Gilang tiba di kelasnya, XI IPA 2. Seperti sebelumnya, ia selalu duduk sebangku dengan Ricko. Ricko melihat Alisa dan Azkia yang notabene cewek populer yang juga sekelas dengannya langsung menyenggol lengan Gilang.
"Eh, liat deh. Alisa sama Azkia sekelas sama kita, Gil." tunjuk Ricko dengan dagunya.
"Eakk, asik-asik joss. Lo bisa makin deket nih sama Azkia." Gilang bersiul. Sedang Ricko hanya terkekeh.
"Nah Pak Tio masuk tuh." ucap Gilang yang membuat Ricko menoleh kearah pintu.
***
"Kita duduk dimana, Sya?" tanya Alia saat pertama kali memasuki kelas XI IPA 1.
Asya mengedarkan pandangannya dan mendapati bangku nomor dua yang kosong."Tuh." ucapnya sambil menunjuk kearah bangku kosong.
"Yaudah, yuk buruan. Sebelum ada yang dudukin." Alia menarik lengan Asya.
Baru saja mau meletakkan tas, tiba-tiba sebuah tas mendarat di bangku itu. Asya dan Alia lantas menoleh dan mendapati Rifan yang tengah menyengir tanpa dosa.
"Eh, ngga kena lo kan, Li?" tanyanya sambil melihat Alia dari atas sampai bawah.
"Ngga. Eh ini tempat duduk gue sama Asya. Lo pindah gih ke belakang." protes Alia.
"Oh tidak bisa. Tas gue udah nyampe disini duluan. Siapa cepat dia dapat." Rifan tak mau mengalah.
"Ck, ngalah dong lo sama cewek." Alia tak terima.
"Udah, Fan. Kita cari bangku lain aja. Yang belakang kosong tuh." ucap Galang yang ntah sejak kapan ada disana.
"Ngga ah, gue maunya disini." ucap Rifan kekeh.
"Ah lo emang ngga bisa di baikin." Galang langsung mengambil tas milik Rifan dan tak lupa dengan Rifan sekaligus.
"Udah, duduk gih. Rifan udah gue amanin." ucap Galang sambil meletakkan ranselnya.
***
Bel istirahat berbunyi lebih cepat karena hari ini belum dimulai kegiatan belajar-mengajar. Si kembar dan kedua sahabatnya sudah ngacir ke kantin. Mengisi perut mereka yang lapar.
"Gue kangen mie ayamnya bude Jeje." ucap Gilang kegirangan.
"Ah alay lo, Gil." sinis Galang.
"Ih, ngga alay dong, Gal. Gue juga kangen kali sama mie ayamnya bude Jeje." bela Ricko.
"Iya-iya. Serah lo dua deh." ucap Galang sinis.
Keempatnya duduk dibangku yang sudah menjadi tempat langganan ketika berada di kantin. Seperti biasa, Gilang dan Ricko lah yang akan memesan makanan mereka.
"Mie ayam empat sama jus mangga empat, iyakan?" koreksi Ricko.
Galang dan Rifan mengangguk setuju."Sya, lo ngga laper?"
"Ngga, Li."
"Seriusan? Perut gue udah demo nih. Eh ralat cacing diperut gueee."
"Yaudah sana."
"Lo usir gue, Sya?"
Asya berdeham. Alia tak tersinggung, sudah biasa menghadapi Asya yang hanya sepatah dua kata saat berbicara. Saatnya mencari Alisa sama Azkia nih, batin Alia.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Ficção AdolescenteTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...