Vera tertidur dengan headset yang masih menempel ditelinganya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15:30. Kue yang mereka buat sudah matang dari setengah jam yang lalu.
Santi membangunkan Vera untuk mengantarkan kue ketetangga barunya.
"Vera bangun sayang, mandi gih terus anterin kue ketetangga baru kita."
"Hmm, kenapa nggak mama aja?" Vera setengah tersadar dari tidurnya.
"Masih ada yang harus mama beresin didapur, kamu cepet mandi udah sore juga."
Mau tidak mau Vera membuka matanya, terduduk sebentar sebelum mamanya menarik lengannya untuk bangun.
"Buruan ih anak perawan susah disuruh mandi." Ucap Santi sambil menarik pelan tangan Vera.
"Iyaa ma iyaa." Vera berjalan gontai menuju kamar mandi.
Santi kembali kedapur karna masih ada yang harus ia selesaikan.
Tidak lama Vera muncul dengan memakai baju lengan panjang berwarna hitam dan celana panjang dengan warna yang senada dengan bajunya. Rambutnya ia ikat satu agak berantakan.
"Sini mana kue nya," Vera menghampiri Santi yang sedang mencuci piring.
"Itu dimeja," tunjuk Santi. "Bilangin ya, salam dari mama dan papa. Nanti kapan-kapan mama mampir." Sambungnya.
"Iyaa." jawab Vera lalu mengambil kue yang sudah Santi siapkan.
Padahal Vera malas untuk keluar rumah, karna jam segini biasanya ia tiduran dikamar membaca novel dan mendengarkan musik.
Vera menghampiri rumah yang ada disebelah rumahnya itu. Dengan senyum yang mengembang Vera menyapa seseorang yang sedang menyapu halaman.
"Selamat sore tante," ucap Vera pada seorang perempuan paruh baya itu sambil tersenyum ramah.
"Iya selamat sore, adek ini siapa ya?" tanya perempuan itu bingung.
"Nama saya Vera tante penghuni rumah sebelah."
"Ohh, berarti kita tetanggan ya."
"Iya tante." Vera mengangguk pelan.
"Panggil aja tante Liona. Eh iya, ayok masuk." Liona mengajak Vera masuk kerumahnya.
Vera mengikuti Liona dari belakang. Sudah bertahun-tahun Vera tinggal disini, baru pertama kali ia masuk kedalam rumah yang dulunya kosong.
Kini mereka sudah berada didalam rumah Liona. "Silahkan duduk." Suruh Liona.
"Oh iya, ini tan kue dari mama. Mama yang buat dibantu sama aku juga sih, terus mama titip salam buat tante dan keluarga." Ucap Vera sambil duduk dikursi yang ada diruang tamu.
"Wah repot-repot bawain kue. Makasih ya Vera, bilangin makasih juga buat mama kamu." Liona menerima kue pemberian Vera.
"Mama belom bisa mampir kesini soalnya tadi masi banyak kerjaan didapur, tapi nanti kapan-kapan mama mampir kesini kok."
"Yaudah gapapa. Tante bikinin minum dulu ya." Ujar Liona yang dibalas anggukan oleh Vera.
Liona pergi kedapur untuk membuatkan Vera minum. Vera melihat-lihat ruang tamu yang dihiasi banyak lukisan dan patung kecil.
Vera berdiri dari duduknya dan mendekati lukisan seorang perempuan yang sedang tersenyum. Vera hendak memegang lukisan tersebut dan seseorang mengagetkannya.
"Lo lagi ngapain?" Suara seseorang mengejutkan Vera. Sampai ia tidak jadi untuk menyentuh lukisan itu.
Vera berbalik badan dan menemukan seorang laki-laki yang terlihat lebih tua darinya.
"Eh anu itu liat lukisan." jawab Vera sambil tersenyum kikuk.
"Lo siapa? Kok bisa ada dirumah gue?"
"Oh dia penghuni baru rumah ini juga, tapi dia siapanya tante Liona ya," batin Vera.
"Woi malah bengong, kesambet lo?" lagi-lagi ia membuat Vera terkejut.
"Eh iya, gue Vera penghuni rumah sebelah."
"Ohh, kenalin gue Kevin." Kevin mengulurkan tangannya.
Vera membalas uluran tangan Kevin dan mereka saling tatap untuk beberapa saat sampai akhirnya Liona datang mengejutkan keduanya.
"Eh sayang kamu udah dateng," Liona datang dengan membawa segelas minuman jeruk diatas nampan.
"Iyaa ma, tadi dijalan macet jadi aku lama sampenya." Ucap Kevin sambil mengambil minuman yang dibawa Liona dan hendak meminumnya.
"Eh itu minuman buat Vera." Liona mengambil minuman yang hampir saja diminum oleh Kevin.
"Hehe," Kevin hanya menunjukkan cengirannya.
"Kalo mau minum sana ambil sendiri didapur." Suruh Liona.
"Yaudah Kevin kedapur dulu." Kevin berjalan menuju dapur dan tersenyum sekilas kearah Vera.
Vera membalas senyuman Kevin dan memperhatikan kepergian Kevin, dengan perasaan yang tidak karuan.
"Maafin kelakuan anak tante ya, dia emang gitu ngeselin."
"Iya tante gapapa."
"Eh ayok duduk lagi." Ajak Liona.
Vera duduk kembali ketempatnya semula berusaha menetralkan perasaannya.
"Diminum Ra." Liona menyodorkan minuman yang ia bawa.
"Iya tante." Lalu Vera meminumnya.
Kevin datang membawa segelas jus jeruk dan makanan ringan. Ia menaruhnya diatas meja.
"Nih makan, kasian cuma dikasih minum doang sama mama." Kevin menyodorkan beberapa makanan ringan yang ia bawa.
"Tumben kamu peduli sama tamu, biasanya juga cuek-cuek aja." Ujar Liona yang heran melihat kelakuan anaknya.
"Yang ini kan beda." jawabnya sambil tersenyum kearah Vera.
Vera merasa canggung, bingung harus menanggapinya bagaimana.
"Ver temenin gue keliling-keliling daerah sini yok, gue belom tau kan," Kevin meminta Vera untuk menemaninya jalan-jalan disekitar rumahnya.
"Maaf ya kak sebelumnya, jangan panggil gue Ver kalo mau Ra." Protes Vera.
"Lah kenapa? Sama aja padahal."
"Gamau pokoknya gak boleh." Vera mencebikkan bibirnya yang terlihat menggemaskan bagi Kevin.
"Duh jadi gemes," Kevin berhasil membuat pipi Vera memanas.
Baru kali ini hati Vera menghangat kembali, setelah sekian lama ia menutup hatinya untuk tidak menerima siapapun lagi.
"Ih kakak apaan sih." Vera memalingkan wajahnya tidak ingin Kevin melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"Udah ayok temenin gue jalan-jalan."
"Yaudah iya, tapi gue pulang dulu ganti baju." Vera hendak berdiri dari duduknya.
"Ah gak usah udah gitu aja nanti lama lagi." Cegah Kevin.
"Ma ijin keluar dulu ya," Kevin meminta ijin pada Liona.
"Iya, hati-hati kamu bawa anak orang. Jangan lama-lama ini udah mau malem." Pesan Liona pada Kevin.
"Iyaa mama, Kevin jalan dulu." Kevin menarik tangan Vera keluar dari rumahnya.
"Jalan dulu ya tan." Ucap Vera cepat karna Kevin terus saja menarik tangannya.
Dengan perasaan yang tidak karuan, Vera mengikuti langkah Kevin. Kenapa perasaannya menjadi aneh seperti ini, ada apa dengan hatinya. Seperti sudah tidak dapat berfungsi secara normal karna bertemu dengan Kevin. Siapa Kevin, dia hanya orang yang baru saja Vera kenal. Apakah cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada? Vera sendiri tidak tahu perasaan apa itu.
***
Akhirnya ada yang bisa bikin hati Vera menghangat kembali🤗 setelah sebelumnya dingin kayak es mambo, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Fiksi RemajaKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...