Chapter 28

1.2K 117 4
                                    

Krist POV

Pria di depanku masih manyun sambil menjejalkan makanan ke dalam mulutnya. Menolak untuk berbicara. Sudah berhari-hari dia mengacuhkanku. Di tempat shooting pun dia hanya bicara seperlunya. Semua pesan ku hanya dibaca tanpa dibalas.

"Ayolah... Kau mau ngambek sampai kapan? Aku sudah meminta maaf kan?!" kataku mencoba membujuknya untuk bicara,

"Kau... Memangnya kau tahu apa salahmu?" tanyanya melotot ganas,

"Tentu saja... Aku sudah introspeksi diri. Sungguh!" kataku padanya dengan nada serius, walau sebenarnya di dalam hati aku ingin tertawa geli melihatnya melotot dengan mulut penuh padaku, "Ai Nam... Apa kau setega ini padaku?"

"Kalian yang tega sekali padaku! Aku sudah punya frasat buruk malam itu saat tiba-tiba P'Sing muncul di apartemenmu... Siapa sangka kalian tega mengusirku dan P'New agar bisa berduaan?!" katanya kesal sambil menudingkan sumpitnya ke arahku,

"Alai wa... Bukan begitu ceritanya... Aku sunguh tak tahu rencana Singto!" elakku,

"Humph..." dia mengacuhkanku lagi.
Aku mengambil satu buah cumi besar yang ada di dalam panci hotpot dan meniupnya hingga agak dingin, kemudian membawanya ke depan mulutnya, mencoba menyuapnya dengan makanan favoritnya sepanjang masa.

"Khun Nammon yang terhormat... Aku mohon maafkan aku..." kataku sambil memberinya kode untuk membuka mulut,

"Jadi... Apa yang terjadi malam itu?" tanyanya kemudian melahap cumi besar itu.

"Hm..." aku ragu apa aku mau menceritakan semua hal yang terjadi atau mensensor beberapa bagian,

"Kau tak mau cerita padaku? Dan kau memohon maaf dariku?!" katanya dengan muka sebal.

"Bukan begitu... Cuman..."

"Kalian melakukannya?" tanyanya langsung, membuatku tersedak kuah tomyam yang langsung membuat mata dan hidungku terasa perih, "ALAI WAA KIT!!!"

"Diam kau Nam!" kataku kesal karena dia tiba-tiba berteriak,

"Kau benar-benar sudah melakukannya dengan Singto?! Siapa yang bottom? Kau atau Singto??" dia memborbardirku dengan pertanyaan,

"Kau ini..." sahutku kesal,

"Kau kan?!" tiba-tiba Nammon tertawa terbahak-bahak membuat semua orang di restoran itu menoleh kepada kami,

"Ai'Nam jangan malu-maluin kau... Semua orang melihat kemari!"

"Ah sudah kuduga... P'Singto memang hebat! Aku tidak mengharapkan kurang dari ini darinya." katanya dengan seringai menyebalkan tersungging di bibirnya,

"Keparat kau Nam!" aku hanya bisa mengumpat kesal karena tebakannya yang tepat,

"Baiklah, jadi kau sudah memutuskan kemana kalian akan melangkah bukan?! Jika kau sudah melakukan itu dengannya?" tanyanya lagi memasang wajah serius,

"Tersu terang, aku masih belum tau kemana hubungan ini akan mengarah!"

"Krist... Jangan bilang kau cuma mau melakukan hubungan semalam dengan Singto? Kalian bukan tipe orang yang seprti itu!" tegurnya padaku,

"Bukan begitu... Saat ini aku masih belum tahu bagaimana ke depannya karena aku mau melakukannya perlahan, satu persatu..."

"Shooting Sotus sebentar lagi akan selesai..." katanya mengingatkanku
"Aku tahu..."

"Bagaimana dengan Prae?" tanyanya.

Ai Nam pernah bertemu dengan Prae beberapa kali, aku juga mengajak Prae datang ke pesta ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu. Jadi Nammon bisa dibilang cukup mengenal gadis itu.

"Aku akan bertemu dengannya di hari Minggu."

"Kau sudah tau bagaimana cara menjelaskannya pada Prae?! Sebenarnya aku sudah tahu dari dulu, bahwa lama kelamaan kau dan Prae akan berpisah. Aku hanya penasaran siapa yang akan membuka pembicaraan itu lebih dulu!" sahut Nam membuatku terkejut, "Ketika kau bersama Prae, aku tak bisa tidak melihat hubungan kalian semakin lama semakin tidak terlihat seperti orang berpacaran. Prae terlalu pengertian, dia menerima semua hal tentangmu tanpa bertanya. Kau juga begitu."

"Sebenarnya, Minggu kemarin Prae tiba-tiba muncul di condo!" kataku pada Nammon,

"Serius?! Tumben sekali?"

"Dia bertemu Singto di apartemen..." tambahku, sukses membuatnya terkejut,

"Jangan bilang kalian terpergok?!"

"Bukan begitu, Prae mampir ke condo membawakanku makan siang. Saat itu P'Sing masih di condo bersamaku. Kami bilang sedang berlatih dan sepertinya dia percaya. Dia langsung pulang setelah itu. Tapi, mau tak mau aku merasa bersalah. Aku terlalu terbuai dengan perasaanku pada P'Singto hingga aku melupakan, bahwa untuk kami bersama akan ada hati yang terluka."

"Krist... manusia hidup tak bisa menghindari menyakiti seseorang dengan atau tanpa sengaja! Tak ada gunanya kau berpikir terlalu dalam tentang itu..."

"Tapi..."

"Kita hanya bisa berusaha yang terbaik bagi semua orang, hingga di masa depan kita takkan memiliki penyesalan... Kau tahu apa yang terpenting bagimu. Jadi perjuangkanlah itu! Aku akan selalu mendukung pilihanmu!"

"Thanks Nam..."

"Aku mau nambah... Kau akan membayar semuanya kan?" tanyanya,

"Iya aku akan mentraktirmu... Makanlah!" kataku sambil tertawa.

Di saat-saat seperti ini, aku sungguh bersyukur memiliki orang-orang yang begitu menyayangiku dan mendukung apa yang kulakukan.

Orang lain mungkin akan berpikir bekali-kali untuk mengakui perubahan seperti ini kepada sahabatnya. Tapi tidak bagiku, tak sedetik pun aku ragu, Nammon akan menjadi orang pertama yang selalu mengerti dan mendukung keinginanku.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Aw... Suka banget ama Nam... Sayangnya sampe seri Our Sky keluar, status kejombloan Nammon ga berubah. Jadi pengen bikin project berdasarkan karakter nya Nam... By the way... Menurut kalian kalau Nammon "geser" partnernya yang paling pas siapa ya?

Aku suka imagenya dia kalau lagi ama Fiat (Fiat×Nammon) nyohohoho. Mungkin bakal bikin FFnya mereka in the near future.

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang