Happy reading zeyengggg♡♡♡
Jangan lupa vomment beb, big luv!❤♥
🐻🐻🐻
Kini ujian akhir semester tengah berlangsung. Para murid disibukkan dengan membaca, menghafal, hingga menguji coba kemampuan lewat soal-soal yang ada di buku pelajaran.
Begitu juga dengan Gilang dan Ricko yang sibuk menghafalkan rumus matematika bagian materi Determinan Matriks.
"A dikali B dikurang sama C dikali D." Celetuk Gilang dengan kernyitan dikeningnya.
"Wahhh, bener. Lanjut pak bos." Ricko bersorak heboh sambil tertawa.
Bel masuk pertanda ujian akan segera dimulai berbunyi nyaring seantero sekolah. Hal itu membuat Asya dan Alia dengan cepat memasukkan beberapa LKS kedalam ransel.
"Fighting, Sya!" Alia tersenyum diakhir kalimatnya.
"Lo juga." Asya pun membalas dengan senyuman.
Para pengawas ujian memasuki ruangan dan para murid mulai membaca doa disertai dengan ucapan salam, pertanda ujian akan segera dimulai.
Ting!
***
Terdengar suara helaan napas dari lelaki yang mengenakan hoodie merah yang tengah duduk di kantin bersama ketiga sahabatnya.
"Gue istigfar deh liat soal matematika tadi." Ricko memakan bakwannya dengan sadis, seolah ia melampiaskannya.
"Makanya belajar, Ricko. Mau bisa jawab tapi ngga belajar." Galang berceletuk sambil menyesap es jeruknya.
"Iya, bener tuh, Rick." Rifan menyahut dengan kekehan pelan.
"Ih, kayak belajar aja lo upil badak." Ricko membalasnya dengan sinis.
Rifan terkekeh pelan, "Gue belajar kok. Selepe banget lo sama gue."
"Belajar mencintai Alisa. Eh ada bebeb Alisa nih." Rifan lantas tersenyum ketika pacarnya-Alisa, baru saja lewat bersama ketiga gadis berinisial 'A' itu.
"Kia, duduk sini." Ricko menepuk-nepuk bangku panjang yang ada disebelahnya.
Fyi, mereka sudah tidak canggung lagi berinteraksi layaknya dua orang yang menjalin hubungan-pacaran, walaupun dari para keempat gadis itu masih malu-malu kucing, wkokwowk. Itu maklum ya gais, ada yang merasakannya juga?
"Mau kemana?" Tanya Gilang tanpa suara kearah Asya yang juga menatapnya.
"Toilet, kenapa? Mau ikut?" Balas gadis itu setengah berbisik sambil terkekeh.
Gilang tertawa kecil, "Yaudah, gih sana. Ntar aku pesanin makan, seperti biasa kan?"
Sebagai balasannya gadis itu hanya mengangguk seraya tersenyum.
"Semenjak pacaran, Gilang sama Asya ucul banget cobaaaaa. Mau dong kayak merekaaaa."
"Lah, lo aja ngga punya pacar. Ngenes amat idup lo."
"Ih, ngga ngaca amat kolam empang. Emang lo punya pacar?"
"Punya lah, cuman masih nyasar dihati orang lainnnnnn."
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Teen FictionTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...