19 - Perhatian

123 8 0
                                    

Disepanjang jalan saat menuju parkiran banyak yang memperhatikan mereka dengan tatapan iri dan tidak sedikit juga yang memuji kalau mereka cocok menjadi pasangan.

"Vin lepasin tangan gue sih, gue gak enak diliatin sama mereka." Vera merasa risih. Bukan karna Kevin menggenggam tangannya melainkan karna tatapan tak suka dari para siswi yang menyukai Kevin.

"Biarin cuekin aja." Kevin malah makin mengeratkan genggamannya.

"Gue aneh sama lo, baru pertama masuk udah banyak yang suka."

"Gak aneh sih, disekolah gue yang dulu juga gini."

"Terus ngapain lo pegang tangan gue didepan mereka. Lo mau mereka benci sama gue?" tanya Vera mendongakkan wajahnya karna Kevin lebih tinggi darinya.

"Biar mereka berenti buat merhatiin gue, risih juga sih lama-lama diliatin."

"Gimana maksudnya, gue gak ngerti?" Vera memasang wajah bingung.

"Ah bego gitu aja gak ngerti." Ujar Kevin membuat Vera menghentikan langkahnya.

"Bilang apa lo tadi? coba ulangi." Tanya Vera sambil berkacak pinggang.

"Lo BEGO." Ucap Kevin dengan penekanan disetiap kata. Sontak membuat wajah Vera merah padam.

"Sialan lo ngatain gue bego." Teriak Vera hendak akan memukul Kevin. Namun Kevin lebih dulu berlari meninggalkan Vera.

"Kabur ada banteng ngamuk."

"Kevin berenti, sini lo." Vera berlari mengejar Kevin.

Kevin terus berlari mengabaikan Vera yang meneriakinya. Sampai terdengar suara orang yang berteriak meringis kesakitan.

"Mama sakit..." Teriakan itu berasal dari Vera. Kevin sontak menengok ke belakang mendapati Vera yang terjatuh dan memegangi lututnya yang terluka. Kevin segera berlari menghampiri Vera dengan wajah panik.

"Ra lo gapapa?" tanya Kevin yang ikut berjongkok melihat luka dilutut Vera.

"Gapapa gimana, nih liat lutut gue berdarah. Sakit ini tuh," Vera meniupi lututnya yang terasa perih.

"Sini gue bantu berdiri." Kevin berusaha merangkul tubuh mungil Vera dan membantunya untuk berjalan.

Siswa yang masih berada disekolah melihat kejadian tersebut dan membuat mereka menjerit histeris.

"Duh kak Kevin sweet banget sih."
"Ragkul aku aja kak."
"Kevin lo baik banget."
"Dedek meleleh bangg."
Begitu sekiranya teriakan dari para siswi yang menyukai Kevin.

"Kita ke UKS dulu ya obatin luka lo." Vera hanya mengangguk menahan rasa sakit. Memang lukanya tidak seberapa tapi pasti sangat perih sekali.

Mereka sudah sampai diruang UKS, untung saja masih ada anak PMR yang masih berjaga. Kevin membantu Vera untuk berbaring diranjang yang ada diruang UKS.

"Tolong obatin lukanya, pelan-pelan aja jangan sampe Vera kesakitan." Ujar Kevin pada anak PMR yang akan mengobati luka Vera. Terlihat kekhawatiran diwajah Kevin.

Luka Vera sudah selesai diobati dan ditutup menggunakan kasa. Namun Kevin masih terlihat cemas.

"Gak usah cemas gitu kali, ini cuma luka kecil. Emang sakit sih tapi bentar lagi juga pasti sembuh." Vera berusaha menenangkan Kevin dengan memperlihatkan senyumnya menandakan kalau ia baik-baik saja.

"Maaf ya, ini semua gara-gara gue. Coba aja tadi gue gak lari lo pasti gak akan kayak gini."

"Gapapa Vin, udah lo gak usah ngerasa bersalah. Ini cuma luka kecil gue masih bisa ngomong masih bisa jalan, gak parah."

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang