Chapter 6

1.4K 155 3
                                    

Krist POV

Hujan mengguyur kota Bangkok dengan lebat, staff film hilir mudik melindungi peralatan dari hujan dan mengurus hal-hal lainnya.

Saat ini aku berkumpul dengan para pemain lain yang juga memiliki scene hari ini. Ai’Fluke,P’Off, P’Top, P’New, Oaujun dan tentu saja P’Singto.

Aku duduk di sebelah P’Singto sambil memainkan hape di tanganku, sedangkan yang lain duduk menyebar membentuk lingkaran tak teratur mengelilingi meja kantin tempat kami berteduh menunggu hujan reda.

P’Sing mengangsurkan jaket kepadaku, memberi isyarat untuk memakainya, mungkin dia takut aku kedinginan, pagi tadi aku memang bilang kalau aku sedang tidak enak badan.

“Ah… Kalau begini terus, bisa-bisa kita batal shooting…”sahut P’New sambil mendesah perlahan,

“Semoga saja tidak!” sahutku sambil masih memandangi hujan yang turun tanpa ampun, masih menggenggam jaket yang tadi kuterima,

P’Sing yang ada disebelahku langsung merecoki ku untuk segera memakai jaket itu, “Pakai jaketmu!”katanya lirih,

“N’Krist kau tak ada jadwal lain hari ini?” Tanya P’Off padaku, sambil menerima beberapa gelas minuman hangat dari staff kantin dan meletakkan minuman pesanan kami di atas meja.

P’Sing langsung meraih susu pink panas pesananku dan meletakkan nya di depanku, setelah itu dia meraih Moccachino panas miliknya dan membaui minuman yang masih mengeluarkan uap panas itu sambil memejamkan mata dengan nikmat.

“Tidak ada Phi… Untungnya tak ada jadwal pemotretan apapun hari ini!” kataku lagi,

“Oi… Singto, bagaimana denganmu?” tanya P’Off kepada Singto yang lagi-lagi merecoki ku untuk membetulkan jaket, “Oi… P’Sing biarkan saja istrimu itu, dia takkan jatuh sakit hanya karena hujan gerimis.”

Celetukan P’Off membuat semua orang terkekeh perlahan. Mereka sudah terbiasa melihat interaksi ku dengan P’Sing di lokasi.

Jika aku lengah sedikit saja dia akan mengomeliku tanpa ampun, dia sangat cerewet dengan masalah kesehatan. Itu sebabnya dia tak tahan melihatku tidak merawat diri sendiri.

Sebenarnya aku senang-senang saja dengan perhatiannya, namun terkadang aku merasa risih dengan sikapnya.

Padahal dia sebenarnya adalah orang yang pemalu tapi akhir-akhir ini, P’Sing begitu perhatian kepadaku. Mungkin ini disebabkan karena kami juga semakin dekat karena karakter yang kami perankan, terkadang agak susah bagiku juga untuk keluar dari karakter yang aku perankan.

Sehingga ketika jeda shooting, interaksi kami Nampak masih seperti sepasang kekasih.

Susah memang untuk keluar masuk dari penjiwaan peran. Jadi kadang aku mengacuhkan itu dan membiarkan hariku berjalan sebagai Arthit.

“Tak ada… Benar-benar kosong!” jawabnya sambil menoleh pada P’Off, sambil menarik resleting jaketku hingga ke atas.

“Mau makan bbq selepas kerja malam ini? Kita bisa ke restoran bbq dan sedikit minum-minum…” ajak P’New memberi usul, “Sudah lama kita tidak kumpul-kumpul setelah shooting.”

Aku hanya diam melihat diskusi yang lain untuk acara malam ini, kurasakan P’Sing sedikit berdiri dan menggeser kursinya mendekat pada kursiku dan kemudian duduk menyandar sambil meletakkan sebelah lengannya ke sandaran kursiku. Sehingga tangannya bertengger di bahuku.

“Besok masih ada jadwal shooting…” sahut P’Top yang lebih penurut dibanding P’Off dan P’New,

“Aw… jangan tak asyik begitu ah… Kita kan hanya makan-makan saja, tak perlu bingung! Kita akan membatasi asupan alcohol malam i
ini. Mari bersenang-senang!” kata P’Off lagi dengan cengiran khas di wajahnya.

P’Sing meraih gelas moccachinonya dan meminum sedikit cairan hangat itu, sebelum kemudian mendekatkan bibirnya di telingaku dan berbisik, “Kamu mau ikut dengan mereka setelah ini?”

“Sepertinya begitu Phi… Aku tak ada acara malam ini. Apa kau sibuk?”

“Tidak…”

“Kalau begitu ayo ikut saja…” kataku lagi mengajaknya,

“Sepertinya hujan juga takkan berhenti dengan cepat…” kataku lagi sambil merapatkan jaket dan meminum susu panasku,

“Okey… Bbq terdengar mengasyikkan. Segelas beer juga tak apa-apa di hari yang dingin!”

“Jangan mengajak gadis-gadis itu, nanti kita jadi harus pulang lebih cepat karena mereka!” sahut P’New, “Mari jadikan malam ini, malamnya para lelaki!”

Kata-kata New disambut dengan kata-kata persetejuan dari yang lainnya. Aku pun ikut tertawa dan berseru setuju dengan ide itu.

Kurasakan rambut belakangku di elus sejenak kemudian kurasakan P’Sing menarik tangannya dan berdiri meninggalkan kursi untuk membuat panggilan.

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang