Dunia harus tahu bahwa kamu
memiliki senyum terindah
yang tak dimiliki oleh banyak orang:)
-Gilang PradiktaHappy reading say❤
🌻🌻🌻
Setelah mengoleskan liptint ke bibirnya, gadis berambut coklat itu turun ke lantai bawah. Sebab sang pacar sudah menunggunya disana bersama sang Mama dan Satria tentunya.
"Udah siap, Sya?" Tanya Safira saat melihat anak gadisnya itu malah menuju dapur.
"Udah, Ma. Tinggal ambil ini doang kok." Balasnya seraya mengangkat paper bag putih.
For your information, sebenarnya pagi-pagi buta tadi, gadis itu membuat brownis untuk diantar kepada calon mertua. Asya berharap mereka suka akan kue buatannya.
"Yuk berangkat." Seru gadis itu seraya tersenyum lebar.
Gilang tersenyum seraya mengangguk pelan sambil bersalaman dengan Safira.
"Kami pergi dulu ya, Ma." Pamit keduanya bersamaaan.
"Iya, hati-hati di jalan ya." Balas Safira seraya melambaikan tangan.
"Modus banget tuh bocah pake sebut Mama pake embel-embel 'Ma'." Sahut Satria ketika dua sejoli itu sudah tidak ada disana.
"Kenapa sih? Kamu kayaknya iri banget sama mereka. Makanya, abang cari pacar. Biar ngga ngenes terus." Balas Safira seraya tertawa pelan.
"Papa setuju sama Mama. Cari pacar ya bang, biar ngga NGENES." Hatta ikut-ikutan tertawa.
"Satria ngga ngenes kali." Ketus Satria seraya tersenyum miring.
Sedangkan Safira dan Hatta kompak tertawa seraya berucap, "DASAR JONES!"
WKOKWOKWOWK.
***
Lagu milik Justin Timberlake- Cant Stop The Feeling terputar di radio milik lelaki itu. Bahkan keduanya sesekali menyanyikan sebait lirik dari lagu tersebut.
"Tau ngga, Mama udah nunggu daritadi pagi. Ngga sabaran banget mau ketemu mantu." Gilang terkekeh pelan.
"Oh ya? Semangat banget." Gadis itu pun tertawa kecil.
"Iya dong." Lelaki itu tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat.
Setelah pagar rumah Gilang terbuka, siapa sangka bahwa kedua orangtuanya ada disana. Asya dapat melihat bahwa sang Ayah—Bagus, sedang membaca surat kabar harian dan sang Mama—Bulan, yang tengah menyiram beberapa tanaman.
"Assalamualaikum, Ma, Pa." Seru Gilang dan Asya bersamaan dengan lontaran senyum yang mereka berikan.
"Wa'alaikumussalam." Balas keduanya serentak dengan seulas senyuman.
"Wah wah, apakah hari ini ada acara lamaran?" Ucap Galang yang baru saja muncul seraya membawa ember hitam dan sebuah spons.
"Lamaran apanya? Toh, keluarga mempelai perempuan tidak ada." Sahut Bagus seraya terkekeh pelan.
"Sudah, ayo masuk, Sayang. Mama udah masak banyak loh." Bulan langsung mengajak Asya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...