembarannya itu. Maklum lah, ini pukul satu pagi. Dibujuk dengan apa pun, Gilang pasti tidak mau. Akhirnya ia menyalakan televisi yang ada di kamar Gilang dan memainkan game FIFA 2014. Suara dari speaker sengaja ia besarkan agar sang empunya kamar terbangun dan ikut bermain bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Roman pour AdolescentsTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...