Satu tahun berlalu, setelah perginya Kevin kini Vera mulai terbiasa menjalani hari-harinya tanpa Kevin. Meskipun sesekali ia sering merindukannya. Namun apa yang bisa Vera lakukan, ia hanya bisa merindukannya dalam diam dan berdoa semoga Kevin baik-baik saja disana. Ya, mereka tidak saling memberi kabar. Vera sudah mencoba menghubungi Kevin, namun nomornya sudah tidak aktif.
Kini Vera sedang berbaring diatas tempat tidurnya, karna memang hari ini hari minggu. Ia memilih untuk menghabiskan waktu didalam kamar. Vera menatap langit-langit kamar, mencoba mengingat kembali kenangannya bersama Kevin. Sungguh Vera tak dapat melupakannya, semua hal tentang Kevin. Vera tak dapat melupakan itu semua walaupun sudah satu tahun berlalu.
"Gue kangen sama lo Vin, apa disana lo juga kangen sama gue?" gumam Vera.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Vera segera mengambil ponselnya yang berada diatas meja belajar. Ia mendapati pesan dari Arza mantan kakak kelasnya dulu. Memang belakangan ini Vera sering berkabar dengan Arza. Namun Arzalah yang menghubunginya duluan. Verapun tergerak untuk membacanya.
"Ra jalan yok, nanti gue jemput kerumah lo."
Vera menarik nafas panjang, sebenarnya ia sedang malas untuk keluar rumah. Namun bagaimana bisa ia menolak ajakan mantan kakak kelasnya itu.
"Yaudah kesini aja."
"Oke deh, jam 9 gue sampe. See you Ra."
Akhirnya Vera menerima ajakan Arza, ia berharap dengan pergi bersama Arza itu bisa membuatnya tak memikirkan Kevin lagi.
Vera berjalan kekamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Jika tak ada yang mengajaknya jalan, mungkin Vera tak akan mandi pagi ini. Begitupun kaum hawa yang lain, sebagian besar pasti memiliki kebiasaan yang sama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9, itu artinya Arza akan segera datang. Vera masih bersda dikamarnya, merapikan rambutnya sambil menghadap cermin. Kali ini dia biarkan rambut indahnya tergerai. Lalu memakai bedak dengan sangat tipis dan sedikit lipbalm agar tak terlihat pucat.
Seseorang menetuk pintu kamar Vera, iapun segera membukanya.
"Ra, itu ada Arza didepan nungguin kamu. Cepet gih temuin dia." Ucap Santi memberitahunya.
"Iya ma, Vera juga udah siap kok. Vera temuin Kak Arza sekarang."
Vera kembali kedalam kamar untuk mengambil tas main dan ponselnya. Lalu segera berjalan keluar menemui Arza.
"Eh maaf ya gue lama." Ucap Vera yang sudah berada dihadapan Arza, namun Arza hanya terdiam tak mengatakan sepatah katapun.
"Kak lo kenapa?" tanya Vera karna Arza terus saja menatapnya.
"Kak Arza." Panggil Vera lagi namun Arza masih saja terdiam.
"KAK ARZA LO GAK BUDEK KAN?" pekik Vera yang membuat Arza tersadar dari lamunannya.
"Eh iya Ra, maaf gue gak ngeh tadi." Seru Arza sambil tersenyum kikuk.
"Lo sehat kan?"
"Iya gue sehat walafiat."
"Terus kenapa bengong? Ngelamunin apaan?"
"Abisnya lo hari ini cantik banget, gue sampe gak bisa ngalihin pandangan gue dari lo." Jelas Arza dan Vera hanya tersenyum sekilas.
"Yaudah ayok kita jalan sekarang." Ajak Arza yang dibalas anggukan oleh Vera.
Kini keduanya mulai meninggalkan rumah. Arza mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Diperjalanan Vera hanya terdiam ia sibuk melihat-lihat jalanan kota yang mulai dipadati kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Teen FictionKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...