28

755 35 0
                                    

Aku selalu berharap, bahwa kamulah sang penyembuh luka lama.
-Asya Wahyuningrum

Happy reading!:)

———

Pantulan di cermin besar itu menampilkan sosok lelaki berlesung pipi itu tengah menyikat giginya. Suara speaker dari ponselnya tengah memutarkan lagu milik Jaz—teman bahagia.

Setelah selesai, ia menuju lemarinya dan mengambil kemeja lengan pendek berwarna hitam dengan motif kotak-kotak dan celana pendek selutut berwarna putih. Hari ini, ia akan menjemput seseorang.

Gadis berambut coklat sebahu itu melirik kearah ponselnya yang terus berbunyi. Padahal sebentar lagi ia akan mengakhiri pesta dandan tipis ala-ala Safira.

"Ma, jangan ketebalan." komentar Asya sambil menjauhkan wajahnya dari brush blush on.

"Engga loh, ini sedikit lagi."

"Engga, Ma. Udah. Stop." Asya menutup wajahnya dengan tangan.

"Iya-iya. Kalo gitu Mama turun dulu. Siapa tahu sebentar lagi kang' ojek datang." Safira melambaikan tangan seraya terkekeh.

Udah pada siap dandan kan? Buruan ya, para doi sudah otw. @Azkialrsti_

Mampus gue, ck. Masih pake liptint nih. @Aliaghina11

Yaelah, buruan Lia. Mas Galang udah otw kali. Jangan buat lelaki menunggu, wkwk. @Azkialrsti_

Bisa ae lu @Azkialrsti_. Eh udah dulu, kayak ada yang klaksonin rumah gue. @Alisasesil99

Ashiiiaaaappp, Rifan udah nangkring aja😂 @Aliaghina11

@Asya_whyngrm lo dimana? Udah ready? Mas Gilang sebentar lagi nyampe:) @Aliaghina11

Ntah apa yang telah direncanakan oleh  keempat lelaki itu sehingga mereka menyiapkan four-date untuk keempat pasangan itu. Hah, belum sah jadi pacar udah ngedate, begitu batin Asya.

Hah? Belum sah jadi pacar? Apa yang kamu bicarakan dalam hati ferguso? Beo Asya dalam hatinya.

Dengan cepat, ia mengambil tas berkepala unicornnya lalu segera turun kebawah. Dilihatnya sang mama dan lelaki berkemeja kotak-kotak itu tengah berbincang hangat layaknya seorang ibu dan anak. Gilang menoleh karena manik matanya tak sengaja melihat gadis itu yang tengah berdiri menatap keduanya.

"Eh, udah turun. Gih berangkat, Gilangnya udah nyampe. Daripada ntar macet." Safira tersenyum lebar diakhir kalimatnya.

Wah, curiga nih gue. Batin Asya yang berburuk sangka kepada sang mama.

Gilang hanya tersenyum kikuk sambil melambaikan tangannya kearah gadis yang mengenakan sweater kuning pastel dengan rok putih semata kaki. Dengan wajah lempengnya, gadis berambut sebahu itu mengangguk.

"Pelan-pelan bawa mobilnya. Kalo bisa bawa adik gue pulang tanpa lecet sedikit pun." suara Satria yang sinis mulai terdengar, dengan santainya ia menyantap cemilan ringan tanpa menoleh kearah objek yang ditujunya.

"Satria, ngga boleh gitu." Safira menoleh kearah Satria yang tengah menatap layar laptopnya.

"Cuma kasih tau aja, Ma. Soalnya Asya itu adik Satria satu-satunya." Satria terkekeh menatap sang Mama.

G I S Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang