Mereka sudah menaiki motor Kevin sekarang. Kevin melajukan motornya pelan karna pesan mamanya yang harus berhati-hati. Kalau tidak membawa Vera mungkin ia akan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Kita mau kemana?" tanya Kevin sambil fokus pada jalanan.
"Ya gak tau, kan kakak tadi yang ngajak gue keluar."
"Lah gue kan belom tau tempat-tempat yang ada disini, lo aja deh tentuin tempatnya."
"Kita ketaman aja yok," ajak Vera antusias.
"Ngapain ketaman? Mau maen perosotan?" jawab Kevin yang mendapat pukulan dipundaknya.
"Ish ya nggak lah, kita duduk-duduk aja dikursi taman sambil liat-liat sekitar taman aja. Biasanya kalo udah sore gini rame, seru kan tuh."
"Yaudah iya. Pegangan." Kevin menyuruh Vera untuk berpegangan karna ia akan menambah kecepatan motornya.
"Hah apa?" sepertinya Vera tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Kevin karna bisingnya kendaraan yang lewat.
Kevin menambah kecepatan motornya dan membuat Vera refleks melingkarkan tangannya dipinggang Kevin.
"Eh anjir gue kaget, bilang dong kak kalo mau ngebut." Vera mengomel sambil mencubit perut Kevin.
"Aduh sakit," ringis Kevin kesakitan.
"Untung aja gue gak jatoh, kalo jatoh gue kutuk lo jadi kodok," Vera dibuat kesal oleh kelakuan Kevin.
"Kan gue udah bilang tadi pegangan, lo nya aja bolot."
"Ih ko malah ngatain gue sih." Vera mencebikkan bibirnya, yang dapat terlihat oleh Kevin dari kaca spion.
Diperjalanan sesekali Kevin memperhatikan Vera dari kaca spion, tidak ia sadari senyumnya merekah melihat Vera yang sedang asik melihat jalanan yang ramai.
Sepertinya orang yang diperhatikan mengetahui kalau ada yang memperhatikannya. Vera mendapati Kevin yang sedang memperhatikannya dari kaca spion.
"Kakak liatin gue ya, hayo ngintip-ngintip dari kaca spion," yash Kevin tertangkap sedang memperhatikan Vera.
"Ng-nggak, gak usah pede lo. Gue tadi liat kebelakang bukan ke lo," elak Kevin gelagapan.
"Alah alesan."
"Tapi lo seneng kan gue liatin." Ucapan Kevin berhasil membuat Vera sontak melihat kearahnya.
"Apaan sih kak, nggak lah." Vera memalingkan wajahnya kesembarang arah.
Kevin hanya tertawa kecil melihat ekspresi Vera yang menurutnya menggemaskan.
Mereka sama-sama gengsi untuk mengatakan iya
Akhirnya mereka sudah sampai ditempat yang mereka tuju. Taman yang terdapat berbagai macam bunga itu membuat Vera berbinar-binar. Vera sangat menyukai bunga.
Vera turun dari motor dan langsung lari menuju taman bunga. Disusul oleh Kevin yang berlari kecil mengejar Vera.
"Wahhh bunganya bagus banget. Aaaa..gue sukaaa." Teriak Vera sambil meloncat-loncat seperti anak kecil yang mendapat mainan kesukaannya.
"Gak usah teriak-teriak juga, lo diliatin orang tuh," ujar Kevin yang sudah berdiri dipinggir Vera.
"Bodoamat yang penting gue seneng." Vera melirik sebentar kearah Kevin dan kembali menatap bunga-bunga yang mekar disore hari.
"Yaudah kita duduk yok, gak pegel lo bediri terus?" ajak Kevin yang dibalas anggukan oleh Vera.
Mereka duduk disalah satu kursi taman yang menghadap kearah bunga-bunga tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Ficção AdolescenteKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...