"Karna kata maaf bukan untuk menentukan siapa yang salah, tapi untuk menyelesaikan masalah."
🍁🍁🍁
Matahari mulai memancarkan sinarnya. Pagipun tiba, Kevin segera bersiap untuk pergi kesekolah. Ia berniat untuk menemui Riki, kalau sampai Riki berbuat macam-macam Kevin tidak akan segan-segan untuk memberinya pelajaran, Kevin tidak akan mengampuni Riki karna telah membawa pergi Veranya. Ia mengenakan seragam sekolah tanpa membawa tas, ia mengambil kunci mobil bersiap untuk berangkat kesekolah.Saat hendak membuka pintu terdengar suara Liona memanggil namanya. Sontak Kevin menghentikan pergerakannya.
"Kevin. Kamu hari ini masuk sekolah? Bukannya masih diskors ya." heran Liona yang melihat Kevin memakai seragam sekolah.
"Iya ma, Kevin masih diskors tapi ada yang harus Kevin urus. Kevin ijin pergi kesekolah ya ma."
"Oh gitu, yaudah hati-hati." Ujar Liona tersenyum ramah pada anak kesayangannya.
Kevin kembali melangkahkan kakinya menuju mobil, dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia ingin segera sampai disekolah, secepat mungkin ia harus menemui Riki.
Tak butuh waktu lama, mobil Kevin sudah memasuki area sekolah. Keadaan sekolah belum terlalu ramai, karna memang waktu baru menunjukkan pukul 06:20. Kevin memarkirkan mobilnya dan segera menuju kelas Riki, yang ia tahu kelas Riki bersebelahan dengan kelas Vera.
Keadaan kelas Riki masih sepi, hanya terdapat beberapa siswa yang baru datang. Beberapa menit lagi bel masuk berbunyi namun Riki belum juga datang. Kevin masih sabar menunggu didepan kelas Riki, sesekali mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Riki.
Usahanya tidak membuahkan hasil, bel masuk sudah berbunyi tapi Riki belum juga datang. Ia menghentikan seorang siswa laki-laki yang keluar dari dalam kelas Riki, sepertinya teman Riki.
"Eh tunggu. Lo kenal Riki?" tanya Kevin pada siswa tersebut yang menatap heran Kevin.
"Riki Leonard Mauriz?"
"Iya kali gue gak tau nama panjangnya. Yang jelas kelas dia disini, lo satu kelas sama dia?"
"Iya kenal, dia temen gue. Kenapa ya?"
"Riki dimana sekarang?"
"Gak tau kayaknya gak masuk."
"Lo tau rumah Riki dimana?"
"Tau. Gak jauh dari sini kok, dari sekolah lo ambil jalan kekiri lurus aja lewat lampu merah nanti ada pertigaan lo belok kanan nanti ada rumah tingkat warna coklat tua. Itu rumah Riki, lo bisa tanya sama orang situ."
"Oh oke makasih." Kevin berlari meninggalkan kelas Riki. Namun langkahnya terhenti saat teman Vera menghalangi jalannya.
"Eh kak tunggu, Vera masih belom ketemu juga?" tanya Silvi meminta penjelasan.
"Belom. Sekarang gue mau kerumah Riki, mau mastiin Vera ada disana atau nggak."
"Yaudah hati-hati ya kak, aku minta sama kakak bawa Vera pulang. Kita semua khawatir sama dia."
"Pasti gue bawa Vera pulang. Yaudah gue jalan dulu." Kevin kembali berlari menuju parkiran.
"Emang Vera kemana Vi, diculik sama Riki?" tanya Tiara yang baru mengetahui kalau Vera tidak pulang dari kemarin.
"Kemungkinan sih gitu. Kita kan kemaren liat Vera pergi sama Riki, disitu juga gue ngerasa ada yang gak beres."
"Ya ampun Ra, semoga lo gapapa. Gue jadi nyesel udah bikin lo marah kemaren." Tiara merasa menyesal karna sudah membuat Vera kecewa karna ulahnya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Fiksi RemajaKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...