Selamat sabtu malam dan selamat membaca!❤
🐣🐣🐣
Jendela besar itu terbuka. Sinar mentari masih tampak malu-malu. Kini, lelaki berkemeja putih dengan celana abu-abu panjang itu sudah siap untuk turun dan sarapan bersama.
"Galang Gilang! Ayo turun." Seru Bulan yang sudah rela berteriak di pagi-pagi buta seperti ini.
"Otewayyy, Ma." Sahut Gilang dengan suara yang tak kalah besar.
Galang sudah turun lebih dulu seraya menenteng ransel hitamnya. Sedangkan Gilang masih asyik berkaca ria. Bahkan dirinya sesekali bersiul-siul. Bahkan saking semangatnya, lelaki itu berjalan seraya melompati dua tangga sekaligus.
Dan....
BRUKKK! 💥💥💥
"Aw! Astagfirullah." Gilang memekik seraya meringis kesakitan.
Mereka bertiga yang mendengar bunyi sesuatu yang terjatuh itu pun langsung menuju TKP. Kondisi Gilang sungguh mengenaskan, bahkan ponselnya sudah tergeletak begitu saja dengan layar yang tampak retak dibagian bawahnya.
"Astagfirullah! Bangun, Gil." Bulan berseru panik, pagi-pagi udah buat orang tua jantungan nih bocah.
"Aduh. Sakit banget kaki Gilang, Ma." Suara Gilang agak merengek, sepertinya sangat sakit.
"Yang mana?" Tanya Bagus dengan mengernyitkan dahi.
Sedangkan Galang memakan roti isinya dengan santai. Memang kembaran kurang asam, mending bantuin ambil apa kek, misalnya ambilin minyak urut kek, atau apa kek. Ini malah asyik menyaksikan Gilang yang tengah meringis kesakitan.
"Lurusan betis atas sama pergelangan kaki." Balas Gilang seraya meram melek karena kesakitan.
"Pa, yuk bawa ke dokter. Takutnya parah." Ucap Bulan dengan nada panik dan khawatir.
"Iya-iya. Galang nanti jangan lupa kunci pintu." Sahut Bagus sambil memapah Gilang.
Setelah ketiganya sibuk mengantar kembarannya ke rumah sakit, Galang malah bengong disana dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah.
Otw tepuk jidat karena ulah pacarnya Alia.
***
"Gal, kembaran lo mana?" Tanya Ricko yang tak sengaja bertemu di koridor utama.
"Ngga masuk, kecelakaan dia." Sahut Galang dengan santai.
"Hah?! Kecelakaan?! Dimana?" Ricko membulatkan matanya tak percaya.
"Biasa aja, suka banget buat heboh satu kampung." Balas Galang seraya meninggalkan Ricko yang terus berkedip.
"Buset! Sa ae upil onta kacangin gue." Ricko geleng-geleng kepala takjub.
"Gal! Tungguin gue!" Lanjut Ricko dengan setengah berteriak.
Sedangkan Galang hanya membulatkan tangannya ke udara, itu loh, seperti membentuk huruf 'O'.
"Jadi, gimana keadaan kaki anak saya, Dok?" Tanya Bagus setelah Gilang diperiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Fiksi RemajaTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...