Forward
Krist POV
Pria jangkung dan tampan itu sedang memandangnya sambil tersenyum. Sahabatnya itu menyeret dia ke café dekat tempat shooting mereka dan menanti cerita yang sedang ditagihnya. Nammon tak bisa menyembunyikan rasa excitednya. Sepagian ini dia terus mendesakku untuk bercerita penyebab wajahku yang dibilangnya bercahaya bagai matahari pagi.
"Kau menikmati ini kan? Membuatku menanti-nanti ceritamu! Jangan kau kira aku tak tahu apa yang terjadi Krist.." katanya dengan tak sabar,
"Aku tak bisa merahasiakan apapun darimu kan Ai'Nam?!" kataku sambil tertawa padanya,
"Jadi... Kalian akhirnya memutuskan untuk berpacaran?" tanyanya sambil menikmati ice americano yang dipesannya,
"Yah... dengan beberapa pengaturan dan perjanjian..."
"Paling tidak, sekarang sudah ada kejelasan di antara kalian. Tapi kau akan tetap merahasiakan hal ini kan?" tanyanya lagi memastikan,
"Sementara ini mungkin hanya teman dekat dan manajer kami saja yang tahu. Aku belum punya keberanian untuk menghadapi kedua orang tuaku. Terlebih P'Sing, aku rasa keadaannya akan agak menyulitkan."
Nam tampak mengerti dan paham akan kesulitan kami. Dia duduk disana sambil mengangguk-anggukkan kepala dengan raut wajah berpikir.
"Singto anak semata wayang kah?!"
"Keluarganya tinggal Ayahnya saja, Ibunya sudah meninggal dan ya... dia anak lelaki satu-satunya dari keluarga Ruangroj. Aku rasa akan sulit bagi ayahnya untuk menerima kenyataan anak lelaki satu-satunya ternyata berpacaran dengan seorang pria."
Keadaanku dan Singto memang berbeda. Di keluargaku masih ada adik lelakiku yang bisa meneruskan darah keluarga kami, aku pun masih punya adik perempuan. Tapi Singto, dia menjadi tumpuan harapan bagi Ayahnya.
"Aw... Jangan sedih begitu Krist... Tak ada yang tahu hati seseorang, siapa tahu ke depannya Ayah Singto akan bisa menerimamu dengan tangan terbuka. Dan lagi... kita membahas ini seolah kau akan segera menikah dengannya Ai'Krist. Atau memang Singto sudah melamarmu hah?" godanya mencoba mencairkan suasana,
"Jangan bercanda Nam... Aku hanya berpikiran ke depan!"
"Ya.. ya... Tak ada gunanya mengkhawatirkan apa yang belum terjadi, kawan! Hiduplah untuk hari ini dan esok hari..." katanya lagi.
"Terima kasih atas nasehatmu Khun Nammon!" kataku yang langsung disambut dengan suara tawa Nammon.
Singto POV
Aku baru saja menyelesaikan giliran shootingku, namun saat aku kembali ke ruang istirahat aku tak melihat Krist dimanapun.
'Ah... Kemana lagi perginya pria manisku itu?!' pikirku saat itu.
Aku meraih tasku dan menyalakan handphone yang tadi kumatikan sebelum aku mulai shooting. Tak berapa lama kemudian aku bisa melihat notifikasi pesan dari Krist di sana.
Aku pergi minum kopi di café depan bersama Nammon. Segera kembali.
Nammon menculik kekasihku. Walau dia adalah sahabat baiknya, aku tak bisa tidak cemburu pada pria jangkung itu. Akan lebih baik jika Nammon punya kekasih, tapi pria itu single dan preferensi seksualnya sangat aku ragukan.
Krist punya banyak teman, tapi selama ini yang aku tahu Nammon adalah yang paling dekat dengannya. Dia mengenal Nammon sebelum shooting film Sotus. Mereka adalah sesama model untuk satu brand fashion terkenal di Thailand. Mereka sering bertemu di lokasi pemotretan dan itu membuat mereka sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETED
FanfictionBuat yg udah follow nina almeira the series mungkin project yang satu ini bukan kalian banget. Karena kali ini aku bikin project fan fiction gara2 jiwa fujoshi terbangkitkan karena lg banyak film BL seru. Project BTS menceritakan cerita "real life"...