Chapter 42

1K 91 0
                                    

Singto POV

Hari itu kami habiskan berdua. Hari Minggu yang sepi dan tenang di apartemen. Hanya dengan adanya dia di sini di sampingku seperti ini saja, rasanya aku sudah merasa cukup. Fall in love with your bestfriend is the best thing that could happen to you.

Setelah P'Jane meninggalkan apartemen, aku dan Krist masuk ke dalam kamar dan menonton film di atas tempat tidur. Aku bersandar di kepala tempat tidur dan Krist tiduran dengan pahaku sebagai bantal. Sesekali aku membelai lengan atasnya yang telanjang, karena sejak memasuki kamarku, dia sudah melepaskan celana jeans dan kemejanya, meninggalkan kaos dalam warna putih dan celana boxer bergaris.

Dia memintaku untuk memilih film yang ingin kutonton dan dia hanya bertahan kurang dari satu jam sebelum dia terlelap. Sampai akhirnya film itu selesai, Krist tidak membuka mata sama sekali.

Aku pun merubah posisi tidurnya dan aku ikut bergabung untuk tidur siang bersamanya. Tidur di Minggu siang adalah kemewahan yang hakiki bagi kami berdua dan kali ini menjadi lebih special karena aku bisa tidur siang sambil memeluk tubuhnya.

Saat aku terbangun, wajahnya adalah hal pertama yang kulihat. Krist berbaring menyamping dengan bertopang pada sikunya. Kamera handphone nya terarah padaku dan aku yakin dalam keadaan menyala.

"Alai wa... Jangan merekam wajahku saat tidur..." kataku sambil membenamkan wajahku pada bantal,

"Aku ingin bisa selalu melihat wajahmu saat tidur di sebelahku..." sahutnya sambil mendorong bahuku supaya aku mau berbalik,

"Katakan! Apa yang kamu mau dengan mengatakan hal semanis itu? Kau tahu aku tak tahan dengannya..." kataku sambil menatapnya.

Krist menjawab pertanyaanku dengan sebuah kecupan lembut di pipiku. Kemudian dia maju untuk memberi kecupan di keningku. Saat kukira dia hendak mencium ujung hidungku, aku mendongakkan kepalaku agar kecupannya jatuh pada bibirku.

Benar dugaanku, dia memukul bahuku karena membuat dia meleset dari target dan aku hanya bisa terkekeh geli melihat dia memanyunkan bibirnya dengan sebal.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku sambil mengucek mata,

"Sudah hampir jam 3 Phi.."

"Aw... kita tidur lumayan lama..."

"Iya..."

"Ada yang ingin kau lakukan sore ini?" tanyaku sambil meraihnya dan membawa tubuh Krist dalam pelukanku,

"Tak ada..."

"Sayang sekali... Ada Sesuatu yang ingin sekali aku lakukan sore ini..." sahutku sambil menggosokkan hidungku di lehernya,

"Benarkah? Apa itu Phi?"

"Bercinta denganmu..." bisikku kemudian membalikkan tubuhnya hingga dia tengkurap di atas tempat tidur dengan aku ada di atasnya.

Aku menyelipkan satu tanganku ke dalam kaosnya dan satu tangan lainnya menahannya di pinggang. Bibirku menciumi tengkuknya dan menggigit-gigit cuping telinganya yang sensitive. Krist menggelinjang hebat saat aku melakukannya. Walau dia memprotes tapi saat aku memijat titik sensitive di telinganya, aku bisa merasakan penisnya semakin mengeras.

"Phi jangan memainkan telingaku seperti itu na..." rengeknya,

"Tapi aku sangat suka telingamu..."

Aku kembali memainkan tanganku pada putingnya. Dada Krist terangkat sedikit, seolah dia memberi jalan bagi tanganku agar lebih leluasa menggodanya. Aku menjepit putingnya diantara ibu jari dan telunjukku kemudian memelintirnya perlahan.

"Argh Phi..."

Aku bisa menikmati punggung mulus Krist dari posisiku saat ini dan aku pun menciumi bagian belakangnya, mengikuti arah tulang punggungnya dan saat aku sampai di tulang ekornya, aku memasukkan tangan kananku ke balik boxer bergaris biru mudanya dan membelai penisnya yang sudah menegang maksimal. Kepalanya terlempar ke belakang dan Krist memiringkan tubuhnya, membuat aku ikut terjatuh ke samping.

Dengan posisiku saat ini, aku ada di belakangnya namun dengan posisi berbaring menyamping, tangan kiriku masih memainkan putingnya dan tangan kananku mengeluarkan penis Krist dari dalam boxer dengan perlahan aku mendorong boxernya semakin turun hingga posisinya sudah turun sampai ke pertengahan pahanya, menampilkan pantat bulat dan putihnya menempel erat dengan bagian pribadiku yang masih berbalut boxer hitam.

