Pria itu menatap wanita yang ada di depannya dengan seksama, mencoba membaca mood dan isi hatinya. Topik yang akan dibahas olehnya kali ini adalah topik yang sensitif. Dia ingin benar-benar yakin terlebih dahulu dimana posisi mereka masing-masing.
Jane tahu dia telah berjanji pada Singto untuk membahas masalah pria tan itu dengan kekasihnya yang manis. Namun melihat raut wajah tegang yang dipasang oleh Yui, Jane mau tak mau merasa ragu.Dia berusaha mengulur waktu dengan menanti minuman pesanan Yui diantar oleh pelayan café.
Namun Ice Americano sangat mudah dibuat, mungkin akan agak lama jika dia khusus meminta ice yang digunakan adalah pecahan dari gunung es di Alaska.
Begitu Yui mendapatkan pesanannya, dia pun langsung meneguk minumannya dengan sedikit terlalu bernafsu. Nampaknya bukan Jane saja yang merasa gugup.
"Dengar Jane, aku tahu apa yang ingin kau katakan!" katanya membuka pembicaraan,
"Sungguh??" wajahnya nampak terkejut. Jane menatap Yui seolah dia tumbuh tanduk di kepala.
"Kau mau aku berhenti bersikap dingin pada Singto kan?!" katanya,
"Sebenarnya... tidak juga!" sahut Jane sambil menggosok tengkuknya dengan kikuk.
Jane sempat mengira Yui benar-benar bisa membaca pikirannya, karena tiba-tiba dia bilang bisa membaca pikiran pria itu. Untungnya... Yui hanya manusia biasa. Jane hanya bisa mentertawai pemikirannya itu.
"Lalu??"
"P'Yui... Aku hanya ingin kau sedikit mengerti keinginan mereka. Aku tahu kau adalah Phi. Tapi aku lebih lama berkecimpung di dunia ini. Percayalah... kau takkan mendapat apapun jika kau terus mengekang Krist!" Jane mencoba menyampaikan pendapatnya.
"Kau mengenal Singto dengan baik... Kau tahu dia takkan dengan sengaja menyakiti Krist..."tambahnya saat melihat Yui hanya duduk di depannya, memainkan sedotan pada ice americano-nya.
Sebelum berpacaran dengan Krist, Yui memperlakukan Singto dengan baik. Namun begitu dia tahu mereka berpacaran, Yui langsung berbeda sikap. Hampir seperti bermusuhan. Tidak perlu orang ahli untuk mengatakan Yui tidak menyetujui hubungan mereka.
"Yang kukhawatirkan bukan hanya masalah hatinya Jane... Bagaimana dengan karirnya? Dengan masa depannya?" keluh Yui,
"Menjadi seorang gay bukan berarti karirnya akan tamat Phi..."
"Aku percaya pada Singto bahwa dia bisa menjadi sahabat yang baik untuk Krist, tapi aku tidak percaya dia bisa menjadi kekasih yang baik untuk Krist!" sahutnya sambil menatap Jane dari seberang meja, bukan dengan tatapan bermusuhan, namun dengan pandangan lelah.
"Selama ini kau mengira Krist ada di genggaman Singto bukan? Tapi dari yang aku lihat Singto ada di genggaman Krist... Mereka benar-benar jatuh cinta pada satu sama lain. Dan dua-duanya sama besarnya Phi... Apa kau tahu yang terjadi nanti ketika kau terus menerus tidak supportive pada keputusan Krist?"
Yui menatap Jane dengan penasaran karena kata-katanya, namun tak berani bersuara sama sekali. Dia juga melihat bagaimana keras kepalanya Krist menanggapi hubungan mereka saat ini.
Biasanya, Krist selalu setuju dengan pengaturan yang dibuat olehnya. Namun kini, dia tak yakin lagi.
