Krist POV
P'Yui terus melirikku yang menutup mata di dalam mobil. Dengan mata tertutup pun aku bisa merasakan kekhawatirannya.
"Krist... Apa kau benar-benar baik saja? Kita bisa minta ijin sehari jika kau benar-benar merasa sakit..."
"Aku tak apa2 P!"
"Kamu tak terlihat tidak apa-apa... Kau sudah meminum obatmu dan menghabiskan bubur yang kukirim tadi pagi kan?"
"Sudah, Mae (Ibu) I'm okey! Kamu jadi lebih bawel daripada ibuku..."
"Kamu memang keras kepala!" katanya menyerah.
Beberapa saat kemudian, mobil pun berbelok perlahan dan akhirnya berhenti. Seseorang membuka pintu dari luar, mengejutkanku.
"Oi... P'Krist... Morning!" sapa Gun dengan ceria,
"Pagi Gun, kamu datang dengan Off?" tanya P'Yui padanya sambil mengeluarkan barang-barang dari mobil, "P'Krist sedang sakit, jangan terlalu merecokinya hari ini ya!"
"P'Yui... aku hanya tak enak badan!"
"Au... kau sakit Phi?" tanya Gun dengan sorot mata khawatir, tiba-tiba dia menoleh ke belakang dan berteriak pada seseorang, "P'Sing, P'Krist sedang sakit nih!"
"Oi, Gun!" tegurku saat dia berteriak namun terlambat, tak lama kulihat Singto berlari dari mobilnya dan melongokkan kepala ke dalam mobilku,
"Kau sakit Nong?"
"Singto, aku titip Krist dulu ya... AKu masih ada pekerjaan diluar setelah mengantar Krist kesini. Aku khawatir meninggalkannya tapi aku tak bisa meninggalkan pekerjaanku sampai siang ini." kata P'Yui padanya,
"Tak apa-apa P'Yui... Aku dan P'Jane akan menjaganya!"
"Terima kasih na..." katanya manis pada Singto "Ayo Krist..."
Aku pun keluar dari mobil dengan perlahan dan hampir saja terpeleset jatuh jika Singto tidak menahanku dari luar mobil.
"Kau bisa berdiri?" tanyanya saat kami sudah diluar,
"Aku hanya terpeleset Phi!" kataku meyakinkannya,
"Pastikan kau pakai terus jaketmu di luar saat take, aku sudah memesankan menu makan siang yang mudah dicerna kepada P'Moon dan tolonglah kau minum obatnya na..." lagi-lagi P'Yui mengomel,
"Aku akan memastikan dia meminum obatnya Phi..." potong P'Sing saat melihat aku enggan menjawab omelan P'Yui.
Aku, Singto, Gun dan P'Jane pun berjalan bersama menuju lokasi shooting hari ini. Gun terus berceloteh riang sambil berjalan di depan dengan P'Jane yang membawa barang-barang Singto.
Barang-barangku sendiri sudah diantar oleh sopir ke dalam lokasi shooting sebelum dia mengantar P'Yui untuk rapat.
Singto berjalan di sebelahku dengan sorot mata khawatir, aku bahkan menolak saat dia hendak memapahku. Aku bukan orang sakit keras. Dia terlalu banyak khawatir.
Singto POV
Wajahnya terlihat agak pucat. Saat P'Nan melihat kondisi nya, dia berkeras agar Krist menggunakan sedikit make up untuk memberikan rona segar pada wajahnya yang pucat. Kulitnya memang sudah putih, namun ketika dia pucat begini, warna wajahnya benar-benar mengkhawatirkan.
Tadi waktu aku menangkap dia yang akan terjatuh dari mobil, aku sempat menyentuh kulitnya dan aku bisa merasakan Krist sedang demam.
Namun begitu memasuki lokasi shooting dan ketika kamera berjalan, dia seolah mengesampingkan itu semua. Senyumnya masih secerah biasanya membuatku sejenak melupakan fakta dia sedang sakit.
Untungnya hari ini tak banyak scene yang menghabiskan banyak tenaga, ketika dia ada scene denganku sebisa mungkin kami melakukannya dalam satu kali take.
P'Boy assistant director kami sampai terkejut betapa cepatnya kami menyelesaikan scene kami. Setelah menyelesaikan scene di luar ruangan, kami akan berpindah ke dalam ruangan.
Saat Krist duduk di kursinya dan terlihat mulai kepayahan, aku pun mendekat pada P'Boy dan berbisik, "Phi... Apa bisa Phi ambil scene yang lain dulu... Krist sedang sakit. Bagaimana kalau bagian kami, diambil belakangan?"
"Au... Krist sakit? Aku tak tahu itu... Hm... baiklah. Jadwal kita sudah selesai lebih awal pagi ini. Begini saja, bagaimana jika kau bawa Krist ke ruang latihan jadi dia bisa beristirahat disana?! Kita akan lanjutkan take nya nanti sore. Sementara itu, kita ambil adegan yang lain dulu!"
"Terima kasih Phi..."
"Tak apa-apa Singto... Terima kasih sudah memberitahuku. Lebih baik dia istirahat dulu daripada harus sakit berhari-hari! Kau jaga dia na..."
"Siap Phi..."
Dengan sedikit tergesa aku meninggalkan P'Boy dan mendekati Krist yang sedang bersandar di kursinya dan menutup mata dengan lengan.
"Krist... Giliran kita selesai! Jadwal kita masih nanti sore, sementara ini kita bisa istirahat..."
"Benarkah? Syukurlah..." dia menjawab sambil tersenyum lemah,
"Ayo... aku akan menemanimu ke ruang latihan!" kataku sambil membantunya berdiri.
Setibanya di tempat latihan, aku menyuruh Krist duduk di salah satu kursi dan aku pun segera mencari obat yang sudah disiapkan oleh P'Yui.
"Dengarkan aku na... Kita punya waktu 2 jam sebelum makan siang, jadi aku mau kamu minum obatmu dulu!" kataku sambil menyodorkan obat dan botol air mineral.
"Aku sud..."
"N'Krist, aku bukan P'Yui. Kamu tau pasti tak bisa membohongiku... Aku sangat yakin kau belum meminumnya sama sekali."
"Tau darimana P'Sing kalau aku belum minum obatnya?" tanyanya dengan raut wajah penasaran,
"Aku baca labelnya, obat itu menyebabkan kantuk, kamu pasti takkan mau meminumnya karena kamu takut akan mengantuk saat bekerja. Saat ini kamu punya waktu untuk tidur, jadi minum obatmu dan beristirahatlah!" kataku sambil menyodorkan pil itu padanya.
Setelah aku memastikan dia meminum obatnya, aku pun menyodorkan jaket yang tadi dia kenakan dan memintanya untuk segera memakainya. Aku sudah meminjam selimut tebal untuk alas tidur, aku rasa tidak akan nyaman bagi Krist untuk tidur di kursi atau meja karena badannya akan tertekuk.
Jadi aku memutuskan lebih baik dia tidur di lantai beralaskan selimut tapi dia bisa lebih nyaman."Kesinilah... " kataku sambil mendudukkan diriku di tepi selimut tebal itu,
"Alai wa P?"
"Kesinilah, aku tidak menemukan bantal dimanapun, jadi kamu harus puas dengan pahaku sebagai bantal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETED
Fiksi PenggemarBuat yg udah follow nina almeira the series mungkin project yang satu ini bukan kalian banget. Karena kali ini aku bikin project fan fiction gara2 jiwa fujoshi terbangkitkan karena lg banyak film BL seru. Project BTS menceritakan cerita "real life"...