Happy reading gaesz! Jangan lupa vomment yaaaa❤
"Asya!" teriak seorang gadis yang setengah berlari kearahnya.
Gadis berambut coklat itu menoleh kebelakang dan didapatinya seorang Misell Anastaya-mantan pacar Gilang. Ehem.
Gadis itu mengangkat sebelah alisnya, modus apa lagi ini? Mengajaknya makan di kantin, lalu menyekapnya di gudang? Ah, jangan berburuk sangka dulu, Asya Wahyuningrum.
"Boleh bicara sebentar?" gadis itu tampak tersenyum lebar.
"Boleh, dimana?"
Permen tangkai rasa cokelat vanilla itu keluar masuk dari mulutnya. Manik matanya terus mengamati dua gadis yang sedang berbincang di taman belakang sekolah. Ngomong-ngomong, taman belakang sekolah ini cukup asri kok. Masih banyak tanaman hijau dan beberapa bunga berwarna-warni menghiasi taman ini. Dan kadang taman ini digunakan untuk para murid yang akan mengobservasi lingkungan, biasanya sih anak-anak dari jurusan IPA.
Gadis dengan ombre coklat itu menghela nafas gusar, "Gue minta maaf ya, Sya. Ah, selama ini gue udah jahat banget sama lo. Padahal gue baru kenal sama lo. Gue paham kok, pasti susah maafin orang jahat kayak gue."
"Hm, ngga apa-apa kok, Sell. Gue maklumin, karena melihat seseorang yang kita cintai bersama orang lain itu rasanya sakit. Gue tau kok." Tak disangka, Asya justru malah tersenyum.
"Gue juga baru nyadar, ternyata gue terlalu terobsesi sama Gilang, HA-HA. Duh, rasanya gue malu banget. Ternyata benar, sama apa yang sahabat-sahabat lo bilang ke gue." Misell terkekeh mengingatnya.
"Hah? Mereka bertiga bilang apa sama lo, Sell?" Asya mengerutkan keningnya.
"Adalah, udah ngga apa-apa, skip aja." lagi-lagi gadis itu tertawa kecil.
"Seriusan?"
"Iya, serius. Sekali lagi, gue atas nama Misell Anastaya minta maaf ya atas perbuatan bodoh gue, Sya."
Gadis itu mengangguk sambil tersenyum lebar menanggapinya. Tak lama kemudian, Misell memeluk Asya dengan erat.
"Lah, ngomong apaan sih? Kayaknya Misell modus dulu deh, pake acara meluk-meluk Asya kayak gitu." Gilang bermonolog sambil geleng-geleng kepala.
***
Es jeruk peras yang tinggal setengah itu diminum lagi oleh lelaki yang baru saja selesai memakan batagor miliknya. Gadis dengan ombre coklat itu menengadah, sebelah alisnya terangkat. Sedangkan sang lelaki hanya menatapnya seraya mengernyitkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
G I S Y A
Roman pour AdolescentsTeruslah tersenyum karena dirimu sendiri, karena aku hadir hanya sebagai pelengkap kebahagiaanmu. Meski semesta kadang tidak berpihak kepadamu. Dan yakinlah Tuhan punya rencana terbaik untuk hidupmu. Tertanda, Gilang. Ini bukan cerita tentang si bad...