"Kau justru tidak bisa benar-benar menjaga dirinya. Aku mendukung apa yang dilakukan Singto oleh karena itu aku bisa mengantisipasi apapun yang terjadi yang mungkin akan memberikan dampak negative bagi dirinya.
Aku menerima kenyataan dan melakukan persiapan untuk melindungi artisku jika suatu saat keputusannya ini akan membuat dia terkena masalah. Termasuk menjaga hubungan mereka tetap tersembunyi sampai mereka siap mengatakan pada publik."
"Jika kau Phi tetap kukuh menolak kenyataan bahwa saat ini Krist memang sedang berhubungan dengan seorang pria, kau akan gagal melindunginya karena kau tidak bisa menyelami perasaan dan keinginan Krist.
Kau akan terlalu berkonsentrasi untuk mengatur kehidupannya, sedangkan tugas kita sebagai manager adalah melindungi dan mendukung jalan karirnya. Kau akan kecurian saat tiba-tiba esok hari muncul scope dari tabloid Thailand tentang mereka yang terpergok sedang berkencan dan kau tidak bisa mencarikan alasan yang tepat untuk menolak berita itu. Karena kamu terlalu sibuk merasa marah pada Krist."
Jane mengambil jeda sebentar untuk membiarkan fakta itu meresap di otak Yui. Dia tahu apa yang dia bilang ini benar. Jane pernah mengurusi artis bermasalah sebelumnya dan dia tahu ini karena pengalaman.
Jika seseorang menginginkan sesuatu, dan kau tak bisa melarangnya. Maka kau harus bisa mencari pembenaran dan alasan agar dia bisa mendapatkan apa yang dia mau.
Jika artismu suka minum, berpesta dan mabuk, pastikan dia memiliki alasan yang tepat untuk melakukan itu. Pesta ulang tahun temannya kah, pesta dengan kerabat atau apapun. Sehingga ketika dia terkena jepretan paparazzi, kau memiliki penjelasan untuk itu yang tidak akan melukai imagenya.
Untungnya Singto tidak begitu. Dia hanya ingin memiliki orang yang dicintainya. Tidak ada yang salah dari itu dan Jane ingin Singto bisa mendapatkannya. Semua orang berhak jatuh cinta. Terlepas apakah dia public figure atau bukan.
"Semakin kau tidak supportive... Semakin Krist akan menjauh darimu. Akan semakin banyak yang dia sembunyikan darimu. Apa itu yang kau inginkan?"
Jane meneguk minumannya saat melihat Yui terdiam sambil melamuni gelas americanonya. Dia tahu Yui akan mengerti. Dia percaya pada wanita ini.
Krist bukan lagi artis cilik yang imut dan lucu yang bahkan belum merasakan cinta pertamanya. Krist saat ini sudah menjadi pria dewasa, dia tak bisa terus memperlakukannya seprti anak kecil.
Semakin dewasa artis yang dipegang oleh agen semakin banyak dia akan terpapar resiko-resiko dari luar yang akan membuatnya teralihkan dari jalur karirnya. Baik itu pergaulan yang salah, skandal cinta, dunia malam, obat-obatan dan sebagainya. Sebagai manager sudah seharusnya mereka bisa mengantisipasi itu semua.
"Aku mengerti apa yang kau katakan Jane... Terima kasih sudah mengingatkanku... Aku akan coba memikirkannya lagi!"
Jane berdiri dari kursinya dan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar bill, namun sebelum dia pergi dia menyentuh pundak Yui dan berkata, "Aku akan membantumu menjaga mereka berdua. Saat ini Krist adalah orang yang penting untuk kehidupan Singto, jadi aku juga akan melindunginya Phi. Aku berharap di masa depan kita bisa bekerja sama untuk melindungi mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETED
FanfictionBuat yg udah follow nina almeira the series mungkin project yang satu ini bukan kalian banget. Karena kali ini aku bikin project fan fiction gara2 jiwa fujoshi terbangkitkan karena lg banyak film BL seru. Project BTS menceritakan cerita "real life"...