36 - Manusia Berambut Kribo

72 1 0
                                    

Kini Vera sudah berada didalam kamar, setelah mengantarkan Santi ke kamarnya. Pikirannya berkecamuk memikirkan masalah keluarganya yang sampai saat ini belum juga selesai. Ditambah lagi soal papanya yang menghilang, bagaimana masalahnya bisa selesai kalau Santoso tidak menampakkan dirinya, Santoso justru malah lari dari masalah. Vera mengacak rambutnya frustasi. "Cobaan apalagi ini ya tuhan." Vera sudah tidak kuat menahan tangisnya, kini ia terisak didalam kamar, menangis tanpa suara, dadanya terasa sesak.

Vera melirik foto yang ada disudut meja belajar. Diraihnya foto tersebut, terdapat Santoso, Santi, Jojo dan dirinya disana yang terlihat sangat bahagia. Vera menatap lekat poto yang ada ditangannya. Mengingat kebahagiaan yang dulu pernah ia rasakan bersama keluarganya.

"Kita dulu bahagia banget, gak ada yang namanya sedih, kecewa. Dulu papa jaga banget perasaan mama, papa selalu ngalah, papa selalu bisa bikin kita bahagia. Tapi kenapa sekarang papa berubah, papa udah gak sayang sama mama, papa udah gak sayang sama kita. Papa udah bukan papa yang dulu, papa berubah sekarang." Vera semakin terisak, merasa kecewa dengan apa yang sudah Santoso lakukan.

"Aku pernah anggep papa itu papa yang baik, papa yang hebat, papa yang bisa bahagiain keluarganya. Tapi nggak buat sekarang! Semuanya udah berubah, papa jahat sama kita. Papa udah bukan papa yang baik, aku kecewa sama papa." Hati Vera benar-benar merasa hancur. Kapan semua ini akan berakhir, Vera juga ingin merasakan bahagia kembali, mempunyai keluarga yang utuh seperti dulu. Ia berusaha menguatkan hatinya. Ia tidak boleh terlihat lemah, apalagi dihadapan mamanya.

Vera menyeka air matanya, mencoba menghentikan tangisnya lalu menyimpan kembali foto keluarganya ketempatnya semula. Malam sudah semakin larut ia memutuskan untuk tidur meskipun matanya terasa sulit untuk terpejam.

***

Malampun sudah berlalu, namun matahari sepertinya sedang tidak ingin keluar menyambut hari yang baru. Pagi ini awan terlihat mendung. Udara yang cukup dingin membuat siapa saja enggan untuk bangkit dari tempat tidur. Disaat cuaca seperti ini kebanyakan orang meneruskan tidurnya dan bermalas-malasan dirumah. Tapi tidak untuk Vera, ia sudah memakai seragam sekolahnya. Meskipun harus menahan rasa dingin mandi dipagi yang mendung.

Yang membuatnya semangat bangun pagi ini adalah Kevin, sehabis pulang sekolah ia akan menemuinya. Vera menyiapkan peralatan sekolah, memasukkannya kedalam tas berwarna merah maroon miliknya. Setelah selesai ia segera menuju dapur untuk sarapan. Disana sudah terdapat Santi yang sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi ma." Ucap Vera dengan senyum yang mengembang.

"Pagi sayang," Santi menuangkan susu putih kedalam gelas dan memberikannya pada Vera. "Nih diminum, sama sarapannya kamu pilih aja mau roti atau nasi goreng."

"Iya ma," Vera memilih untuk sarapan dengan roti dan selai coklat kesukaannya. "Oh iya, Jojo mana?" tanya Vera yang tidak menemukan Jojo dimeja makan.

"Jojo masih tidur, nanti biar mama bangunin. Kamu cepet sarapan terus langsung berangkat ke sekolah ya." Ucap Santi dan Vera hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai sarapan Vera berpamitan untuk pergi ke sekolah. "Vera berangkat dulu ya ma."

"Iya sayang hati-hati."

Sepeninggal Vera, raut wajah Santi berubah. Air matanya berhasil lolos, ia tidak kuat menahan tangisnya. Santi sudah berbohong pada Vera, kalau sebenarnya Jojo tidak ada dirumah. Saat Vera tidak pulang, Santoso datang dan membawa Jojo pergi bersamanya. Jojo sempat menolak ajakannya namun entah Santoso mengatakan apa membuat Jojo mau pergi bersamanya. Santi belum siap untuk mengatakan hal ini pada Vera. Takut Vera merasa terbebani dengan masalah baru yang ada dikeluarganya. Biar dirinya yang mencari Jojo dan Santoso. Lebih baik Vera tidak usah tau dengan hal ini.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang