6 - Hukuman

214 16 1
                                    

Sinar matahari menembus jendela kaca kamar Vera. Namun ia tidak merasa terganggu dengan sorotan sinar matahari yang mengenai wajahnya.

"Vera, Vera bangun udah siang sayang, buru bangun hei." Suara Santi mengetuk-ngetuk pintu kamar.

Mendengar mamanya mengetuk-ngetuk pintu, Vera baru bisa terbangun. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 06:50.

"Aduh gue kesiangan, kenapa gue bisa lupa buat nyalain alarm sih. Gara-gara semalem gue gak bisa tidur nih, arghhh..bentar lagi jam 7. Masuknya aja jam 7 lewat 15. Mati deh gue kesiangan." Vera buru-buru bangun dan menuju kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama, Vera keluar memakai seragam dengan atribut lengkap.

"Pagi ma, pa, dek," sapa Vera buru-buru sambil mengambil roti yang sudah diberi selai kesukannya itu.

"Lo buru-buru amat kak, udah kayak mau kepasar aja." Ujar Jojo santai sambil memakan rotinya.

"Gue kesiangan ini, emangnya elo, berangkat siang mulu." Balas Vera sambil memasukkan kotak bekalnya kedalam tas.

"Vera berangkat dulu ya ma, pa," Vera bergegas pergi kesekolah.

Kali ini Vera tidak kerumah Lulu terlebih dahulu, karna Lulu mungkin sudah meninggalkannya.

"Sial bakalan telat banget ini." Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07:50.

Vera akhirnya sampai didepan gerbang sekolah. Seperti dugaannya, gerbang sudah ditutup.

"Pak satpam bukain gerbangnya dong please." Vera memohon dengan muka yang memelas, benar-benar melas kali ini.

"Suruh siapa terlambat, sudah tau masuk pagi." Jawab pak satpam sedikit membentak.

"Gak ada yang nyuruh kok pak, ini juga bukan kemauan saya, please pak bukain gerbangnya. Bapak baik deh." Jelas Vera sambil memuji pak satpam. Kalau ada maunya emang manis.

"Bisa aja kamu ini muji-muji bapak, yaudah kamu boleh masuk tapi lapor guruk BK dulu kalo kamu ini kesiangan." Pak satpampun membukakan gerbang.

"Siap pak, terimakasih pak satpam." Ujar Vera dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Bodoamat deh kalo harus ngadep guru BK, yang penting gue bisa masuk kelas." Vera berlari kecil menuju ruang BK.

***

Ruang BK yang terlihat menyeramkan bagi para siswa yang bermasalah. Sudah seperti ruang mayat saja. Vera seperti akan melakukan uji nyali, ketika sudah sampai depan ruangan dengan cat berwarna hitam
itu. Menambah kesan horor bagi Vera.

"Dari luar aja udah serem, apalagi pas masuk kedalem. Merinding gue." Gumamnya dan mencoba untuk masuk kedalam.

"Permisi," Vera memasuki ruangan tersebut dengan sangat hati-hati.

Guru BK yang terkenal garang itu menatap Vera dengan tatapan tajam setajam pensil yang baru diraut.

"Iya silahkan masuk," pak Yono selaku guru BK mempersilahkan Vera untuk masuk.

"Duduk." Suruh pak Yanto.

Verapun duduk dikursi yang pak Yanto tunjuk. Dengan ragu-ragu ia menuruti perintahnya.

Pak Yanto menggebrak meja sampai terdengar hentakan yang cukup keras. Untung saja Vera tidak latah, tidak lucu kan kalau ia mengatakan "Eh copot kumis baplang" misalnya. Bisa-bisa disuruh berdiri dilapangan sampai pulang sekolah.

Karna memang ciri khas pak Yanto mempunyai kumis yang tebal. Vera dan teman-temannya sering menyebutnya kumis baplang. Murid laknat.

"Kamu kesiangan?" tanya pak Yanto dengan nada seperti sedang mengintrogasi maling.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang