Singto POV
Disinilah kami di tengah-tengah restaurant BBQ, bersama dengan pemain-pemain pria dalam film seri itu. Ada yang datang membawa manajer dan staff namun mereka dengan bijak duduk terpisah, membiarkan anak-anak muda duduk bersama di tengah.
P'Jane sudah berpamitan sejak sejam yang lalu karena dia harus mengurus sesuatu yang mendesak. Dia meninggalkanku dengan berbagai macam wejangan dan peringatan untuk membatasi alkoholku karena besok masih hari kerja.
Manajerku sedikit terkejut karena aku mengatakan tidak akan pulang dan ikut acara kumpul-kumpul dengan sesama pemain lelaki.
Namun dia hanya mengangguk paham dan mengemasi barang-barang.
Saat aku memasuki restoran ini, semua personil sudah datang dan mengambil tempat masing-masing, sehingga aku dan Krist duduk terpisah. Krist duduk bersama Nammon dan New di seberangku, mereka sedang asyik bercerita.
Saking asyiknya, Krist bahkan tidak menyapaku saat aku bergabung.
P'Off langsung menyapaku dan mengangsurkan segelas bir ke depanku yang langsung aku minum beberapa teguk.
"Aw, Nong... Pelan-pelan saja, kau baru datang... Jangan minum bir dengan perut kosong!" kata P'Off dan sukses membuat Krist menoleh ke arahku,"Ah P'Sing, kau sudah datang... Darimana saja?" tanyanya sambil masih tertawa karena perkataan Nammon sebelumnya,
"Aku harus berbicara sebentar dengan P'Jane tadi. Kulihat kau bersenang-senang..." sahutku,
"Kami baru saja mulai kok..." percakapan kami terputus oleh Nammon yang mengangkat gelas birnya di depan Krist dan berseru,
"Krist... angkat gelasmu ayo kita bersulang..." sahutnya mengajak Krist minum bir lagi.
Dalam hatiku ada rasa tidak nyaman, melihat Nammon memaksa Krist minum-minum. Aku tahu Krist bukan anak-anak tapi terkadang dia bisa terlalu baik pada orang dan tidak bisa mengatakan tidak. Aku agak khawatir padanya, terlebih aku tidak duduk di sebelahnya untuk mengontrol banyaknya alkohol yang dia minum.
"Au... Singto... Kenapa mukamu angker begitu?" tanya P'Off sambil mengangkat gelasnya padaku,
"Alai?" tanyaku bingung,
"Mukamu... Terlihat muram, kau ada masalah?"
"Tidak..." jawabku singkat masih memandang ke seberang meja, dimana lagi-lagi Krist meladeni ajakan bersulang dari New.
Rupanya P'Off melihat arah pandanganku sehingga dia berbisik lirih di telingaku,
"Jangan menatapnya seperti itu Nong! Aku tahu kamu tak suka dia dekat dengan yang lain, tapi jika kamu memandangnya begitu orang lain bisa salah paham!"
"Aw... Apa-apan sih Phi... Tidak begitu!" kataku mengelak, "Aku hanya khawatir dia akan mabuk sebelum acara ini selesai!"
"Dia akan baik-baik saja... Minumlah Singto. Relaks... Jangan terlalu tegang. Ini kan event gathering kita setelah sekian lama, nikmatilah!"
Walau P'Off berkata begitu aku tetap tak bisa mengalihkan pandanganku dari wajah Krist yang memerah entah karena terlalu banyak tertawa atau karena sudah setengah mabuk.
Tak lama makanan yang sudah dipesan pun keluar dalam jumlah yang sangat banyak. Membuat semua kegiatan di meja itu terhenti, termasuk gurauan-gurauan antara nammon, Krist dan New di seberang sana.
Mereka berseru girang melihat makanan yang begitu banyaknya di depan mereka.
Aku agak lebih tenang melihat krist meminggirkan gelas birnya dan mulai berkonsentrasi mengisi perutnya.
