44 - Setan Keramas

53 1 0
                                    

Setelah menyimpan buku, Vera kembali melangkahkan kakinya untuk pulang. Keadaan sekolah yang sepi membuat ia mempercepat langkahnya. Namun langkahnya terhenti, ia merasa seperti ada orang yang mengikutinya. Vera berbalik badan tapi ia tidak menemukan siapapun.

"Ko kayak ada yang ngikutin gue ya." Heran Vera lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Aduh gue kebelet." Vera berlari menuju kamar mandi untuk buang air kecil yang sudah tidak dapat ditahan lagi.

Vera memasuki kamar mandi lalu masuk kesalah satu toilet yang ada didalamnya.

Setelah selesai ia hendak keluar dari toilet. Namun saat ia mencoba membuka pintu, pintu tersebut tidak dapat dibuka. Vera berusaha mengotak atik gagang pintu tapi sia-sia pintunya seperti ada yang mengunci dari luar.

"Tolonggg! Siapapun yang denger, please tolongin gue." Teriak Vera berusaha meminta pertolongan.

"Keluarin gue dari sini. Tolonggg!!" Vera terus mencoba meminta pertolongan, namun tak kunjung ada yang menolongnya. Karna sekolah sudah benar-benar sepi sehingga tidak ada orang yang mendengarnya.

"Oh iya, gue coba telpon Kevin." Vera merogoh ponselnya dan mencari kontak Kevin disana. Saat hendak menelpon Kevin tiba-tiba layar ponselnya berubah menjadi hitam. "Yah mati. Duh kenapa harus lowbat sekarang sih." Geram Vera.

"Tolong..tolong keluarin gue dari sini." Vera mencoba untuk mendobrak pintu tersebut namun tenaganya tidak cukup kuat.

Tiba-tiba saja keran air yang ada didalam toilet menyala. Membuat Vera terlonjak, ia mulai merasa ketakutan sekarang.

"Tolonggg! Gue mohon tolongin gue. Buka pintunya.." Vera terus berteriak meminta pertolongan.

"Kevin tolongin gue." Lirih Vera yang mulai kehabisan tenaga.

Hari semakin sore, langit mulai menghitam. Vera terisak didalam toilet, tak kunjung ada orang yang menolongnya. Ia benar-benar kehabisan tenaga, suaranyapun mulai habis. Air keran yang terus keluar hingga membasahi kaki Vera. Haripun berganti malam, hanya terdapat lampu kecil yang memancarkan sedikit cahaya. Vera sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya mulai melemas, nafasnyapun terasa sesak. Vera berharap akan ada orang yang datang untuk menolongnya.

***

Seseorang mengetuk pintu rumah Kevin. Kevinpun tergerak untuk membukakan pintu.

"Eh tante, ada apa ya tan?" tanya Kevin ketika mendapati Santi yang mengetuk pintu.

"Kevin kamu tau Vera dimana? Tante khawatir banget, dia belom ada pulang." Pernyataan Santi sontak membuat Kevin terlonjak.

"Vera gak ada pulang dari tadi siang tan?" tanya Kevin mulai cemas.

"Iya Kevin, tante khawatir banget. Tadi udah tante coba telpon tapi nomernya gak bisa dihubungin." Ucap Santi dengan nada khawatir.

"Yaudah tante tenang ya, biar Kevin cari Vera sekarang. Tante tunggu aja dirumah."

"Tolong temuin Vera ya Vin, bawa dia pulang. Tante gak mau Vera kenapa-kenapa."

"Iya tan, Kevin pasti bakalan temuin Vera. Yaudah Kevin siap-siap buat cari Vera."

"Makasih ya Vin." Ucap Santi yang dibalas anggukan oleh Kevin. Santipun kembali pulang kerumahnya.

Kevin segera mengambil kunci mobil dan memakai jaketnya, bersiap untuk mencari Vera. Namun sebelum berangkat ia menghubungi Nana terlebih dahulu, memintanya untuk membantu mencari Vera. Tak lupa ia berpamitan pada Liona. Setelah itu Kevinpun segera melajukan mobilnya menuju rumah Nana untuk menjemputnya.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang