Seusai pulang sekolah, Asya masih betah berada di kamarnya. Rasanya begitu enggan untuk beranjak dari tempat tidur bermotif unicorn kesukaannya. Matanya mengerjap sesekali saat pantulan cahaya ponselnya yang berdering sebagai tanda sebuah pesan masuk melalui aplikasi linenya.
Pesan dari grup chat yang berisi dirinya, Alia, Alisa juga Azkia yang berisik daritadi.
Yang isinya pun membahas hal-hal yang menyangkut cogan, fashion, sampai drama-drama terbaru. Asya juga jarang merespon grup chat itu, gadis itu hanya membacanya saja tanpa niat membalas.Ih, seram deh sama akun ini @asya_whyngrm ada yang baca tapi gaada yang bales.
Asya hanya membacanya dan terkadang terkekeh, menyindir dengan maksud baik.
Safira mengetuk pintu kamar anak gadisnya untuk segera turun dan makan malam bersama. Pasalnya Hatta dan Satria sudah menunggu, sedang Asya yang ditunggu-tunggu pun tak kunjung datang.
"Masuk aja, Ma." sahut Asya ketika mendengar pintu kamarnya diketuk. Safira masuk dan mendapati putrinya masih berbaring ditempat tidurnya.
"Ckck, kamu ini udah ditungguin sama yang lain. Eh kamu malah enak-enakan ditempat tidur." Safira menggelengkan kepala.
"Hehe, iya Ma. Duluan aja, ntar nyusul kok." Asya beranjak dari kasurnya dan segera masuk ke kamar mandi.
***
Gilang tengah asyik menonton film kartun kesukaannya di ruang keluarga sambil menyantap beberapa cemilan ringan.
"Whahah, gila kocak banget tuh!" Gilang tertawa sendiri sambil menunjuk televisi.
"Ah elah, tuh bocah berisik amat sih." keluh Galang yang tengah memainkan game diponselnya.
"Gil, jangan berisik ah. Gue kalah nih." ucap Galang sambil merebut remote yang Gilang pegang.
Gilang menoleh kearah kembarannya. "Apa-apaan sih lo, Gal. Ganggu aja." decak Gilang.
"Ngga sadar diri banget sih. Lo yang teriak-teriak ngga jelas. Ganggu tau." ucap Galang protes.
Gilang mengambil remote yang berada di tangan Galang, "Kalau lo ngga suka, pindah aja sana ke kamar."
Galang tak mau mengalah dan mengambil remote yang Gilang pegang. Gilang tidak terima dan terjadilah aksi rebutan remote.
Bulan dan Bagus yang baru saja keluar dari dapur menatap kedua anaknya yang sedang rebutan remote. Sifat kekanakan masih saja melekat pada keduanya. Padahal umur mereka sudah mau menginjak tujuh belas tahun. Memalukan.
"Balikin ke gue, Gal!"
"Ngga. Lo pasti bakal berisik lagi."
"Balikin."
"Ngga."
"Balikin!"
"Ngga."
"Bal..."
"Udah stop-stop!" Bulan menengahi.
"Apa-apaan sih kalian. Udah tua juga masih berebutan remote. Kayak anak kecil tau. Udah siniin remote-nya, Papa sama Mama mau nonton film action. Yaudah masuk kamar gih sono." Bagus menceramahi keduanya. Sedangkan mereka memasang muka tidak suka sambil melirik sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Fiksi RemajaTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...