Aku sadar aku berlebihan saat melihat dia dan teman-temannya bercanda atau bersenda gurau, namun aku khawatir jika orang akan mempermainkan dia dan mempergunakan kebaikan hatinya. Krist sangat polos jika menyangkut hal-hal seperti itu.
Dia tak pernah menaruh curiga akan orang lain. Dan aku tahu bahwa terkadang dia berakhir kecewa karena sikapnya itu.
Mencoba mengalihkan perhatian dari Trio pembuat onar di depanku, aku pun mulai mengambil makanan dan mencoba mengacuhkan pemandangan yang membuatku jadi merasa tak nyaman.
Krist POV
Aku hanya bisa mendesah melihat ke seberang meja melihat P'Singto duduk diantara P'Off dan Top. Padahal tadi aku sudah menyiapkan tempat untuknya di sebelahku, namun Phi datang sangat terlambat, sehingga aku tidak bisa menolak ketika P'New hendak duduk disebelahku.
Tak mungkin aku bilang kalau aku menyisakan tempat untuk P'Sing kan?!
Nammon terus mengoceh tentang berbagai macam hal mulai dari gossip teman-teman sesama pemain sampai tentang teman-teman yang kami kenal di dunia perfilman.
Nampaknya malam ini dia dalam keadaan hati yang sangat ceria. Dia menjadi sangat cerewet jika moodnya baik.
P'New juga sama sekali tak membantu, dia terus memintaku untuk menemaninya minum. Diantara beberapa gelas bir yang kuminum dan berpiring-piring makanan, membuat mataku semakin berat dan mengantuk. Namun P'Off tak terlihat akan mengakhiri acara ini.
Tiba-tiba P'New yang ada disebelahku berdiri dari duduknya,
"Kemana Phi?"
"Ke toilet... Bir itu membuatku ingin terus buang air!" sahutnya sambil berjalan agak gontai ke arah toilet. Nampaknya dia sudah setengah mabuk.
"Kemana New?"
"Toilet Phi"
"Aw... apakah dia akan baik-baik saja, nampaknya dia sudah mulai mabuk!"
"Aku akan menyusulnya!" saat aku hendak berdiri, tiba-tiba bahuku didorong ke bawah membuatku jatuh terduduk lagi,
"Tak usah... Dia akan baik-baik saja!" sahut pria jangkung itu,
"Aw P'Sing... Kenapa kamu disini?" tanyaku terkejut dengan kehadirannya,
"P'Off terlalu berisik, aku akan duduk disini!" katanya sambil membetulkan posisi duduknya, "Kau baik-baik saja?" tanyanya lagi,
"Tak apa-apa, Phi" kataku lagi mencoba bersikap biasa, namun gagal karena hampir menyenggol gelas bir Nammon saat menoleh kearahnya.
P'Sing langsung mengulurkan tangannya, menahan agar gelas bir itu tidak tumpah ke meja, "Kamu tampak lelah..."
"Aku hanya sedikit mengantuk dan agak pusing. Sepertinya aku terlalu banyak minum bir..." sahutku lagi merasa tak mampu untuk berbohong padanya atas keadaanku.
Aku tahu seharusnya aku tak minum sebanyak itu, tapi aku tidak enak jika menolak ajakan P'New dan Nammon untuk bersulang.
"Bersandarlah jika kau mengantuk..." tiba-tiba dia menyeretku, memposisikan diri dibelakangku sehingga aku bisa menyandar di bahu dan tubuhnya.
Aku sedikit terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba. Mungkin tanpa sadar aku benar-benar mengantuk, sehingga tanpa memprotes aku pun menuruti perintahnya untuk bersandar.
Bersandar di lekuk bahu Phi membuatku sangat nyaman, badannya sangat hangat dan baunya enak. Saat aku memejamkan mata, aku bisa merasakan percakapan di sekitar kami memudar."Aku hanya akan beristirahat sebentar..." gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETED
FanfictionBuat yg udah follow nina almeira the series mungkin project yang satu ini bukan kalian banget. Karena kali ini aku bikin project fan fiction gara2 jiwa fujoshi terbangkitkan karena lg banyak film BL seru. Project BTS menceritakan cerita "real life"...