Chapter 43

1K 90 0
                                    

Krist POV

Hari ini aku akan pergi berkencan dengan Singto. Aku terbangun dengan pikiran itu di otakku dan moodku seketika menjadi lebih baik. Aku terbangun sekitar pukul 8 dan mendapati pesan dari Singto sudah menumpuk di line.

Kau sudah bangun?

Kau tak melupakan rencana kita bukan?

Kau tidak akan bangun kesiangan di hari bersejarah kita bukan?

Alai wa... pikirku saat itu.

Kami janjian di sebuah café di dekat Lumpini Park saat makan siang dan dia sudah merecokiku untuk bangun sejak pukul 7 pagi tadi. Aku tak bisa menahan senyum yang mengembang di bibirku saat membalas pesan Line dari Singto sebelum dia murka karenanya.

Aku sudah bangun... Tentu saja aku tidak akan terlambat hari ini. Ini kencan pertama kita di luar pekerjaan bukan?!

Melihat ke sekitar apartemenku, mau tak mau aku merasa puas hati. Aku baru saja pindah ke apartemen beberapa bulan yang lalu. Karena shooting film seri memiliki jadwal gila-gilaan aku pun memutuskan untuk tinggal di condo, meninggalkan rumah keluargaku yang berada di sebuah perumahan menengah di kawasan pinggiran kota Bangkok yang sibuk.

Aku mencoba untuk pulang beberapa minggu sekali, jika jadwal mengijinkan. Menjadi anak tertua bukanlah hal yang mudah. Adik-adikku akan menelpon beberapa kali seminggu kadang untuk curhat tentang kehidupan mereka, terkadang hanya menceritakan perseteruan adik kakak.

Ibu akan menelpon di akhir pekan saat semua orang berkumpul di rumah dan menyadari salah satu anaknya tidak ada dalam jangkauan radarnya yang menyelidik.

Aku membuka tirai kamar dan membiarkan cahaya matahari alami masuk dan menghangatkan kamar tidur. Aku suka saat aku berbaring di tempat tidurku di malam hari dan mencium bau matahari di seprai dan bantal sama seperti di rumah ketika Ibuku mengeluarkan semua bed cover dan menjemurnya dibawah sinar matahari.

Bersiap untuk membuat menu sarapan sederhana aku menempelkan handphone di lemari kecil di atas kompor dan menghubungi Ibuku via videocall. Semalam aku sudah menelpon Ibu dan memberitahukannya bahwa aku tidak jadi pulang hari ini dan berjanji akan menggantinya dengan makan malam bersama di akhir pekan. Tapi aku tahu hari ini dia akan merasa sedikit kesepian karena ketidak hadiranku.

"Mae..." sapaku saat wajah cantik Ibuku muncul di layar handphone,

"Anakku... Apa yang kau lakukan menelpon Ibu pagi-pagi sekali?"

"Aw... Aku hanya ingin bicara denganmu..." kataku sambil mengeluarkan sepaket krim sup dan membuka kemasannya, "Ayah sudah berangkat?"

"Uhm sudah dari tadi... Dia bilang ada rapat mendadak pagi-pagi sekali!"

"Sekali lagi maaf karena tak bisa menemani Mae hari ini..."

"Tak apa... Anak lelaki memang selalu akan lebih memilih temannya daripada keluarganya..."

"Mae, kau tahu bukan itu masalahnya..."

"Aku tahu.. Aku tahu... Jadi kemana kalian akan pergi hari ini?"

"Aku akan pergi ke Lumpini Park... Mae sudah pernah kesana?"

"Uhm... Ayahmu membawaku kesana beberapa kali tahun kemarin! Kami belum kesana tahun ini. Ku dengar mereka melaukan beberapa renovasi dalam area taman."

"Yang kudengar juga begitu, Mae! Aku akan menemaninya hunting foto ke Lumpini setelah makan siang di café dekat taman."

"Pergi ke taman tapi makan makanan café. Pergi ke taman seharusnya sambil berpiknik dan membawa bekal!"

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang