9 - Berangkat Sendirian

152 9 0
                                    

Tidak terasa hari berganti begitu cepat, Vera akan menghadapi ulangan tengah semester besok.

Vera sibuk membaca buku pelajaran yang akan diulangankan besok. Jadwal ulangan pertama yaitu Bahasa Indonesia dan Seni Budaya.

"Udah ah belajarnya, pusing lama-lama baca ni buku. Bahasa Indonesia sama Seni Budaya sih cetek." Vera membereskan bukunya berniat untuk tidur.

Dia tidak ingin kesiangan seperti dulu, kapok berurusan dengan guru BK.

Vera berbaring ditempat tidurnya, matanya tidak ingin terpejam. Dia memutuskan untuk membuka aplikasi whatsappnya.

Tidak sengaja ia melihat postingan Lusy diwhatsapp. Vera merasa sedih saat melihat Lusy bersama teman barunya.

Bukannya tidak suka, tapi kini posisi Vera sudah digantikan oleh orang lain.

"Lo udah bahagia ya Lus sekarang, sampe lupa sama gue," lirih Vera.

"Harusnya gue yang ada disitu, gue yang ada dideket lo. Tapi gue bahagia kok liat lo bahagia meskipun bukan sama gue."

Vera akhirnya memutuskan untuk menutup aplikasi whatsappnya dan berusaha memejamkan matanya.

Tidak lupa ia memasang alarmnya agar tidak kebablasan, gawat kalau sampe kesiangan.

***

Kriiiinggggggggg!

Suara alarm berbunyi tepat pukul 05:00. Vera membuka matanya dan mematikan alarm yang memekakkan telinganya.

"Hoaamm, masih ngantuk banget gue."

Vera bangun dari tempat tidur dan berjalan gontai menuju kamar mandi.

Seperti biasa Vera mandi secepat kilat, karna memang masih pagi sekali air terasa seperti es. Membuat Vera kedinginan.

"Gila ni air dingin banget ya, tadi aja gue kasi api biar anget." Ujarnya sambil memakai handuk lalu keluar dari kamar mandi.

"Aaaa..gue lupa bajunya belom disetrika, ish kenapa bisa lupa sih." Vera segera menyetrika seragam putih abunya.

"Nah akhirnya beres juga," lalu Vera memakai seragamnya.

Setelah dirasa suda rapi ia berjalan keluar kamar untuk menuju dapur, dimana keluarganya sudah menunggu untuk sarapan.

"Pagi semuaaa." Sapa Vera pada keluarga tercintanya.

"Ish pada sibuk sendiri." Vera mencebikkan bibirnya kesal karna tidak ada yang menyahuti.

"Ma bekal Vera mana?"

"Bentar ini lagi mama siapin."

Vera memilih untuk sarapan roti saja takut kekenyangan dan berakibat mengantuk disekolah. Padahal masih pagi tapi begitulah Vera.

"Nih bekalnya." Santi memberikan kotak bekal pada Vera.

"Makasih ma." Vera menerimanya dan memasukannya kedalam tas.

"Aku berangkat sekarang aja deh." Vera berdiri dari duduknya.

"Buru-buru amat lo masi pagi juga." Ujar Jojo sambil memakan roti selai kacang kesukaannya.

"Hari ini kan UTS, gue takut telat, nanti dihukum lagi." Jojo hanya memutar bola matanya malas.

"Vera berangkat dulu ya." Pamit Vera pada keluarganya.

***

Vera sudah berada didepan gerbang sekolahnya sekarang, dia tidak berangkat sekolah bersama Lulu lagi karna ibu Lulu menyuruhnya untuk pergi kesekolah bersama saudaranya.

Mau tidak mau Vera harus pergi kesekolah sendiri. Tidak masalah bagi Vera karna memang jarak dari rumahnya kesekolah tidak terlalu jauh.

Vera mulai memasuki area sekolah. Langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Veraa! Tungguin gue." Orang itu adalah Tiara, ia berlari menyusul Vera.

"Tumben berangkat pagi." Ujar Tiara dengan nafas tak beraturan.

"Apaan orang tiap hari juga gue berangkat pagi."

"Oh iya ya, hehe."

"Ya iyalah bege." Vera menoyor pelan kepala Tiara.

"Eh gue aus, kekantin dulu yok," ajak Tiara.

"Masi pagi juga udah mau buang-buang duit aja lo."

"Gapapa gue aus, ayok udah jangan banyak omong." Tiara menarik tangan Vera menuju kantin.

***

Segitu dulu ya🙂
See you.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang