Happy reading!🌻
🐏🐏🐏
Bel istirahat baru saja berbunyi, satu pesan masuk dari Galang mengatakan bahwa Gilang sedang berada di Unit Kesehatan Sekolah. Katanya sih cidera saat jam olahraga tadi.
Asya berhenti menyuapkan sesendok nasi uduk kedalam mulutnya. Alia baru saja bilang bahwa Gilang ada di UKS? Astaga, Asya tidak percaya ini. Sungguh berlebihan tapi itulah kenyataannya.
"Al, seriusan Gilang ada di UKS?" Tanya Asya dengan helaan napas pelan.
"Serius. Tadi Galang ngirim chat ke gue, Sya." Balas Alia dengan anggukan pelan.
"Astaga! Kenapa lagi sih tuh anak?" Sahut Azkia dengan suara yang cukup memekik.
"Cidera, Kia. Lo mau ke sana, Sya? Kita nyusul deh yaa. Mau makan dulu." Ucap Alia dengan terkekeh pelan.
Dengan sedikit berlari dan sesekali menabrak beberapa murid yang sedang bersenda gurau di lorong kelas, akhirnya gadis berambut sebahu itu sampai juga dimana Gilang berada saat ini.
Dilihatnya lelaki itu tengah memakan buah jeruk yang baru saja dikupas oleh salah satu murid yang berseragam PMR. Lihat lah, mode modusnya jalan terus dimana-mana. Asya menduga bahwa gadis berikat rambut kuda itu juniornya di kelas sepuluh.
Gadis berambut coklat itu berdeham cukup keras dan sontak membuat keduanya menoleh. Bahkan adik kelasnya itu terperangah kaget saat melihat Asya sudah berada didepan pintu UKS.
"Eh, Asyayangnya aku udah coming." Seru Gilang dengan kekehan pelan.
"Apanya yang cidera?" Tanya Asya yang tak menyahut ucapan Gilang.
"Ini, beb. Kukunya lepas, seram sangat." Gilang menunjuk kaki sebelah kanannya seraya bergidik ngeri.
"Kok bisa? Kamu ngga pake sepatu apa?" Tanya Asya dengan nada tidak percaya.
"Ikutan Ricko nih, jadinya gini deh." Gilang mengendikkan kedua bahunya.
"Astagfirullah." Ucap Asya serat memukul lengan lelaki itu cukup kuat.
Gilang terkekeh pelan lalu mengambil tangan gadis itu dan meletakkannya di dadanya. Ah, Asya dapat merasakan bahwa jantung lelaki itu berdegup kencang.
"Kamu rasain kan? Setiap sama kamu jantung aku berdebarnya kayak gini, Sya." Ucap Gilang dengan mengulas senyuman khasnya.
Asya menunduk demi menyembunyikan semburat merah yang berhasil keluar karena ucapan lelaki itu.
"Jangan galak-galak dong, adik itu kan cuman mau menjalankan tugasnya." Gilang tertawa kecil seraya mencubit gemas pipi pacarnya itu.
"Bilang aja kamu mau tebar-tebar pesona." Ucap Asya seraya memanyunkan bibirnya.
"Ngga loh, beb. Aku tebar pesonanya sama kamu doang." Elak lelaki itu dengan cengiran.
"Tuh kan, mulai lagi deh." Asya terkekeh pelan seraya memukul pelan lelaki itu.
"Uh lucunya. Pengen bungkus bawa pulang deh." Ucap Gilang seraya memajukan bibirnya beberapa kali.
***
Alia melirik kearah Galang sesekali, lihatlah apa yang lelaki itu lakukan kini. Karena melihat darah dibagian belakang rok gadis itu, dengan sukarela Galang mengikatkan hoodie hitamnya ke pinggang gadis itu.
Hari ini Alia sedang datang bulan dan ntah kenapa darah yang keluar melebihi kapasitas, ya istilahnya sih 'bocor'. Sssttt, biasanya ini hanya diketahui sama cewek aja gais.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...