Gerakan tanganku pada penisnya membuatnya mengerang nikmat dan kakinya bergerak-gerak gelisah menahan kenikmatan yang saat ini terasa memuncak. Ingin menggodanya lebih jauh aku pun meraih cuping telinganya dengan gigiku dan menjilat area di sekitar telinganya dengan nikmat.

Diserang di 3 sumber kenikmatan yang berbeda dalam waktu yang sama, terbukti terlalu berat untuk ditahan olehnya. Hanya dalam hitungan menit, Krist menumpahkan muatannya di tanganku dengan tubuh terguncang.

Badannya masih sedikit terlonjak karena semprotan spermanya yang belum terselesaikan saat aku menjauh darinya untuk melepaskan boxerku dan meraih botol pelumas serta kondom yang tersedia di meja samping tempat tidurku. Dekat dari jangkauan jika setiap saat diperlukan.

Aku menuangkan pelumas di tanganku dan mulai melaburkannya di area sekitar lubang kenikmatan Krist. Dia menekuk tubuhnya seperti udang untuk memudahkan aku mempersiapkan dirinya untukku. 1 jari, 2 jari masuk ke dalam lubang belakangnya dengan mudah. Dia sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Penisnya pun kembali tegak karena rangsangan yang kuberikan.

"Krist... aku masuk sekarang na..." dia menjawabku hanya dengan anggukan kecil, tangannya meremas bantal dengan erat, menunggu saat-saat menyakitkan yang selalu datang di awal sebelum kenikmatan mulai menguasai tubuhnya.

Penisku terdorong masuk dengan sedikit usaha karena pelumas dan kondom yang kupakai, Krist terasa sedikit menegang saat aku mendorong penisku masuk. Aku langsung mendorong batang penisku masuk hingga ke dasar dengan satu dorongan yang membuatnya terkesiap terkejut dan matanya membelalak lebar.

Suara yang diciptakan oleh bibirnya, membuatku merasa diambang jurang.

"Krist... Kau terasa begitu nikmat..." bisikku di telinganya sambil bergerak perlahan,

"Phi... Lakukan phi... Kamu membuatku gila..." kata-katanya tersendat-sendat karena desahan nikmat yang dikeluarkannya,

"Jangan gila dulu na... Aku masih ingin menikmatimu..."

Aku menggerakkan pinggulku dengan tempo yang semakin lama semakin cepat, hingga aku bisa melihat badannya terlonjak setiap aku mendorong penisku masuk hingga ke ujung saluran itu, menabrak titik nikmatnya yang ada jauh di dalam lubangnya.

Kuangkat salah satu kakinya, kutekuk hingga menempel di perutnya memberiku akses lebih mudah untuk mendorongnya hingga semua batang penisku masuk dengan mudah.

Setelah beberapa saat aku bisa merasakan aku hampir meledak, oleh karena itu aku meraih penisnya dan mulai menggerakkannya sesuai dengan gerakan pinggulku.

Saat Krist ejakulasi lagi, bagian belakangnya mengejang dan seolah penisku diremas dengan keras membuatku tak bisa lagi menahan ledakan spermaku di dalam tubuhnya.

Membutuhkan beberapa saat sampai aku bisa bernapas normal kembali setelah aktivitas berat kami sore itu. Aku bersyukur telah berolahraga rutin sehingga membuatku bisa bertahan dengan semua hal ini. Bercinta dengan seorang lelaki jelas-jelas membutuhkan energi dan kekuatan yang lebih banyak daripada bercinta dengan seorang wanita.

Kupandangi wajah Krist yang masih terpejam dengan napas terengah. Bibirnya sedikit terbuka dan hembusan napasnya masih terdengar memburu. Beberapa kali dia menelan ludah dan membuat jakunnya naik turun, membuatku ingin menggigitnya dengan gemas.

"Aw Phi, aku tidak yakin bisa berjalan untuk makan malam di luar... Bisa nggak kita pesan delivery saja?" tanyanya membujukku.

Sebelum ini kami sepakat akan makan malam dan aku akan mengantarnya kembali ke apartemen sebelum P'Yui kembali dari rumah orang tuanya.

"Jika bisa aku tak mau mengantarmu pulang malam ini..." sahutku sambil meraih tangannya dalam genggaman tanganku dan mencium punggung tangannya dengan mesra,

"Aw... kita besok akan bertemu lagi kok! Kita ada janji kencan besok kan... Tenang saja! Malam ini aku akan tidur di apartemenku dan kau tidur di sini. Jadi besok pagi kau akan merindukanku lagi!" sahutnya dengan senyum lebar.

Bagaimana aku bisa menolakmu jika kau tersenyum padaku begitu?! Batinku.

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang