"Assallamuallaikum"
Ayah reihan, dan kedua orang lelaki beda usia itu berhenti berjalan ketika ada seseorang mengucap salam dari luar rumah. Mereka bertiga saling pandang, dan pemuda itu berlari lebih dulu menuju pintu utama.
"Waalaikumsallam" jawab kedua lelaki paru baya dibelakang pemuda tadi.
.....
"Ali..."
Prilly terbengong ketika melihat siapa yg membukakan pintu untuknya.
"Kamu dari mana sih?"
Bukannya menanggapi ucapan prilly, yg dipanggil dengan sebutan ali malah sibuk memeriksa tubuh prilly, membolak-balikan tubuh prilly.
Ali. Memang sedari tadi yg sedang menunggunya adalah ali dan juga papanya.
"Kamu gak papakan?" tanya ali.
"Aku gak papa!" jawab prilly bingung.
"Kamu dari mana saja sih? Dari tadi ditungguin tau" tanya ali jutek.
Prilly manyun melihat ali yg bertanya sejutek itu padanya.
Tangan mungilnya bergerak mencubit pinggang ali pelan, namun terus berulang kali.
Membuat ali memekik kaget dan kegelian."Aduh..duh.. Pril.. Sakit, geli prill.. Udah-udah.." ucap ali sambil terus menghindar.
Dari arah dalam rumah, ayah reihan dan juga papa syarief hanya menatap mereka dari depan pembatas ruang tamu dan juga ruang keluarga yg dapat dilihat karena pintu utama terbuka dengan lebarnya. Membiarkan mereka tanpa ingin mengganggu apa yg sedang mereka lakukan.
Keduanya memutuskan kembali kemeja makan untuk menunggu kedua anak manusia yg mungkin sedang jatuh hati.
"Biarkan saja mereka. Kita disini saja" ucap papa syarief.
Sedangkan ayah reihan hanya mengangguk saja dan membuntuti papa syarief dari belakang. Sambil mengerutu tidak setuju pada papa syarief, padahal ayah reihan ingin melihat kondisi sang putri tercinta.
"Kamu, kok ada disini?"tanya prilly.
"Ayah kamu, ngajak makam malam bersama. Eh kamu malah gak ada dirumah" jawab ali.
"Ya udah, kalau gitu kita masuk aja. Pasti udah pada nunggukan?" kata prilly sambil berjalan mendahuli ali.
Belum sampai diujung pintu masuk, tangan prilly sudah ditarik oleh ali. Menggiring prilly untuk mendarat pada dada bidangnya. Ali memeluknya sangat erat, meluapkan rasa khawatirnya dan juga rasa rindunya.
Hangat!
Satu kata itu yang sekarang menyerang perasaan prilly. Berada didekapan ali membuat jantungnya berdetak. Bisa bahaya jika ali mendengar detak jantungnya. Begitulah pikir prilly.
Sedangkan ali sendiri juga merasakan hal yg sama namun dia terlihat cuek. Biarlah prilly mendengar detak jantungnya, toh memang itu adanya, Fikir ali."Aku gak mau kenapa-napa,prill" ucap ali pelan, tepat ditelinga prilly.
Prilly hanya mengangguk dalam dekapan ali, ia bingung harus berkata seperti apa.
"Tadi prilly dari mana saja nak?" tanya ayah reihan.
Prilly dan juga ali baru saja duduk, namun ayah reihan sudah menyodorkan pertanyaan untuk prilly.
"Prilly hanya jalan-jalan saja ayah!" jawab prilly pelan.
"Tapi kamu tidak apa-apa kan?"
"iya. Ayah tenang saja!"
"Oh iya. Ini papa nya ali nak!" cicit ayah reihan, lupa jika masih ada papa syarief diantara prilly dan juga ali.
"Om. Om syarief!" ucap prilly sambil tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Cinta(Aliprilly)
Teen Fiction"Banyu janji yaa, temui ana lagi? Banyu harus cari ana kalau banyu sudah besar" kata gadis kecil sambil terus memegang tangan prince kecilnya. "Banyu janji Ana. Banyu akan datang untuk Princes Ana. Ana tidak boleh lupa sama prince banyu yaa?" Ucap b...