Singto POV
Aku keluar dari taksi dan memasuki lobby apartemen Krist, tidak bersusah payah untuk menoleh ke belakang untuk melihat apakah Krist mengikutiku atau tidak.
Aku mencoba untuk menahan kemarahanku saat ini dan mengingat apa yang kudengar dan kulihat beberapa saat yang lalu, itu adalah hal tersulit yang harus aku lakukan saat ini.
Yang benar saja, lagi-lagi aku harus melihat Nammon dan Krist berduaan di satu tempat, membicarakan sesuatu yang bahkan tak dia bicarakan denganku. Padahal Krist tahu sendiri betapa aku tak suka dia terlalu dekat dengan Nammon. Walau dia adalah sahabat baiknya, aku berhak cemburu padanya.
Aku memasuki lift dan beberapa saat sebelum lift tertutup, Krist juga masuk dalam lift itu. Tak berani menatap mataku, dia memutuskan untuk berdiri dekat pintu lift dan memunggungiku. Kulihat dia hampir terlonjak saat aku mendecakkan lidahku dengan kesal.
Aku sampai di pintu kamar terlebih dulu dan membuka pintu kamarnya dengan kunci yang ada padaku. Begitu masuk, aku langsung menuju ruang tamu dan duduk di sofa, masih dalam diam. Menghadapi Krist yang hanya berdiri diam di dekat pintu masuk yang sudah tertutup.
“Sampai kapan kau akan ada disana?” tanyaku sambil melipat tangan di depan dada,
“Kau marah padaku…” dia menyatakan hal yang sudah jelas.
Terkadang dia bisa jadi sangat bodoh.
“Tentu saja… Apa yang kau harapkan?” tanyaku kesal,
“Kita sudah setuju akan menjalani hubugan rahasia bukan? Kita tak bisa mengumumkannya pada semua orang… Film itu akan…”
“Kau mengira aku marah karena film itu?!" ucapku semakin kesal,
“Bukan?” tanyanya bingung,
“Aku marah karena kamu lari ke Nammon untuk menceritakan hal itu padanya, bukannya padaku. Kekasihmu sebenarnya siapa? Aku atau Nammon?”
Wajah Krist menegang saat mendengar keluhanku. Dia berjalan perlahan menuju sofa dan duduk di sampingku dengan sikap hati-hati. Dan aku mengikuti gerakannya dengan ekor mataku.
“Phi…” Krist mengulurkan tangannya mencoba menggenggam tanganku, namun gerakannya terhenti saat aku kembali bicara,
“Aku menceritakan padamu masalah tawaran film yang diberikan P’Bern padaku, tapi kau bahkan tak mengatakan apapun padaku. Kau tidak menanyakan pendapatku? Dan kau akan mengikuti saran orang lain? Sungguh Krist dan kau heran kenapa aku marah?"
“Phi… Aku tidak menanyakan pendapatmu tentang hal itu karena aku yakin apa jawabanku atas tawaran itu… Aku tidak akan menerima tawaran film BL lagi…” katanya sambil menggenggam tanganku,
“Karena kau tidak mau orang lain mengira kau gay!!” sergahku padanya, mencoba menarik tanganku dari genggamannya namun gagal,
“Karena aku tidak mau mendapatkan adegan mesra dengan orang lain selain dirimu!”
“Apa?”
“Dari awal aku sudah punya perjanjian dengan P’Yui. Setelah SOTUS aku tak mau melakukan film BL lagi. Kami membutuhkan SOTUS untuk merubah image artis cilikku dan memperbesar fans baseku. Itu saja. Namun kemudian aku bertemu denganmu dan bahkan berkencan denganmu. Aku punya tambahan alasan untuk tidak menerima tawaran film BL lagi.
Pada dasarnya aku bukan gay. Aku tidak menyukai lelaki selain dirimu. Aku tidak nyaman membiarkan pria lain menciumku atau menyentuhku seperti dirimu. Bagaimana aku bisa melakukan adegan mesra dengan mereka jika aku tidak nyaman saat mereka sentuh?!
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETED
FanfictionBuat yg udah follow nina almeira the series mungkin project yang satu ini bukan kalian banget. Karena kali ini aku bikin project fan fiction gara2 jiwa fujoshi terbangkitkan karena lg banyak film BL seru. Project BTS menceritakan cerita "real life"...