Happy reading beb!♡♡♡
Rasanya setiap hari yang dilalui selalu terasa menyenangkan. Selalu ada canda dan tawa yang mengiringi. Bahkan Asya sudah sangat sering sekali tertawa dan tersenyum. Rasanya Asya sudah tertular receh akibat pacaran dengan Gilang.
Kabar demi kabar selalu bersahutan. Kini kabar bahagia itu tiba saat mengetahui bahwa Reksi sudah menemukan cinta sejatinya. Begitu juga dengan Misell yang kabarnya berpacaran dengan seniornya, Dewangga atau biasa dipanggil Angga.
Dan kini Misell sudah berpakaian lebih layak dan sangat sopan. Itu perubahan yang luar biasa. Banyak para murid yang bersyukur karena ini.
"Asyayangnya Gilang udah makan?" Tanya Gilang sambil menatap pacarnya itu.
"Jangan panggil itu deh, Gil." Asya berdecak pelan sambil memutar bola matanya malas.
Padahal sudah sering sekali Gilang memanggilnya dengan panggilan itu. Perkataan lelaki itu yang selalu diingat oleh Asya adalah bahwa hanya dirinya lah yang boleh memanggil Asya dengan sebutan itu.
"Itu panggilan ke—" Ucapan Gilang terputus, sengaja agar Asya yang menyambungnya.
"Sayangan. Iya-iya, paham." Asya melanjutkannya seraya mencubit pipi pacarnya itu dengan gemas.
"Eh, Mas Dede! Makanan yang Gilang pesan mana ya?" Seru Gilang karena makanannya tak kunjung tiba.
"Sebentar, Gil. Giliran yaaa." Sahut Mas Dede dari stan-nya.
"Sya, ntar malam sibuk ngga?" Tanya Gilang sambil menatap pacarnya itu.
"Ngga tau deh, kenapa emangnya?"
"Kita jalan-jalan yuk. Kata Mama aku ada pasar malam." Lelaki itu menaik turunkan alisnya.
"Aku-kamuan nih sekarang?" Asya menahan tawanya.
"Kan udah aku ajarin, sekarang kita manggilnya aku-kamu biar lucu." Gilang tertawa kecil diakhir kalimatnya.
"Yaudah, ntar aku kabarin. Emangnya lo— eh, kamu mau jalan jam berapa?"
"Jam tujuh, kabarin sebelum jam segitu ya? Oke, Asyayangnya Gilang."
"Oke." Asya tersenyum dengan pipi yang merona.
***
"Jadi, minggu depan bawa barang-barang yang udah ibu catat di papan tulis ya. Oke, sekian." Pamit Bu Selly setelah bel pulang terdengar nyaring.
"Iya, bu." Sahut anak kelas XI IPA 1 dengan kompak.
"Lusa nanti gue kan ulang tahun tuh, kalian semua harus datang ya. Titik ngga pake koma." Alia mencubit gemas pipi sahabatnya itu.
"Tapi yang lain pada ikutan kan?" Tanya Asya seraya melepaskan tangan Alia yang mencubitnya.
"Iya dong, itu mah pasti. Apalagi ada naga disini." Alia melirik Rifan yang baru saja melewati mereka.
"Naga? Siapa, Lia? Gue?" Sahut Rifan sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Alhamdulillah kalo nyadar." Alia terkekeh sambil berlari meninggalkan kelas.
"Dasar Alia kampret!" Rifan lantas mengejar gadis itu, tidak terima dibilang naga. Padahal kalo urusan makanan dia naganya sama si Ricko.
"Hai, Asyayangnya Gilang." Sapa Gilang yang tersenyum lebar kearah Asya.
"Udah lama?" Tanya Asya dengan wajah yang sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...