Jangan berharap banyak kepada seseorang yang telah engkau kecewakan. Dan ingatlah bahwa orangnya tetap sama, namun caranya bersikap berbeda kepadamu. -Asya
🍥🍥🍥
Beberapa hari kemudian...
Gadis berambut sebahu itu duduk disalah satu kafe yang menyediakan minuman boba yang kemarin sangat diidamkan oleh Gilang. Lelaki itu sedang ke toilet sebentar, jadi ia menyuruh pacarnya untuk duduk disana lebih dulu.
Dua minuman boba beserta dua potong roti yang terbalut gula diluarnya baru saja tersaji dihadapan Asya. Setelah mengucapkan terima kasih gadis itu langsung mengecek ponselnya. Kenapa lelaki itu belum juga muncul?
Asya: Gil, kamu dimana sih? Ini bobanya udah datang.
Gilang❤: Udah ya? Aku lagi di eskalator nih.
Asya: Buruan ya, Gil.
Gilang❤: Iya, beb.
Lima menit kemudian, lelaki itu datang seraya menampilkan cengiran khasnya. Setelah Gilang duduk barulah mereka larut dalam pembicaraan.
"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Gilang seraya menggulung kemejanya yang kebesaran.
Ah, kemeja ini mirip sekali dengan kemeja yang dipakai Galang sewaktu mereka berkumpul untuk membuat acara surprise ulang tahun Alia. Asya berani mengakui bahwa lelaki itu tampak tampan hari ini.
"Aku mau ke toko buku sih." Balas Asya seraya mengernyit.
"Toko buku? Boleh juga tuh." Gilang mengangguk setuju.
Setelah berada di toko buku, kedua sejoli itu sibuk menjelajahi berbagai rak yang ada disana. Bahkan Gilang sesekali menakut-nakuti Asya dengan komik horor yang berisi berbagai gambar seram.
"Apaan sih, aku ngga takut kali." Sahut Asya seraya memeletkan lidahnya.
"Beneran?" Tanya lelaki itu sedikit tak percaya.
"Beneran lah. Palingan kamu yang takut." Ledek Asya seraya terkekeh pelan.
"Ih, maaf-maaf nih ya. Kalo sama beginian mah ngga takut kali." Balas Gilang dengan nada sombong seraya menampilkan senyum miring.
"Oh, gitu." Asya mengangguk-nganggukan kepalanya.
"Iya. Eh lihat deh beb, itu siapa yang pake kerudung putih?" Tunjuk lelaki itu kearah belakang mereka.
"Udah deh, ngga usah ngomong begituan. Ntar muncul beneran tau." Asya lantas menepuk lengan lelaki itu bahkan sampai mencubit perutnya.
"Beneran, beb. Ih serem." Gilang langsung bergidik ngeri.
Spontan Asya langsung menoleh ke belakang. Dan memang benar, ada seseorang yang mengenakan jilbab putih yang cukup besar. Asya yakin itu adalah seseorang, bukan hantu. Tetapi mengapa wajahnya tidak menoleh walaupun sedang ditatap? Karena biasanya kan seseorang akan menoleh jika ditatap terlalu lama. Walaupun dari kejauhan, pasti akan merasa diperhatikan.
"Gil?" Sapaan gadis itu tidak terjawab, bahkan ketika Asya menoleh ke depan lelaki itu sudah tidak ada disana.
Degup jantung Asya menjadi berdetak lebih cepat dan kedua telapak tangannya seketika menjadi dingin. Apa benar yang diujung sana itu bukan manusia? Gumam gadis itu didalam hati.
Asya terus merapalkan doa agar tidak diikuti oleh si jilbab putih itu jika memang dia adalah makhluk halus. Dan dengan perlahan, gadis itu berjalan seperti biasa agar tidak kelihatan ketakutan. Merasa ada yang mengikuti, Asya langsung berlari seraya berteriak 'hantu!!!'.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...