Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Walillahil hamd. Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. Ingat guys #dirumahaja sambil wattpad-an, hehe.
-Salam manis dari Batam🙏❤
HAPPY READING!~^^
✨✨✨
"Yang ini bagus ngga, Gil?" Tanya gadis bernama Lia Triatna itu.
Gilang melirik malas, "Boleh juga tuh."
Lia bergumam, "Kamu ngga ikhlas temenin aku kesini?"
Rasa tidak enakan itu sungguh menyiksanya. Ujung-ujungnya Gilang malah menemani Lia untuk pergi ke toko buku. Walaupun awalnya terpaksa dan hingga detik ini rasa itu masih saja terbelenggu pada dirinya.
"Ikhlas kok." Ucapnya seraya berjalan kearah rak lain.
Lia menghela napas pelan, mungkin ini salah perasaannya yang terlalu menyukai Gilang. Padahal Lia tahu, bahwa lelaki itu sudah memiliki seorang kekasih. Tidak. Lia bukannya ingin merebut Gilang. Gadis itu hanya ingin Gilang nyaman saat bersamanya. Itu saja, tidak lebih.
#tapiboong, wkwkw. Engga, kali ini s e r i u s.
Yudis.
Sya, udah makan malem?Kalo belum, bareng yuk. Kebetulan aku dideket sini.
Jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 20.10 wib. Asya mengernyit, makan malam apanya? Bukannya sudah lewat waktunya? Baru saja jarinya hendak mengetik sesuatu untuk membalas pesan Yudis, satu panggilan masuk dari orang yang sama, orang yang mengajaknya makan malam.
"Aku udah didepan kost-an kamu, Sya."
"Buruan turun, kamar kamu dilantai dua kan?"
"Ngapain? Gih, sana pulang, Dis."
"Ayo makan bareng."
"Udah aku bilang jangan panggil nama pendek aku 'Dis'."
"Aku udah makan daritadi. Dah sana pulang aja."
"Jangan sampai kaki aku naik ke kamar kamu ya."
"Aku maksa nih."
"Apa-apaan sih, Dis."
"Buruan ganti baju, temenin aku makan."
"Please banget, Syaaaa."
Asya terdiam lama. Bahkan suara diujung sana masih terdengar ditelinganya.
"Yaudah, bentar."
***
"Kalo makan dulu, gimana?"
Gilang menoleh ke sumber suara, dari tadi dirinya melalang jauh ke gawai pintarnya.
"Udah malem, Lia. Balik aja langsung."
"Masih jam delapan kok."
"Aku ada tempat makan rekomendasi. Kamu harus cobain."
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Fiksi RemajaTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...