Chapter 37

1K 101 1
                                    

Krist POV

Akhirnya…  Ini adalah hari terakhir shooting film SOTUS. Setelah sekian lama proses, sampai juga kami di hari ini. Aku sedang duduk di kursiku sambil menunggu giliran take.

Singto dan pemeran lainnya sedang take adegan kegiatan perpeloncoan dan saat ini giliran Kongbop yang menjadi head hazer menggantikan Arthit. Sedangkan aku sebagai Arthit sudah bukan anak kuliahan lagi tapi sudah menjadi pegawai kantoran.

Bisa kulihat adegan demi adegan berjalan lancar. Hingga akhirnya giliranku pun tiba. P’Boy memintaku bersiap. Tinggal beberapa adegan saja dan kami akan benar-benar selesai.

Adeganku kali ini adalah saat Arthit emnunggu Kongbop pulang dari kegiatan sotus. Dia menunggu kekasihnya pulang untuk bisa berjalan bersama.

Yak… Ready… Action

“Apa kabarmu? Capek?” kataku pada Kongbop yang sedang berdiri membelakangiku.

Pria tampan itu menoleh kepadaku dan terlihat terkejut, “Kenapa Phi tidak bilang kalau mau kesini? Aku kan bisa menjemputmu!”

“Aku cuma ambil tanskrip nilaiku!” kataku padanya sambil mengangkat map yang kupegang dan melambaikannya, “Kau harus mengikuti rapat hazer setelah ini kan?”

“Iya…” sahutnya pelan.

“Kalau begitu, pergilah! Aku akan pulang setelah ini…” kataku padanya, merasa sedikit menyesal karena tidak mencek jadwalnya sebelum datang kemari,

“Apa kau benar-benar harus pulang sekarang?” tanyanya padaku dengan mata memohon.

Sejak Arthit mulai berkerja dan Kongbop sibuk dengan kegiatan sotus, mereka jarang bertemu dan menghabiskan waktu berdua.

“Sebenarnya… tidak juga…” kataku sambil menunduk dan memainkan tali tas selempangku, “Aku bisa tinggal sebentar!”

Kongbop tersenyum senang melihatku bicara malu-malu dengan wajah sedikit bersemu merah muda.

“Tunggu sebentar disini, aku akan bilang pada yang lain!” sahutnya cepat, hendak berbalik,

“Hey, jangan begitu!” kataku sambil menghentikan langkahnya, “Jangan bolos rapat untukku! Kamu kan ketuanya?! Aku akan menunggumu!”

Kongbop menyentuh tanganku yang masih ada di lengannya dan menggenggamnya lembut dengan senyuman di bibir tebalnya. Dia terlihat setengah geli dan senang saat memainkan jemariku di tangannya.

“Memang benar aku punya tugas sebagai ketua hazer tahun ini…” katanya dengan suara pelan, kemudian dia mendekatkan bibirnya di dekat telingaku dan berbisik lembut, “Tapi aku juga punya tugas... sebagai kekasihmu!”

“Tunggu sebentar na…” katanya sambil melepaskan genggaman tangannya dan melangkah meninggalkanku yang masih memerah karena rasa malu.

Wajahku memanas, jantungku berdegup kencang sebagai efek kata-katanya.

Cut

Begitu mendengar kata “Cut” dari P’Boy, kakiku seolah berubah menjadi jelly. Aku melangkah gontai ke belakang berusaha mencari pegangan dan tubuhku pun merosot ke lantai.

Suara tawa terdengar dari tempat sutradara dan cameramen kemudian suara P’Boy terdengar di antara suara tawa itu, “Kau meleleh karena kata-katanya kan?!”

Aku hanya bisa tertawa mendengar godaan dari semua kru film saat melihatku tak kunjung berdiri dari posisiku yang masih berjongkok di sana. Kakiku benar-benar terasa lemas. Singto sialan… Kalimat mematikan itu tidak ada dalam scenario.

Saat akhirnya aku bisa berdiri, semua kru masih saja menggodaku karena adegan aku yang meleleh karena kata-kata rayuan maut Kongbop, tanpa mereka tahu sebenarnya yang mengatakan itu tadi bukanlah Kongbop. Itu adalah Singto. Dia dan mulut manisnya.

Aku semakin yakin atas dugaanku saat aku melihat dia tersenyum miring, melihatku berjalan mendekatinya yang sudah duduk di kursi istirahatnya sedang di touch up oleh P’Nan.

“Aw, Nong… Kakimu baik-baik saja?!" tanya P'Sing,

“Kakinya baik-baik saja Singto… menurutku yang tidak baik-baik saja adalah jantungnya. Apa kau tak mendengar suara detak jantungnya yang sedang ngebut itu?!” goda P’New yang duduk tak jauh dari tempat kami,

“Diam kau Phi… Bukankah scenemu sudah selesai?” sahutku kesal,

“Aw… Kau mengusirku Nong? Jika aku sudah pulang aku pasti sangat menyesal karena melewatkan tontontan seru ini…” katanya sambil tertawa keras.

Aku mengipasi mukaku yang memanas dengan tangan dan melihat Singto yang melirik mengawasiku.

“Kalian masih ada berapa scene lagi?” tanya P'New pada kami,

“Tinggal scene diluar saja… Sebentar lagi juga selesai…” sahut P'Sing,

New terlihat membuka handphone nya dan wajahnya berubah jadi lebih ceria. Diapun berdiri dari kursinya dan membereskan barang-barangnya.
“Jangan lupa pesta di akhir minggu ini ya… Aku harus pergi sekarang! P’Tay sudah menungguku di luar.”

“Hati-hati Phi, salam untuk P’Tay na…” sahutku padanya,

“Siap!!”

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang