49 - Siapa dia?

58 1 0
                                    

Kini Vera sudah berada dikelasnya karna bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Vera terduduk sambil menopang dagunya, ia masih bertanya-tanya siapa orang yang mengirim pesan pada Kevin. Sepertinya orang itu sudah tidak asing lagi bagi Kevin. Ingin sekali Vera menanyakannya, tapi apa Kevin akan berkata jujur soal orang tersebut.

"Ra." Panggil Silvi membuyarkan lamunan Vera.

"Eh Iya." Sahut Vera yang menoleh ke sumber suara.

"Lo tadi ngapain aja sama kak Kevin?" tanya Silvi penasaran.

"Gak ngapa-ngapain, cuma duduk-duduk aja ditaman." Jelas Vera.

"Oh kirain gue kak Kevin mau nembak lo, abisnya gak mau diganggu gitu."

"Ngawur lo, mana mungkin Kevin nembak gue."

"Ya mungkin aja Ra, kak Kevin kan suka sama lo."

"Ish udah-udah, apaan sih malah bahas soal itu." Vera berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya Ra, kak Kevin kalo lulus mau kuliah atau kerja?" tanya Silvi lagi.

"Gak tau deh, gue belom nanya."

"Ya tanya lah Ra, siapa tau dia mau kuliah diluar kota."

Ucapan Silvi membuat Vera terdiam. Ada benarnya apa yang dikatakan Silvi. Bagaimana jika Kevin kuliah diluar kota, bagaimana nanti dengan dirinya.

"Kayaknya gak mungkin deh kuliah diluar kota, ngapain jauh-jauh coba disini juga kan ada." Vera berusaha menepis pikiran buruknya.

"Yaelah Ra lo mah mikirnya gak mungkin aja, nih ya Ra gak ada yang gak mungkin, semuanya bisa aja terjadi." Timpal Silvi mengingatkan.

"Iya deh iya, udah ah nulis noh udah ketinggalan banyak kan. Gara-gara lo sih ngajak ngobrol."

"Lah gue lagi disalahin."

Merekapun mulai melakukan aktivitas belajarnya. Karna guru yang bersangkutan tidak dapat hadir jadi mereka diberi tugas untuk mencatat materi.

Cukup lama berkutat dengan buku pelajaran, akhirnya bel pulang berbunyi. Seperti biasa, semua siswa segera berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Vera dkk. Mereka mendapat bagian untuk piket harian hari ini.

Merekapun membereskan bukunya dan mulai melaksanakan tugasnya.

"Duh males banget gue piket hari ini, liat deh mana banyak sampah." Keluh Mala sambil menyapu lantai.

"Iya nih, mana laper, aus, panas. Pengen cepet pulang deh gue." Timpal Tiara.

"Udah buru beresin biar cepet pulang, ngeluh aja kapan beresnya." Vera angkat bicara.

Merekapun segera menyelesaikan tugasnya, seperti murid pada umumnya. Mereka juga ingin segera pulang kerumahnya masing-masing.

Akhirnya kelas sudah bersih, mereka sudah selesai melaksanakan tugasnya.

"Yok kita pulang." Ajak Mala antusias.

"Kalian duluan aja deh, gue lupa belom naro buku bu Nuke keruang guru." Seru Vera yang membawa buku ditangannya.

"Gapapa nih kita duluan?" tanya Silvi memastikan.

"Iya gapapa, gue bisa kok simpen buku ini sendiri."

"Yaudah kita duluan ya Ra." Pamit Tiara yang dibalas anggukan oleh Vera.

Verapun mulai melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Di perjalanan ia bertemu dengan Arza.

"Hai Ra, mau kemana?" Sapa Arza membuat Vera menghentikan langkahnya.

"Ini kak gue mau nyimpen buku keruang guru." Jawab Vera.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang