23

734 37 1
                                    

Happy reading cuy! -Gilang cakep calon pacarnya Asya, hehehe.

———

"Jadi bener, si—ehem ngajak kerumah?" tanya Alia begitu heboh yang membuat Asya mendengus kesal.

"Gila! Gercep banget si—ehem." Azkia menggelengkan kepalanya takjub.

Entah sejak kapan mereka menyebut nama Gilang dengan sebutan si ehem. Untung saja pemilik nama tidak mengetahuinya, kalau tahu pasti sang pemilik akan marah kepada keempatnya.

"Kerumahnya jam berapa, Sya? Apa perlu gue anterin? Atau perlu gue dandanin?" tawar Alia yang diangguki Azkia dan Alisa.

"Udah deh, jangan gitu amat." Asya berdecak kesal.

"Gue dijemput. Mungkin pulang sekolah langsung kesana." lanjut gadis berambut coklat itu lagi.

"Subhanallah! Si—ehem GERCEP BANGET!" seru ketiganya kompak dan sukses membuat siswa-siswi yang melintas menoleh kearah mereka.

Galang dan Gilang mengernyit heran saat melihat papan mading di koridor utama. Bagaimana bisa, voting dating itu sudah mencapai 68%. Secocok itukah ia dengan gadis itu?

Galang menghela nafas kasar, "Jujur, Gil. Gue be-ne-ran ngga nyangka."

Gilang mengangguk setuju, "Sama, gue juga."

"Eh, pada ngapain kalian berdua?" tanya Ricko sambil menepuk bahu keduanya. Ntah sejak kapan ia berada disana.

"Liat, udah 68% suara. Gila, cuy!" Rifan bersorak heboh.

"Ckck, daebak!" Ricko menggeleng sambil berdecak kagum.

Gilang menoleh kearah Ricko sambil mengernyitkan dahinya, "Sejak kapan lu bisa bahasa korea?"

"Iya, gue curiga, jangan-jangan lo suka nonton drakor lagi?" Rifan bergidik ngeri.

"Ngga ah, suudzon mulu sama gue, ck. Kak Echa suka banget nonton drakor, sampe gue pusing dia ngomong apaan karena saking seringnya dia ngomong pake bahasa korea."

"Daebak!" ketiganya berseru kompak.

***

Gilang baru saja memasukkan ponselnya kedalam saku hoodie-nya.

Bang, hari ini Asya pulang bareng gue ya. Mau gue ajak jalan bentar dan pastinya bakal gue anter dg selamat sampe ke rmh. Makasih:)

Satria sukses menggeleng heran, berani sekali si—ehem mengajak adiknya itu ngedate. Dengan cepat, ia mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Oke, tp harus anter Asya dg selamat sampe ke rmh. Awas aja kalo ga, gue jadiin makanan buaya lo.

Tombol kirim telah Satria tekan dan setelah pesan itu terkirim, ia tersenyum puas. Dan saatnya ia berjalan menuju lapangan basket indoor guna melatih para juniornya.

"Cie yang bakal ke rumah camer." goda Alia saat bel pulang berbunyi. Kini keduanya tengah mengemas buku.

Asya melirik malas kearah sahabatnya itu, "Apaan sih."

"Semoga cepet jadian ya terus direstuin sama camer." goda Alia lagi.

"Yaudah, gue duluan ya. Soalnya Galang udah nunggu di depan. Byebye!" ucap Alia berpamitan sambil melambaikan tangan.

G I S Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang