Vera memasuki kelasnya dengan perasaan hati yang masih belum merasa baik juga. Vera berjalan dengan langkah gontai sambil menundukkan kepalanya.
"Lo dari mana Ra?" heran Mala melihat Vera yang datang lalu duduk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Dari taman belakang sekolah." Jawab Vera tak semangat.
"Hah ngapain lo kesana? Lo abis mojok ya." Tuduh Mala dengan muka sok kaget.
"Ngawur lo pacar aja gak punya gue, pikiran lo buruk mulu. Gue abis nenangin pikiran mangkanya gue cari tempat yang sepi. Toh gue juga tadi sendirian disana. Tapi ada yang nyamperin gue sih cowok anak kelas sebelah."
"Siapa Ra siapa? Ganteng gak?" Mala mengguncang-guncangkan tangan Vera penasaran siapa cowok yang Vera maksud.
"Giliran ngomongin cowok aja lo semangat. Yang namanya cowok ya pasti ganteng lah, gimana sih." Ketus Vera.
"Ih Ra lo galak amat, kenapa sih kalo ngomongin cowok kayak yang gak suka, jangan-jangan lo homo ya." Tunjuk Mala merasa curiga.
"Gue normal anjir, gue masih suka sama cowok. Cuma lagi males aja bahas yang kayak gitu, gak penting banget." Seru Vera yang kemudian memilih untuk menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa seorang guru yang baru saja masuk, membuat mereka segera membenarkan posisi duduknya.
"Pagi bu." Jawab semua murid bersamaan.
"Oke langsung aja. Selamat datang di kelas baru kalian, semoga kalian betah. Anggap aja kelas ini sebagai rumah kedua kalian ya."
"Iya bu."
"Oh iya, ijin memperkenalkan diri nama ibu Susan Susanti. Kalian bisa panggil ibu Sus, ibu Susan atau ibu Santi juga boleh."
"Mak gue dong." Gumam Vera.
"Ibu disini sebagai wali kelas kalian sekaligus guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Salam kenal ya anak-anak."
"Salam kenal juga bu."
"Selama kalian sekolah disini, tolong taati aturan yang berlaku. Jangan sampe dilanggar. Oh iya untuk struktur organisasi ibu serahkan ke kalian aja. Pilih ketua kelas yang menurut kalian bisa bertanggung jawab. Mengerti?"
"Mengerti bu."
"Yaudah kalo gitu cukup sekian dari ibu, sekarang kalian bersih-bersih kelas dulu aja ya. Setelah itu kalian boleh istirahat. Ayok mulai bersih-bersihnya." Suruh bu Susan, merekapun segera membersihkan kelas tersebut.
Kini mereka sudah selesai membersihkan kelas. Pas sekali, bel istirahatpun berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin.
"Ra kekantin yok, laper nih," ajak Silvi yang sudah jerasa lapar.
"Lo aja deh, ajak noh Tiara sama Mala. Gue bawa bekel soalnya, eh gue titip minum aja deh pake uang lo dulu ya." Ucap Vera diakhiri dengan cengiran.
"Yaudah, si duo rempong juga udah didepan noh." Tunjuk Silvi menggunakan dagunya.
"Iya gih ke kantin. Kalo bisa sih jangan lama ya, takut gue keselek nanti gak ada minum."
"Iya iya." Silvi mulai melangkahkan kakinya menghampiri Tiara dan Mala yang sudah menunggu didepan kelas.
Kini hanya ada beberapa siswa saja yang masih berada didalam kelas. Vera mulau mengeluarkan bekal yang ia bawa. Saat hendak menyendok makanannya, tiba-tiba seseorang datang menyapanya.
"Hai Ra," sapa seseorang yang ternyata adalah Riki yang tadi menemuinya dibelakang sekolah.
"Iya Ki?" sahut Vera yang tak jadi menyendok makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Ficção AdolescenteKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...